SAHABAT GAGAL CINTA
Kelas XI IPA 2 SMAN 1 Terbanggi
Besar, Lampung tengah, saat mataku tertuju pada seorang wanita, wanita itu
berdiri tepat didepanku menatap papan pengumuman pembagian kelas dan jurusan.
Dalam benakku bertanya apakah ini Yeni yang sering dibicarakan sahabatku
(Irfan. Irfan adalah sahabat smpku yang juga bersekolah di SMAN 1 Terbanggi
besar), wanita itu terlihat cantik dan ayu dengan kulitnya coklat manis
yang begitu khas. Ingin ku tahu namanya, tapi aku baru disini, belum cukup
berani untuk memulai percakapan dengan lawan jenis yang belum kukenal.
Ruang kelas XII IPA 2, semua
siswa-siswi terlihat bergembira dengan kelas barunya, beberapa orang terlihat
asik mengobrol dipojokan kelas, begitu suasana ini terasa indah dengan
teman-teman baru. Aku belum cukup mengenal mereka, hanya beberapa yang aku
kenal. Tapi! aku merasa begitu nyaman berada dikelas ini, mereka juga
sebaliknya begitu peduli terhadap sesama.
Aku masih begitu penasaran dengan
Yeni Afifah yang sering dibicarakan irfan, ia bilang Yeni adalah anak yang
pendiam, manis, dan santun. Mataku terus mencari nama itu, tapi mulutku tak
mampu untuk bertanya. 3 tiga minggu telah berlalu sejak hari itu, kini aku
telah memiliki beberapa teman akrab, yang menurutku mereka asik dan mengerti
tentang diriku. Tapi dimanakah? Pemilik nama Yeni Afifah itu, yang membuatku
begitu penasaran, satu hari setelah itu, aku bertemu dengan pemilik nama Yeni,
kuberanikan diriku untuk bertanya? Ternyata ia tak seperti apa yang sering
dibicarakan sahabatku (irfan). Ia lebih dari itu, lebih dari segalanya, dan dia
adalah seorang wanita yang sedap di pandang, tidak membosankan untuk dilihat serta
pendiam.
2 dua bulan telah berlalu kamipun
menjadi semakin dekat dan dekat dengan rasa kekeluargaan yang melekat kuat,
bersama kelas XI IPA 2 aku menghabiskan hampir separuh waktuku disekolah. Bell
istirahat berbunyi, kulihat Yeni dikantin sedang asik bersama teman-temanya,
kuberanikan diriku untuk mendekatinya, kulihat diantara mereka ada teman
sekelasku dulu, yaitu; Aqilah. Semakin tinggi kepercayaan diriku untuk
mendekatinya. Hingga kamipun bercakap-cakap dengan begitu asiknya dan tanpa
kusadari aku meminta No Handphonenya secara langsung. Enah kenapa, sejak aku
bertemu denganya (Yeni) aku merasa ingin lebih dekat dari sebelumnya. Aku ingin
mengenalnya lebih dari kenal, lebih dari teman, aku ingin mengenalnya lebih
dari semuanya.
Malam itu aku
mulai nmengiriminya pesan singkat, dengan kedok tanya PR Kimia, responya pada
saat itu masih dibilang biasa, dalam semalam tidak lebih dari 20 pesan singkat
yang aku kirim, disitu aku mulai bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi
padanya, disitulah rasa ingin tahuku semakin dalam, mulai dari memperhatikanya
didalam kelas, hingga aku bertanya-tanya pada sahabatnya, namun apa yang aku
dapatkan, ternyata dia telah menjadi milik kakak kelas (pacaran dengan kakak
kelas yang bernama Reza). Itulah alasanya kenapa ia membalas pesanku tak lebih
dari 20 kali dalam semalam. Tapi itu tak masalah bagiku, kan kubiarkan diriku
terus menunggu.
Hari demi hari rasaku semakin memuncak rasaku
tak tertahan lagi dan seakan-akan mau meledak, pada saat staditur kenakikan
kelas (XI – XII) ke Bali aku mencoba untuk selalu ada didekatnya mendampingi
dan selalu menjaganya. Setiap malam aku selalu menghampirinya untuk melihat
wajah manis di tidurnya, sesekali aku membenarkan / memberikan selimut
untuknya.
Malam hari
tibalah kami dipulau dewata bali, tempat pertama yang kami datangi adalah Tanah
Lot. Sebuah tempat yang katanya keramat tapi menarik, malam ini air laut sedang
surut terlihat karang-karang kecil membentang hingga keseberang kesebuah pure
di tengah laut. Penuh rasa penasaran, perlahan bersama-sama kami melangkahkan
kaki menuju keseberang. Disana kami bersenang-senang melepaskan penat seharian
menikmati setiap moment di tanah Lot, angin malam berhembus melewati pundakku,
terasa penat rasanya, tapi penuh bahagia dalam hati, saat bisa menikamti semua
ini bersama mereka kelas XI IPA 2.
Malampun
semakin larut, sedikit melepas penat aku
merbahkan diri diatas kasur empuk Darmadi Hotel. Dua jam telah berlalu,
kudengar malam ini kami akan segera menuju pantai kute yang letaknya tak jauh
dari hotel. Ditengah perjalanan aku mendengar kabar bahwa Yeni sedang sakit.
Tanpa pikir panjang segera kucari obat-obatan untuknya. Kubawakan padanya obat
untuk malam ini. Setidaknya bisa sedikit meredakan sakit pada dirinya.
Malam ini aku
bersama mereka (teman-teman kelas XI IPA2) termasuk Yeni yang kurang sehat,
berjalan kaki menuju pantai kute. Saat dipantai kute kami sangat takjub melihat
ombak yang tinggi dan pasir yang halus. Kami duduk-duduk di bibir pantai,
menikmati setiap hebusan angin laut malam yang datang. Tak lama kemudian Aqilah
mengajakku, Yeni, dan Eko untuk menghampiri air laut, disana kami berteriak
bebas dengan tangan saling menggenggam diangkat keatas. Entah kenapa saat kami
berteriak, teriakan Yeni berbeda dengan terikan kami bertiga, AAAAAA.... I
LOVE YOU!!, teriaknya.
Beberapa saat
setelah itu tiba-tiba ombak tinggi datang menghampiri kami, ombak itu setinggi
lutut, dan cukup kuat sehingga membuat sepatu Yeni dan Aqilah terbawa ombak, Seketika
aku dan Eko dengan tanggap segera menyelamatkan sepatunya, dengan susah payah
kami mengambilnya dari seretan ombak, dan membuat separuh pakaian kami menjadi
basah terkena deburan ombak.
Tak terasa
sepuluh hari telah berlalu sejak kami staditur bersama. Hari ini kami akan
pulang kelampung, tapi sebelum itu kami singgah kebandung untuk membeli
beberapa kenang-kenangan. Disitulah awal kisah persahabatan dan cintaku
dimulai. Aku berjalan dari satu toko ketoko lainya untuk membeli oleh-oleh,
tiba-tiba aku teringat sesuatu, aku teringat akan hari kelahiran Yeni ( 1
Januari 1994), otakku mulai bekerja, aku ingin memberinya hadiah dihari ulang
tahunya, tapi hadiah apa yang cocok untuknya, dengan uangku yang sangat
terbatas. Aku ingin membelikanya sebuah jaket yang nantinya dapat ia pakai
dikala ia kedinginan. Di sebuah toko pakaian di cibaduyut, kumelihat jaket
berwarna ungu, putih. Ini pas pikirku karna kutahu Yeni sangat menyukai warna
ini, dan harganyapun tak begitu menguras kantong. Jadi ini adalah hadiah yang
cocok untuknya, pikirku.
Akhirnya aku
mengajak teman-teman untuk memberikan kejutan di hari kelahiranya. Kami sekelas
merencanakan sesuatu pada malam hari, dan merekapun sangat setuju dengan
rencana yang aku buat, yaitu: pada jam 12 kami membangunkan Yeni dengan
menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun (Jamrud) di iringi dengan kejutan dan
hadiah yang akan kami berikan. Dengan kado yang telah kupersiapkan
sebelumnya, aku menunggu dibalik pintu bus, menunggu pukul 12.00, aku merasa
sedikit gugup memberikan kado ini, tapi ini untuk sahabatku, sahabat yang
sangat kucintai.
Pukul 12.00
seketika, serentak kami bernanyi bersama, berteriak selamat ulang tahun.
Tersentak ia terbangun dari tidurnya dengan muka kusam penuh bahagia, terlihat
ia seperti kebingungan tapi penuh bahagia. Aku berjalan kedepan menghampirinya,
memberikan kado dalam gengagaman, Selamat Ulang Tahun Ya! Yen, semoga tambah
dewasa, berbakti kepada orang tua, dan diberikan kesehatan yang lalu, di hari
ulang tahunmu yang ke- 17 ini aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Selama ini
aku selalu memperhatikanmu, dan itu membuatku jatuh hati padamu. Aku sayang kamu,
mau nggak kamu jadi pacarku. Suasana diam seketika, membiarkanku bicara
dengan leluasa. Jawabnya nanti aja ya?, ucap Yeni. Kamipun saling tawar
menawar mengenai jawaban dari cintaku, dimulai dari tujuh jam, dua jam, hingga
sekarang, aku membujuknya untuk memberi jawaban, segera. Nanti aja Ya?, ucapnya
tersenyum manis.
Keesokan
harinya, dirumah, Tringgg,,,,Tringgg,,,, Diatas Aquarium rumah,
handphone ku berdering kencang, terlihat diatas layar Handphone, Panggilan
masuk Yeni Afifah, tanpa pikir panjang segera kuangkat telfonya, Hallo, Yen,
Sehat? Tanyaku basa-basi, Alhamdulilah sehat selalu pip, Owg,, Ya Pip!
Mengenai yang semalem, Aku masih mau fokus belajar?, Maaf aku belum bisa nerima
kamu, jawabnya simple menolakku. Hatiku terasa tertikam, remuk, lelah
dengan semua usaha yang kulakukan, semuanya seolah sia-sia dengan pengorbanan
yang kulakukan. Owg, Ya Yen Gpp kok, tapi kita masih temenankan, jawabku
tegar, mencoba menenangkan hati ini, Aku ingin setelah ini, jangan ada yang
berbuah, jangan ada jarak diantara kita, aku ingin tetap bisa dekat denganmu.
Makasih untuk jawabanya, Hehehe, Jawabku tertawa kecil penuh tekanan.
Kamis 17
November 2011, diruang kelas, pagi ini sebelum jam pelajaran dimulai, aku
bersamanya (Yeni) asik mengobrol, tiba-tiba aku merasakan sakit dibagian
perutku, tapi biarlah mungkin ini hanya sakit biasa, pikirku, mencoba menahan
dan tetap fokus pada topik pembicaraanku. Selang berapa menit kemudian, ibu Hartini
guru mata pelajaran Fisika memasuki ruang kelas. Sakit ini semakin lama
menjadi, Masih sakit Pip? Tanya Yeni. Bu,, Bu,, Har,, Apip sakit bu, teriak
Aqilah memberitahu ibu Har. Seketika teman-teman kelas XII IPA 2
mengerumuniku, melihatku yang kesakitan, Pip,, Pipp,, Kamu kenapa? Tanya
teman-temanku, tapi aku tak menghiraukan semua itu, perutku semakin lama
semakin sangat sakit, aku hanya diam menahan sakit ini, hingga beberapa temanku
membawaku keruang UKS. Diruang UKS aku diberi beberapa obat, tapi selang
beberapa menit aku dibawa kerumah sakit terdekat, mereka menyarankan untuk itu
semua. Telihat teman-temanku mengantarku ke mobil sekolah, mereka semua
terlihat khawatir, dan sedih melihat keadaaku saat ini, mataku tertuju pada
Yeni, ia terlihat begitu sedih wajahnya terlihat murung dengan matanya yang
mulai berlinang. Mereka semua memang perduli terhadapku!!
Jum’at 17
November 2011, Rumah sakit Islam Asyifa, Terbanggi besar, dengan infus
ditangan, aku terbaring lemas diatas kasur empuk hijau, kudengar dari dokter
aku terkena radang usus, usus dua belas jariku luka parah, belakang ini memang
aku sering mekonsumsi rambutan merah secara berlebihan, dokter menyarakan untuk
merawatku untuk beberapa hari kedepan. Terdengar samar suara ramai didepan
pintu. Creekk.. pintu rumah sakit terbuka tiba-tiba, senyum mereka hangat
menyapa, Pip, ucap teman-temanku mendekat, Gimana, Udah Baikan?,
Tanya mereka. Tanpa memberi kabar terlebih dahulu mereka semua teman-teman
XII IPA 2 datang dengan tiba-tiba, datang untuk menghiburku, membuatku merasa
bahagia dan sedikit membuang rasa sakitku. Betapa bahagianya aku saat ini,
bahagia yang tak bisa ku ucapkan ditengah sakit yang kurasakan, betapa tidak
disaat aku sedang terjatuh sakit mereka datang menjengukku, disaat aku bersedih
mereka datang menghiburku, dan disaat kesusahan mereka datang membantuku, dan
semua itu tanpa perlu aku memintanya, mereka adalah teman-temanku lebih dari
sekedar teman, sahabat, mereka lebih dari itu, mereka adalah keluarga baruku.
Pukul 11.30,
terdengar suara ngajian dari masjid diluar sana. Mereka (teman-temanku) meminta
pamit sebentar untuk sholat Jum’at dan sebagian lainya mencari makan siang.
Satu persatu mereka meninggalkan ruangan ini, jelas terasa sepi saat tiada
mereka disini. Pintu kamar tertutup kembali. Selang beberapa menit, pintu itu
kembali terbuka, ternyata Vera (Vera adalah wanita yang saat ini menyukaiku, ia
adalah anak dari SMK 3 Bandar Jaya), terlihat parsel ditanganya, ia datang
menjengukku dan duduk tepat disebelahku, ia bertanya seputar penyakit yang
kuderita, memberikan nasihat serta semangat, begitu asik aku mengobrol hingga
lama kelamaan aku merasa mulai mengantuk efek obat yang aku minum sebelumnya,
dan akupun tertidur didekatnya dengan tangaku dalam genggamanya.
Seketika aku
terbangun dari tidurku, kulihat sekelilingku penuh dengan teman-teman yang
ingin memninta pamit pulang, tanganku terasa ada yang mengengam, kulihat
tanganku dalam genggaman Vera, seketika, segera kulepaskan dari genggamanya, Pip
kami mau pulang, Ucap salah seorang temanku, belum sempat aku berkata Iya,
kulihat Yeni dibelakang sana, ia terdiam, wajahnya terlihat murung penuh
kecewa, segera ia menghapiri ibuku yang berdiri didekat sana, ia meminta pamit
untuk pulang, dan segera meninggalkan ruangan tanpa mengucapkan sepatah katapun
kepadaku. Yen,, Mau kemana?, tanya Aqilah, ia berlari keluar
meninggalkan ruangan, bahkan sepatunyapun tertinggal diruangan, ia berlari
pulang, Aqilah dan lainya menyusul dibelakang. Aku tahu apa yang ia rasakan
saat ini, ia kecewa denganku, ia melihat tanganku yang bergenggaman langsung
dengan wanita yang tak ia kenal (Vera) dan wanita itu berada tepat disebelahku
berdua didalam ruangan, aku tahu apa yang ia pikirkan, yang ia pikirkan saat
itu aku telah memiliki pacar, aku tahu apa isi hatinya SAKIT saat melihat dia
yang kau sayangi bersama orang lain. Kami memang tak memiliki hubungan apapun,
hubungan kami hanya sebatas sahabat, tapi aku tahu apa isi hatinya, ia
menyukaiku meskipun ia pernah menolakku.
Ruangan ini
terasa sepi, mereka semua telah pergi meninggalkanku sendiri, masih terpikir
dibenakku kejadian tadi, sepertinya Yeni benar-benar menyukaiku, aku merasa
sangat bahagia mengetahuinya, tapi aku sedikit merasa bersalah kepadanya atas
kejadian tadi. Jujur aku sangat senang hari ini. Trinnngg,,,, Trinnggg,,,
Ponselku berdering. Hallo,, ucapku, mengangkat telfon dari salah satu teman
kelasku (Eko), ia mengatakan bahwa Yeni menangis diluar, diteras rumah
sakit, ia menangis tersedu, dan mengatakan: Apip Jahat, Apip Jahat, dengan
suara yang samar. Ia menangis karena melihat Vera menggenggam tanganku.
Benar apa yang aku pikirkan Yeni memang menyukaiku.
Sabtu 18
November 2011. Hari ini aku diberi izin oleh pihak rumah sakit untuk
meninggalkan ruangan ini, dokter bilang kesehatanku telah membaik. Perlahan
dokter mencabut jarum infus ditanganku, darahku mengalir keluar, kapas putih
ditangan penuh dengan darah, tiba-tiba kepalaku terasa pusing melihat darah
yang mengalir, seketika aku pingsan melihatnya (aku memang phobia melihat
darah). Beberapa jam kemudian, perlahan kubuka mataku, terlihat disebelahku
duduk seorang wanita, wanita itu adalah Yeni ditemani Riris mereka menjenggukku
untuk yang kedua kalinya. Tak pernah ku menyangka sebelumnya ia akan
menjengukku kembali, apalagi setelah kejadian kemarin. Ia menjengguku untuk
memastikan kondisiku saat ini, ia begitu perhatian kepadaku, apalagi kali ini
ia hanya berdua di temani Riris (teman kelasku), hanya beberapa patah kata yang
ia sampaikan, hingga mereka meninggalkan ruangan ini. Tak lama setelah mereka
pergi meniggalkan ruangan ini, orang tuaku menghampiriku dan bercerita mengenai
kejadian saat aku jatuh pingsan, ia bilang Aku mengingau memanggil nama Yeni,
beberapa kali ulang. Tapi jujur aku tak merasakan semua itu, karena mungkin itu
adalah alam bawah sadarku yang bicara.
Sabtu, 21 April
2016, Pagi ini perasaanku sedikit tidak enak, badanku terasa panas dengan batuk
dan flu yang menghampiriku, akhirnya pagi ini kuputuskan untuk tidak berangkat
kesekolah, Ngapain juga sekolah? Ga ada kegiatan apa2, Orang udah UAS,
paling cuman kumpul2 kayak kemaren2, begitu pikirku. Lewat sms aku
memberitahu Yeni, bahwa hari ini aku tidak berangkat kesekolah. Beberapa kali
pesan masuk darinya, ia memintaku untuk segera datang kesekolah, tapi aku masih
malas untuk datang kesekolah, hingga ia benar-benar memaksaku untuk datang
kesekolah. Akhirnya akupun memutuskan untuk berangkat kesekolah dan menemuinya.
Dikantin
sekolah terlihat Yeni tengah bersama sepupunya, ia tampak asik mengobrol dengan
Gugik (sepupunya), segera kuhampiri dan mengambil tempat duduk tepat didepan
mereka berdua. Apa yang terjadi? Disana aku hanya diam tak bicara sedikitpun,
aku dianggap seolah tak ada, mereka berdua mengobrol dengan leluasa sambil
tertawa tanpa pernah mengajakku berbicara. Beberapa teman yang ada disekitarku
memanasiku Pip,, Gue punya juga saudara, tapi ga sedekat itu, itu namanya
pacaran mah, teriak mereka dari belakang.
Beberapa menit
telah berlalu, aku benar-benar dianggap tak ada, Yeni yang tadinya memintaku
untuk menemuinya malah asik bersama sepupunya. Apa ini maksudnya? Pikirku, Apa
ia sengaja ingin mempermaikanku?, lama kelamaan aku merasa malu dibuatnya, perlahan
rasa emosiku memuncak. Kupukul keras meja kantin dan segera meninggalkan
mereka. Malu sangat aku dibuatnya, sambil menggerutu penuh emosi aku berjalan
pulang, dan segera mengirim pesan singkat untuknya “Mulai sekarang jangan
pernah mengaturku lagi, Urus saja urusanmu, Ga usah ngurusin urusan gua lagi”.
Setelah pesan itu, hubungan kami
menjadi semakin renggang dan renggang. Tak ada lagi sms darinya, dan tak ada
lagi kata untuk kami berbicara, semuanya telah berahir. Hingga saat ini 4 empat
tahun sudah kami tidak pernah bertemu lagi, hanya beberapa metion (twitter) dan
beberapa patah kata Apa Kabar? Gimana Kuliahnya? Yang tersampaikan, di
kala aku merindukanya. Sesalku tiada akhir dulunya dekat hingga menjauh,
dulunya sahabat hingga menghilang, dulunya cinta hingga gagal, dan sekarang
mereka semua perlahan menghilang tanpa kabar?. Ingin ku ulang kembali hari-hari
itu, hari-hari bersama mereka, saat kita masih sangat dekat agar tiada lagi
penyesalan disaat mereka semua pergi menghilang. Dan pada akhirnya hubunganku
dengan Yeni hanya sebatas sahabat tak lebih dari itu, dan mereka semua (kelas XII
IPA 2) adalah sahabat terhebat yang pernah ku miliki.
JANGAN HANYA KARENA RASA,
PERSAHABATAN TERBANTAI, JANGAN KARENA CINTA PERSAHABATAN TERPISAH. KELAK
KISAHMU BERSAMA MEREKA HANYA AKAN MENJADI KENANGAN YANG MESTI KAU INGAT, BAHWA
DULU KALIAN PERNAH BERSAMA.
“RANGKUL DAN
JANGAN LEPASKAN”
RASA DALAM CINTA ITU BIASA, CINTA
DALAM SAHABAT ITU MESTI ADA, TAPI JANGAN GARA-GARA CINTA SEMUANYA BINASA.
SAHABAT ADALAH SEGALANYA, SAHABAT ADALAH MEREKA YANG SELALU ADA
MESKIPUN MEREKA TELAH TIADA