Perjalanan Rindu Menanti Dirimu
-Pernah Bertemu, Pernah Suka, dan Sempat Menghilang-
       Kembang api menghiasi langit malam, dihembus angin laut ditengah samudera, sebuah cincin emas kupersembahkan ditengah masa dinas, malam ini malam yang cerah untukku, malam  yang penuh dengan bintang, menyapa kebahagiaan, semua awak kapal berkumpul membentuk lingkaran, seragam dinas kebiruan kumal ditimpa peluh bekerja seharian. Kuambil sebuah cincin emas “Jerih payahku terkubur dalam sanubariku, tetesan keringatku jatuh menyatu dengan lautan, jiwa dan ragaku hanya untuk membela tanah airku, hatiku suci padamu negeri terikat padamu sang dewi” Ta!! Dari lubuk hatiku dan dari luasnya lautan yang kujelajahi dengan tulus kukatan “Maukah kau menemani perjalananku menyatu dalam ikatan suci dan bersama membentuk rumah tangga yang insani” “Jika ini ahir perjalananku maka sampai disini, aku akan berhenti, ajaklah aku bersamamu dalam perjalanan mencari ridho ilahi dengan ikatan yang suci bersama mengaraungi samudra ini” Seketika suasana menjadi pecah sorak ceria mereka bersahutan ditengah lautan, kembang api tanpa henti naik ke udara, warna-warni letusan terus bergantian, langit malam yang sunyi tampak indah malam ini. Pelukan hangat kudapati “Selamat ya” ucapan-ucapan hangat dari mereka teman seperjuangan, sesekali mereka memukul kepalaku merasa bahagia dengan apa yang kurasakan.
         22 April 2009 saat pertama kali aku bertemu denganya (Amelia) di sebuah perguruan tinggi di kota Bandar Lampung (UNILA), kantin kampus lurus memanjang dipenuhi mahasiswa mahasiswi yang duduk bersantai meluangkan waktu sejenak, aku duduk menunggu, menunggu sahabat perempuanku (Dinda), “Da” sapanya kepadaku. Hari ini ia tak sediri, ia ditemani sepupunya, “Siapa Far” tanyaku, “Sepupu” fokusku beralih pada pembicaraan tentang tugas-tugas kampus, beberapa tugas kampus harus diselesaikan dalam minggu ini, kamipun bertukar pikiran dan bercanda bersama sesekali Amelia bertanya dan memberikan masukan terhadap tugas yang kami selesaikan hari ini. Hari itu hari pertamanya aku bertemu dengan seorang wanita yang menurutku berpikiran dewasa, umurnya 3 tahun dibawahku saat ini Ia berumur 18 tahun, baru beberapa bulan yang lalu sejak ia menyelesaikan UN disebuah SMA 2 Krakatau Steel Cilegon.
    Aku merasa kagum dengannya, betapa tidak dalam beberapa waktu dengan mudah ia menyesuaikan diri dengan orang-orang disekelilingnya, berinteraksi dan dengan segera akrab seperti sahabat sendiri, “Anak ini cerdas” pikirku terlihat dari gaya bahasa yang ia gunakan dan  caranya memperlakukan lawan bicaranya.
       Satu hari telah berlalu sejak pertama aku mengenalnya, trik matahari siang ini membakar kulit, siang ini jalanan kota terasa padat dipenuhi kendaraan yang berlalu lalang, hari ini aku diminta sahabatku (Dinda) untuk menemani Amelia pergi berbelanja membeli beberapa oleh-oleh khas Lampung untuk dibawa ke Cilegon, langkahkku terus mengikutinya kemanapun ia pergi layaknya seorang Bodyguard, ditanganku keranjang belaja terisi penuh, sesekali kami tersenyum bersama saat kedua mata bertemu. Sejak saat itu aku mulai menyukainya!!
      Hari demi hari berlalu, satu bulan telah terlampaui, tak ada kabar kutemui, begitupun dengan rindu ini, rindu akan tawa dan senyumnya, lalu kepada siapakah aku menyampaikan rasa ini?, hatiku malu untuk meminta sahabatku memberikan No sepupunya (Amelia), terus kutahan rindu ini hingga disuatu pagi saat kumembuka sebuah akun media sosial yang telah lama kukunci sebuah pesan masuk dari Amelia “Terimakasih ya!! Udah mau nemenin Amelia satu hari ini J 087797022045 (23 April 2009)
      5 lima bulan berlalu masih tersimpan rindu ini untuknya, rasaku terus menggebu tak ada kabarpun menjadi rindu, kuberanikan diriku untuk menghubunginya hingga kudapati sebuah kabar ia telah berada jauh disana (Semarang) Ia diterima disebuah perguruan tinggi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang (PIP Semarang), senang aku mendengarnya tapi hatiku berkata “Semakin jauh aku darinya”, hanya tersisa satu hari penuh untukku berbicara denganya, esok ia telah berada di Asrama (dan sesuai dengan peraturan asrama para taruni dilarang membawa HP).
      15 menit terahir membawa kesan dalam untuk perasaanku, kini Amelia telah jauh disana mengejar cita-cita dan cinta akankah rasa ini tersampaikan padanya atau hanya sebuah pengharapan sesaat lalu kemudian menghilang, yang kutahu aku harus melupakan rasa ini, melupakan kenangan sesaat yang penuh arti, masa depanku telah menunggu, akan banyak rintangan didepan sana dan fokus menjadi tujuan utama, fokus akan cita-cita, dan cinta akan hadir dengan sendirinya.
    22 April 2016 saat ku mengenakan toga diatas kepala, para tamu undangan memenuhi tempat duduk yang disediakan,”Yudha Satria” langkah kakiku melangkah tanpa gentar, salah seorang guru besar memakaikan toga diatas kepalaku, senyum lebar penuh bahagia diwajahku, ahir dari harapanku yang terkabul. Hari ini, hari kebahagiaan yang akan selalu tersimpan didalam memori, saat melempar topi toga bersama, bersama mereka sahabat yang kukenal beberapa tahun yang lalu, sahabat yang selalu menemaniku dan mampu meredam setiap emosiku.
      Seseorang datang dengan tiba-tiba “Da” sapanya lembut, Terdiam, terpaku, seolah tak ku percaya Seorang wanita dengan seragam berwarna kebiruan, seragam taruni pelayaran, dia Amelia seorang perempuan yang kukenal satu tahun yang lalu, seorang yang dahulu pernah mengambil rasaku, disaat aku belajar melupakannya ia hadir kembali dengan sendirinya, kejadian satu tahun yang lalu terulang kembali tepat ditanggal 22 April 2009 kali pertama aku berjumpa denganya, bibirku tersenyum simpul penuh bahagia, jawaban dari setiap do’aku terkabul, 22 April 2010 dua kebahagian yang kudapati 1. Mendapat gelar Sarjana (Sarjana Tekhnik Mesin) 2. Dipertemukanya kembali dengan Amelia.
    Tak pernah kubayangkan sebelumnya hari ini akan berahir seperti ini, tuhan selalu mempunyai rencana dibalik sebuah ceAmelia karena ini adalah sebuah sekenario yang mengesankan yang ia tulis dalam bentuk sebuah bingkai kehidupan. Beberapa bulan yang lalu adalah masa-masa sulit bagiku dimana aku harus menanggu rindu yang terbuang, dimana aku harus menghapuskan rindu yang tersimpan, tetapi disaat aku berusaha mengubur rindu itu ia kuatkan rindu itu dengan kehadiranya (Amelia), mungkin ini yang dimaksud dengan kebahagiaan diatas kesabaran.
      2 dua jam waktuku kuhabiskan bersamanya (Amelia) bersama sanak saudaraku yang berkumpul bersama, rinduku terobati, dalam dua jam aku berbagi denganya, berbagi ceAmelia, cinta, ceria, kebahagiaan, hingga Ia harus meninggalkan tempat ini dan kembali mengudara menuju Semarang. Cukup untukku pertemuan ini termikasih Amelia, singkat namun mudah untuk diingat. Hingga sampai saat ini perasaan inipun tak kunjung tersampaikan, sepertinya aku harus mengubur dalam perasaan ini hingga akupun lupa dimana aku menguburnya.
     1 Juli 2010 akhirnya akupun diterima bekerja disebuah perusahaan kapal dan mendapat bagian tekhnisi mesin kapal, hari ini, hari pertama aku bekerja beberapa mesin kapal perlu perbaikan, mesin-mesin tua selalu menemani hari-hariku, hingga aku mendapatkan status sebagai pegawai teladan, aku yakin bahwa tak ada usaha yang sia-sia dan aku yakin bahwa setiap tetes keringat akan dibalas dengan ribuan kebahagiaan dan aku selalu percaya itu hingga aku mendapatkan posisi kepercayaan sebagai Captain tekhnisi mesin kapal, hari-hariku disibukkan dengan Dead Line yang memucak hanya sedikit waktu istirahat yang kuterima, berbulan-bulan aku dalam pelayaran yang tak kunjung pulang walapun rindu datang menghadang.
      Amelia benar-benar telah menghilang dari rinduku terbawa kencangnya angin lautan, hanya kerja-kerja dan bekerja pikirku tak ada lagi rasa untuk seorang terkasih, setiap paginya mataku memandang lautan, tanganku mengelus besi-besi kapal yang kasar, berlabuh perilah utama untukku, bersantai sejenak setelah bekerja beberapa bulan penuh, hingga aku kembali kelautan.
   Hampir 4 empat tahun lamanya, aku bekerja dan mengabdi untuk beberapa perusahaan kapal, hingga hatiku terabaikan, lautan dan kapal dua hal yang tak dapat dipisahkan dari hidupku, ada saat dimana aku benar-benar merasa lelah, ada waktu disaat hatiku mulai merindu, merindu kenangan yang telah lalu yang dulu pernah terlupakan. Delapan tahun lamanya sejak aku berhenti untuk menjalin hati, beberapa wanita yang sempat hadir dan mengisi hati, terlihat senyum kecil diwajahku mengenang kenangan yang telah lalu, lima tahun yang lalu saat seorang itu hadir dengan senyuman, mengabil alih rasaku dan menyisakan rindu yang terlupakan. Kini aku hanya dapat mengenang moment-moment yang telah lalu berharap hari esok akan kudapati sebuah kepastian dari sang Ilahi, terlebih lagi karena hati ini kosong tak ada yang mengisi hanya Dead Line yang terus menanti.
     20 Desember 2013 disebuah kapal besar pengangkut minyak, hari dimana aku dipindahkan dan mulai bekerja untuk perusahaan kapal pengangkut minyak, sebenarnya aku sedikit keberatan dengan keputusan ini, tapi ini adalah jalan yang telah kupilih, akhirnya aku menerima keputusan ini hingga suatu hal yang telah lama kulupakan terulang kembali dalam bentuk pertemuan, seorang wanita dibalik kemudinya (Nakoda) mengatur pelayaran pagi ini, rambutnya pendek sebatas telinga, aku terdiam didepan pintu masuk ruangan, “Wanita itu? sepertinya aku mengenalnya”, rasaku bergejolak mengingat kembali ingatan-ingatan yang telah hilang, entah kenapa hatiku menjadi gugup, terdiam, melihat dari balik kaca pintu. “Kreekk (membuka pintu)” mata kamipun bertemu, benar saja ia adalah wanita yang pernah kukenal, wanita yang pernah memberi rasa walau untuk sesaat, wanita yang kubuang rinduku untuknya, wanita cerdas yang mengambil rasaku,  “Captain Amelia” ucapku, “Siap” jawabnya, ruangan lengang mata kami bertemu “Apakah ia benar Amelia yang pernah kukenal?” seketika ia memeluk tubuhku, isak kecil terdengar ditelingaku “Selama ini kamu kemana?, disaat hari kelulusanku kamu tak datang menemenaiku?, Aku menunggu saat itu” “Bahkan kabar dan suratpun tak kudapati” Isaknya terdengar makin keras, bahuku basah, air matanya terus mengalir. Perlahan tanpa kusadari air mataku mengalir membasahi pipi, terdiam, memeluk erat tubuhnya, rinduku kembali dan rasaku tersampaikan, rindu yang dulu sempat kubuang dan rasa yang dulu telah kulupakan, seketika semua itu tersampaikan.
        Lima hari telah berlalu sejak saat itu hingga aku sedekat ini, pekerjaanku menjadi menyenangkan hari-hariku diisi kebahagiaan, sesekali aku bertemu denganya untuk menanyakan sesuatu yang itu tak cukup penting bagiku, aku merasa bahagia didekatnya, aku merasa bahagia berbagi denganya “Sepertinya rasa itu telah kembali”.
      Suatu hal yang tak patut kuingkari “Kesehatan dan Kesempatan”, bertemu denganya adalah kado terindah bagiku, 4 empat tahun lamanya aku bersabar merindu, 4 empat tahun lamanya aku belajar melupakanya, tapi engkau (Allah) selalu mempunyai cerita terbaik, disaat aku lelah dari pekerjaanku, dan hatiku lelah menunggu, engkau hadirkan Dia (Amelia) untuk menghiburku “Aku berharap dia akan selalu menemaiku”, kini aku yakin besarnya kuasamu (Allah) “Bahkan sebongkah es yang mencair dilautan akan kembali membeku, Jika itu atas kehendakmu”, semua ini adalah jawaban atas setiap do’aku, hatiku mungkin telah melupakanya tapi Ia selalu tersimpan dalam do’a, suatu ikatan yang kuat yang kugantungkan atas nama Ilahi hingga aku bertemunya kembali seperti saat ini.
“MENUGGU ADALAH PERKARA KESABARAN JIKA KAU LELAH MENUNGGU MAKA SIMPANLAH RINDU ITU DALAM SETIAP DO’AMU IA AKAN MENJAGA RINDUMU SELALU, HINGGA DO’AMU MEMBERI JAWABAN ATAS SETIAP USAHAMU”
   28 Desember 2013 Ahir dari penantianku, diatas kapal ditengah samudra biru, aku menghalalkanmu, satu minggu telah berlalu sejak kita bertemu, perasaan ini terus menggebu hingga takdir ini mempertemuakanku dengan mu, dalam ikatan rasa, ahir dari kisah menunggu. Teriak sorak mereka pecah, puluhan kembang api kembali mengudara menghiasi langit sunyi, warna-warni kembang api tanpa henti menghiasi malam ini “Esok kita akan bersama mengarungi samudera, berdua selamanya”, pakaianku basah penuh dengan peluh sebagai saksi atas perjuanganku, sebagai saksi atas penantianku, sebagai saksi atas pengorbananku, Terimakasih Istriku untuk beberapa waktu yang lalu, untuk perasaan yang sempat terbelenggu, untuk hati yang selalu menunggu, dan untuk sebuah kisah yang kusebut “PERJALANAN RINDU MENANTI DIRIMU”
Dimana Kapalmu Bersandar Disitu Hatiku Berlabuh
***
    Setiap cerita mempunyai batas ahir setiap cinta mempunyai tempat terlahir, terlahir dari rasa ketertarikan, empat tahun lamanya aku menahan rasaku membuang rindu yang sempat menghampiriku, aku sadar akan perasaan ini, perasaan yang tak pernah tersampaikan sebelumnya, dalam sabar kumendekap rindu hingga pertemuan itu kembali menghampiriku dan dengan izinya aku menghalalkanmu.
        Allah memberikanku waktu pertemuan yang singkat tapi penantian yang lama, “MUNGKIN DIA (ALLAH) INGIN SEDIKIT MENGUJIKU DENGAN KESABARAN” tapi dibalik kesabaranku tuhan memberikanku cerita yang berbeda ia menghadirkan ku sesosok wanita yang menguatkanku saat aku merasa lemah, yang membimbingku disaat tersesat, yang mengingatkanku saat aku salah.
       Aku menyadari kejadian beberapa tahun yang lalu adalah kejadaian yang terjadi karena tidak adanya kedewasaan diri, Pacaran Putus – Pacaran Putus – Pacaran Putus begitu siklus pacaran tanpa ada hubungan yang serius, Pacaran hanya menyita waktu, bermain-main dengan yang tak pasti, lalu kemudian putus dan memulai lagi dari awal dari tahap PDKT, tahap PDKTpun waktunya bisa sampai berbulan-bulan hingga jadian dan satu minggu kemudian putus dan kembali ketahap awal, begitulah siklus pacaran selalu berulang, bahkan banyak cerita hubungan seriuspun bisa putus, tak ada kejelasan yang didapat dari suatu hubungan, hingga aku berada pada titik jenuh, pada titik dimana aku memutuskan untuk segera melamar jika memang itu baik untukku. Memang berat bagiku untuk menanggung semuanya tapi berkat kesabaran dan tekadku aku berhasil keluar dari siklus itu, hingga aku memutuskan untuk menghalalkan sebelum semuanya menjadi haram (milik orang lain).
“HALALKANLAH SEBELUM DIHARAMKAN, CINTAILAH SEBELUM MENCINTA TAK ADA HASIL DARI TEKAD YANG KUAT DAN TAK ADA KEBAHAGIAN DARI TIAP TETESAN KERINGAT”
             Sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan dari jenis kalian sendiri, dan Allah akan memberikan sesuatu yang baik untukmu, dan Allah akan menjauhkan sesuatu yang baik menurutmu tapi tidak baginya,.
“JADI JANGAN KHAWATIR, MASALAH JODOH ALLAH YANG MENGATUR, IA AKAN MEMBERIKAN YANG TERBAIK MENURUTNYA DAN YANG PANTAS UNTUK KITA, TERUSLAH MERUBAH DIRI MENJADI INSAN YANG KAMIL”

MAWAR DAN HUJAN

Posted on 07.32
MAWAR DAN HUJAN
Hujan!. Begitu aku mendengar suara rintiknya diluar sana. hujan mengingatkanku dengan suatu kata “Turun yang dinanti dengan caci dan maki”. Terkadang hujan dinanti tapi terkadang juga hujan dimaki. Banyak orang bercerita tentang hujan, tentang bagaimana caranya mengenang dan melupakan.
         Satu minggu telah berlalu sejak hujan mulai turun dikotaku,  sejak saat itu aku mulai menjaga jarak, jarak yang sebenarnya tak ingin kubuat, tapi sepertinya mawar telah layu akibat kemarau satu minggu. Kepastian yang tak kunjung datang yang selalu dinantikan sang mawar, mawar selalu berharap langit menjadi gelap dan turun hujan, tapi apa yang dinanti tak seperti apa yang diharapkan, hari-kehari kian berlalu sang mawar selalu berharap agar hujan turun tanpa dia (Mawar) harus berharap. Sang mawar selalu menanti hingga daun-daunya mulai layu dan mawar merah mulai berubah menjadi kehitaman, dan membusuk.
         Kini mawar mulai melupakan semuanya, secara perlahan ia mulai menjaga jarak hingga perasaan itu menghilang dan diambil sang awan (pemilik segalanya - dialah awal dari terciptanya hujan, dan dialah awal dari perasaan ini, perasaan antara mawar dan hujan. Kini mawar telah layu ia hidup dari merasakan sejuknya angin yang berhembus tanpa merasakan kembali dinginnya hujan, dia berharap kepada sang awan, suatu saat nanti hujan akan turun kembali, meski kini tubuhnya telah layu dan hampir mati.
Hari ini, satu minggu telah berlalu sejak sang hujan mulai turun, cuaca terasa begitu panas, langit biru membentang luas, terlihat segumpal awal mendampingi langit biru siang ini, tak ada tanda akan turunya hujan, sepertinya sang mawar harus menyerah dengan kehidupanya / perasaanya, sepertinya hari ini hari terahir ia menatap awan tanpa melihat hujan, sepertinya hujan benar-benar enggan untuk turun kebumi. Tetapi segumpal awan tersenyum kepada mawar, yang membuat mawar merasa kebingungan?, Apakah sang hujan akan turun? Tapi sepertinya Tidak!
Sang mawar terunduk layu dan berkata:
 “Jika ini ahir dari perjalananku, maka biarkanlah aku layu diatas tanah tumbuhku, biarkanlah tubuhku menyatu dengan bumiku, yang kelak hujan akan membasahinya (tanah tumbuhku) dan hara akan menyampaikan perasaanku kepada setiap tetesan hujan yang mengalir membasahi tubuhku”
Satu persatu kelopak sang mawar mulai berguguran, menyisakan 3 tiga kelopak mawar yang masih kuat merah merekah, tiga kelopak itu adalah (mimpi, harapan, dan janji) mimpi untuk bertemu kembali, harapan yang mungkin terjadi, dan janji dari hati untuk selalu mengawasinya walaupun tak dinanti) tiga kelopak itu melambangkan keteguhan hati sang mawar, yang membuat ia seolah kuat bertahan menanti sang hujan.
Sore ini tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya membangunkan mawar yang tertunduk layu, membasahi tanah tumbunya, mendingikan tubuhnya yang hampir mati, perlahan tubuh sang mawar menjadi kuat tegak lurus keatas, tiga kelopak mawar yang tersisa basah disirami tetesan hujan yang jatuh, merah merkah menantap sang hujan yang datang menghamipirnya, sang mawar hanya tersenyum keatas (meratapi hujan) tanpa sempat untuk berkata, ia hanya terpaku dalam diam dan terus memandanginya. Apa yang ia tunggu dan apa yang ia harapkan datang dengan tiba-tiba, mungkin ini adalah jawaban dari isi hatinya, mungkin ini jawaban dari indahnya senyum sang awan. Ia menghadirkan sang hujan disaat sang mawar mulai layu dalam keteguhanya.
Setiap keteguhan yang kau miliki setiap impian yang kau yakini  suatu saat akan menjadi janji, janji untuk terkabulnya harapan dan mimpi, mungkin tuhan akan mengujimu melebihi batas yang engkau miliki tapi percayalah tuhan tak akan mengujimu melebih batas kemampuanmu, itu hanyalah sebuah rasa keputusasaan dari orang-orang yang mudah menyerah. Begitupun dengan perasaan / cinta, mungkin disuatu sisi ia akan menjauhkanmu dengan seorang yang amat engkau cintai karna ia tahu ia tak baik untukmu atau ada yang lebih baik dari itu, ia mengetahui apa yang baik untukmu dan apa yang tidak, teruslah bersabar dalam menantinya hingga tuhan mengatakan ia pantas untuk engkau dan pantas untuk kau tunggu seperti halnya kisah mawar dan hujan.


MIMPI, HARAPAN, DAN JANJI ADALAH HAL YANG  AKAN MEMBUATMU MENJADI KUAT, BERUSAHA DAN WUJUDKAN