Peluang Beasiswa Data Print

Posted on 22.16
Aslamualaikum Wr. Wb.

Hai Guys. Kali ini Data Print mengadakan program beasiswa lho bagi pelajar maupun mahasiswa Indonesia. Caranya gimana? Temukan Code Kupon pada tiap pembelian produk data print. Ikuti prosdur yang terdapat dalam kupon lalu daftarkan diri kalian di  www.beasiswadataprint.com Gampangkan! Ayo Buruan Daftar!


Buruan beli produknya dan segera daftarkan diri kamu!! Pendaftaran tidak dipungut biaya. 


SAHABAT GAGAL CINTA

Posted on 05.34
SAHABAT GAGAL CINTA

Kelas XI IPA 2 SMAN 1 Terbanggi Besar, Lampung tengah, saat mataku tertuju pada seorang wanita, wanita itu berdiri tepat didepanku menatap papan pengumuman pembagian kelas dan jurusan. Dalam benakku bertanya apakah ini Yeni yang sering dibicarakan sahabatku (Irfan. Irfan adalah sahabat smpku yang juga bersekolah di SMAN 1 Terbanggi besar), wanita itu terlihat cantik dan ayu dengan kulitnya coklat manis yang begitu khas. Ingin ku tahu namanya, tapi aku baru disini, belum cukup berani untuk memulai percakapan dengan lawan jenis yang belum kukenal.
Ruang kelas XII IPA 2, semua siswa-siswi terlihat bergembira dengan kelas barunya, beberapa orang terlihat asik mengobrol dipojokan kelas, begitu suasana ini terasa indah dengan teman-teman baru. Aku belum cukup mengenal mereka, hanya beberapa yang aku kenal. Tapi! aku merasa begitu nyaman berada dikelas ini, mereka juga sebaliknya begitu peduli terhadap sesama.
Aku masih begitu penasaran dengan Yeni Afifah yang sering dibicarakan irfan, ia bilang Yeni adalah anak yang pendiam, manis, dan santun. Mataku terus mencari nama itu, tapi mulutku tak mampu untuk bertanya. 3 tiga minggu telah berlalu sejak hari itu, kini aku telah memiliki beberapa teman akrab, yang menurutku mereka asik dan mengerti tentang diriku. Tapi dimanakah? Pemilik nama Yeni Afifah itu, yang membuatku begitu penasaran, satu hari setelah itu, aku bertemu dengan pemilik nama Yeni, kuberanikan diriku untuk bertanya? Ternyata ia tak seperti apa yang sering dibicarakan sahabatku (irfan). Ia lebih dari itu, lebih dari segalanya, dan dia adalah seorang wanita yang sedap di pandang, tidak membosankan untuk dilihat serta pendiam.
2 dua bulan telah berlalu kamipun menjadi semakin dekat dan dekat dengan rasa kekeluargaan yang melekat kuat, bersama kelas XI IPA 2 aku menghabiskan hampir separuh waktuku disekolah. Bell istirahat berbunyi, kulihat Yeni dikantin sedang asik bersama teman-temanya, kuberanikan diriku untuk mendekatinya, kulihat diantara mereka ada teman sekelasku dulu, yaitu; Aqilah. Semakin tinggi kepercayaan diriku untuk mendekatinya. Hingga kamipun bercakap-cakap dengan begitu asiknya dan tanpa kusadari aku meminta No Handphonenya secara langsung. Enah kenapa, sejak aku bertemu denganya (Yeni) aku merasa ingin lebih dekat dari sebelumnya. Aku ingin mengenalnya lebih dari kenal, lebih dari teman, aku ingin mengenalnya lebih dari semuanya.
Malam itu aku mulai nmengiriminya pesan singkat, dengan kedok tanya PR Kimia, responya pada saat itu masih dibilang biasa, dalam semalam tidak lebih dari 20 pesan singkat yang aku kirim, disitu aku mulai bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi padanya, disitulah rasa ingin tahuku semakin dalam, mulai dari memperhatikanya didalam kelas, hingga aku bertanya-tanya pada sahabatnya, namun apa yang aku dapatkan, ternyata dia telah menjadi milik kakak kelas (pacaran dengan kakak kelas yang bernama Reza). Itulah alasanya kenapa ia membalas pesanku tak lebih dari 20 kali dalam semalam. Tapi itu tak masalah bagiku, kan kubiarkan diriku terus menunggu.
 Hari demi hari rasaku semakin memuncak rasaku tak tertahan lagi dan seakan-akan mau meledak, pada saat staditur kenakikan kelas (XI – XII) ke Bali aku mencoba untuk selalu ada didekatnya mendampingi dan selalu menjaganya. Setiap malam aku selalu menghampirinya untuk melihat wajah manis di tidurnya, sesekali aku membenarkan / memberikan selimut untuknya.
Malam hari tibalah kami dipulau dewata bali, tempat pertama yang kami datangi adalah Tanah Lot. Sebuah tempat yang katanya keramat tapi menarik, malam ini air laut sedang surut terlihat karang-karang kecil membentang hingga keseberang kesebuah pure di tengah laut. Penuh rasa penasaran, perlahan bersama-sama kami melangkahkan kaki menuju keseberang. Disana kami bersenang-senang melepaskan penat seharian menikmati setiap moment di tanah Lot, angin malam berhembus melewati pundakku, terasa penat rasanya, tapi penuh bahagia dalam hati, saat bisa menikamti semua ini bersama mereka kelas XI IPA 2.
Malampun semakin larut,  sedikit melepas penat aku merbahkan diri diatas kasur empuk Darmadi Hotel. Dua jam telah berlalu, kudengar malam ini kami akan segera menuju pantai kute yang letaknya tak jauh dari hotel. Ditengah perjalanan aku mendengar kabar bahwa Yeni sedang sakit. Tanpa pikir panjang segera kucari obat-obatan untuknya. Kubawakan padanya obat untuk malam ini. Setidaknya bisa sedikit meredakan sakit pada dirinya.
Malam ini aku bersama mereka (teman-teman kelas XI IPA2) termasuk Yeni yang kurang sehat, berjalan kaki menuju pantai kute. Saat dipantai kute kami sangat takjub melihat ombak yang tinggi dan pasir yang halus. Kami duduk-duduk di bibir pantai, menikmati setiap hebusan angin laut malam yang datang. Tak lama kemudian Aqilah mengajakku, Yeni, dan Eko untuk menghampiri air laut, disana kami berteriak bebas dengan tangan saling menggenggam diangkat keatas. Entah kenapa saat kami berteriak, teriakan Yeni berbeda dengan terikan kami bertiga, AAAAAA.... I LOVE YOU!!, teriaknya.
Beberapa saat setelah itu tiba-tiba ombak tinggi datang menghampiri kami, ombak itu setinggi lutut, dan cukup kuat sehingga membuat sepatu Yeni dan Aqilah terbawa ombak, Seketika aku dan Eko dengan tanggap segera menyelamatkan sepatunya, dengan susah payah kami mengambilnya dari seretan ombak, dan membuat separuh pakaian kami menjadi basah terkena deburan ombak.  
Tak terasa sepuluh hari telah berlalu sejak kami staditur bersama. Hari ini kami akan pulang kelampung, tapi sebelum itu kami singgah kebandung untuk membeli beberapa kenang-kenangan. Disitulah awal kisah persahabatan dan cintaku dimulai. Aku berjalan dari satu toko ketoko lainya untuk membeli oleh-oleh, tiba-tiba aku teringat sesuatu, aku teringat akan hari kelahiran Yeni ( 1 Januari 1994), otakku mulai bekerja, aku ingin memberinya hadiah dihari ulang tahunya, tapi hadiah apa yang cocok untuknya, dengan uangku yang sangat terbatas. Aku ingin membelikanya sebuah jaket yang nantinya dapat ia pakai dikala ia kedinginan. Di sebuah toko pakaian di cibaduyut, kumelihat jaket berwarna ungu, putih. Ini pas pikirku karna kutahu Yeni sangat menyukai warna ini, dan harganyapun tak begitu menguras kantong. Jadi ini adalah hadiah yang cocok untuknya, pikirku.
Akhirnya aku mengajak teman-teman untuk memberikan kejutan di hari kelahiranya. Kami sekelas merencanakan sesuatu pada malam hari, dan merekapun sangat setuju dengan rencana yang aku buat, yaitu: pada jam 12 kami membangunkan Yeni dengan menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun (Jamrud) di iringi dengan kejutan dan hadiah yang akan kami berikan. Dengan kado yang telah kupersiapkan sebelumnya, aku menunggu dibalik pintu bus, menunggu pukul 12.00, aku merasa sedikit gugup memberikan kado ini, tapi ini untuk sahabatku, sahabat yang sangat kucintai.
Pukul 12.00 seketika, serentak kami bernanyi bersama, berteriak selamat ulang tahun. Tersentak ia terbangun dari tidurnya dengan muka kusam penuh bahagia, terlihat ia seperti kebingungan tapi penuh bahagia. Aku berjalan kedepan menghampirinya, memberikan kado dalam gengagaman, Selamat Ulang Tahun Ya! Yen, semoga tambah dewasa, berbakti kepada orang tua, dan diberikan kesehatan yang lalu, di hari ulang tahunmu yang ke- 17 ini aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Selama ini aku selalu memperhatikanmu, dan itu membuatku jatuh hati padamu. Aku sayang kamu, mau nggak kamu jadi pacarku. Suasana diam seketika, membiarkanku bicara dengan leluasa. Jawabnya nanti aja ya?, ucap Yeni. Kamipun saling tawar menawar mengenai jawaban dari cintaku, dimulai dari tujuh jam, dua jam, hingga sekarang, aku membujuknya untuk memberi jawaban, segera. Nanti aja Ya?, ucapnya tersenyum manis.
Keesokan harinya, dirumah, Tringgg,,,,Tringgg,,,, Diatas Aquarium rumah, handphone ku berdering kencang, terlihat diatas layar Handphone, Panggilan masuk Yeni Afifah, tanpa pikir panjang segera kuangkat telfonya, Hallo, Yen, Sehat? Tanyaku basa-basi, Alhamdulilah sehat selalu pip, Owg,, Ya Pip! Mengenai yang semalem, Aku masih mau fokus belajar?, Maaf aku belum bisa nerima kamu, jawabnya simple menolakku. Hatiku terasa tertikam, remuk, lelah dengan semua usaha yang kulakukan, semuanya seolah sia-sia dengan pengorbanan yang kulakukan. Owg, Ya Yen Gpp kok, tapi kita masih temenankan, jawabku tegar, mencoba menenangkan hati ini, Aku ingin setelah ini, jangan ada yang berbuah, jangan ada jarak diantara kita, aku ingin tetap bisa dekat denganmu. Makasih untuk jawabanya, Hehehe, Jawabku tertawa kecil penuh tekanan.
Kamis 17 November 2011, diruang kelas, pagi ini sebelum jam pelajaran dimulai, aku bersamanya (Yeni) asik mengobrol, tiba-tiba aku merasakan sakit dibagian perutku, tapi biarlah mungkin ini hanya sakit biasa, pikirku, mencoba menahan dan tetap fokus pada topik pembicaraanku. Selang berapa menit kemudian, ibu Hartini guru mata pelajaran Fisika memasuki ruang kelas. Sakit ini semakin lama menjadi, Masih sakit Pip? Tanya Yeni. Bu,, Bu,, Har,, Apip sakit bu, teriak Aqilah memberitahu ibu Har. Seketika teman-teman kelas XII IPA 2 mengerumuniku, melihatku yang kesakitan, Pip,, Pipp,, Kamu kenapa? Tanya teman-temanku, tapi aku tak menghiraukan semua itu, perutku semakin lama semakin sangat sakit, aku hanya diam menahan sakit ini, hingga beberapa temanku membawaku keruang UKS. Diruang UKS aku diberi beberapa obat, tapi selang beberapa menit aku dibawa kerumah sakit terdekat, mereka menyarankan untuk itu semua. Telihat teman-temanku mengantarku ke mobil sekolah, mereka semua terlihat khawatir, dan sedih melihat keadaaku saat ini, mataku tertuju pada Yeni, ia terlihat begitu sedih wajahnya terlihat murung dengan matanya yang mulai berlinang. Mereka semua memang perduli terhadapku!!
Jum’at 17 November 2011, Rumah sakit Islam Asyifa, Terbanggi besar, dengan infus ditangan, aku terbaring lemas diatas kasur empuk hijau, kudengar dari dokter aku terkena radang usus, usus dua belas jariku luka parah, belakang ini memang aku sering mekonsumsi rambutan merah secara berlebihan, dokter menyarakan untuk merawatku untuk beberapa hari kedepan. Terdengar samar suara ramai didepan pintu. Creekk.. pintu rumah sakit terbuka tiba-tiba, senyum mereka hangat menyapa, Pip, ucap teman-temanku mendekat, Gimana, Udah Baikan?, Tanya mereka. Tanpa memberi kabar terlebih dahulu mereka semua teman-teman XII IPA 2 datang dengan tiba-tiba, datang untuk menghiburku, membuatku merasa bahagia dan sedikit membuang rasa sakitku. Betapa bahagianya aku saat ini, bahagia yang tak bisa ku ucapkan ditengah sakit yang kurasakan, betapa tidak disaat aku sedang terjatuh sakit mereka datang menjengukku, disaat aku bersedih mereka datang menghiburku, dan disaat kesusahan mereka datang membantuku, dan semua itu tanpa perlu aku memintanya, mereka adalah teman-temanku lebih dari sekedar teman, sahabat, mereka lebih dari itu, mereka adalah keluarga baruku.
Pukul 11.30, terdengar suara ngajian dari masjid diluar sana. Mereka (teman-temanku) meminta pamit sebentar untuk sholat Jum’at dan sebagian lainya mencari makan siang. Satu persatu mereka meninggalkan ruangan ini, jelas terasa sepi saat tiada mereka disini. Pintu kamar tertutup kembali. Selang beberapa menit, pintu itu kembali terbuka, ternyata Vera (Vera adalah wanita yang saat ini menyukaiku, ia adalah anak dari SMK 3 Bandar Jaya), terlihat parsel ditanganya, ia datang menjengukku dan duduk tepat disebelahku, ia bertanya seputar penyakit yang kuderita, memberikan nasihat serta semangat, begitu asik aku mengobrol hingga lama kelamaan aku merasa mulai mengantuk efek obat yang aku minum sebelumnya, dan akupun tertidur didekatnya dengan tangaku dalam genggamanya.
Seketika aku terbangun dari tidurku, kulihat sekelilingku penuh dengan teman-teman yang ingin memninta pamit pulang, tanganku terasa ada yang mengengam, kulihat tanganku dalam genggaman Vera, seketika, segera kulepaskan dari genggamanya, Pip kami mau pulang, Ucap salah seorang temanku, belum sempat aku berkata Iya, kulihat Yeni dibelakang sana, ia terdiam, wajahnya terlihat murung penuh kecewa, segera ia menghapiri ibuku yang berdiri didekat sana, ia meminta pamit untuk pulang, dan segera meninggalkan ruangan tanpa mengucapkan sepatah katapun kepadaku. Yen,, Mau kemana?, tanya Aqilah, ia berlari keluar meninggalkan ruangan, bahkan sepatunyapun tertinggal diruangan, ia berlari pulang, Aqilah dan lainya menyusul dibelakang. Aku tahu apa yang ia rasakan saat ini, ia kecewa denganku, ia melihat tanganku yang bergenggaman langsung dengan wanita yang tak ia kenal (Vera) dan wanita itu berada tepat disebelahku berdua didalam ruangan, aku tahu apa yang ia pikirkan, yang ia pikirkan saat itu aku telah memiliki pacar, aku tahu apa isi hatinya SAKIT saat melihat dia yang kau sayangi bersama orang lain. Kami memang tak memiliki hubungan apapun, hubungan kami hanya sebatas sahabat, tapi aku tahu apa isi hatinya, ia menyukaiku meskipun ia pernah menolakku.
Ruangan ini terasa sepi, mereka semua telah pergi meninggalkanku sendiri, masih terpikir dibenakku kejadian tadi, sepertinya Yeni benar-benar menyukaiku, aku merasa sangat bahagia mengetahuinya, tapi aku sedikit merasa bersalah kepadanya atas kejadian tadi. Jujur aku sangat senang hari ini. Trinnngg,,,, Trinnggg,,, Ponselku berdering. Hallo,, ucapku, mengangkat telfon dari salah satu teman kelasku (Eko), ia mengatakan bahwa Yeni menangis diluar, diteras rumah sakit, ia menangis tersedu, dan mengatakan: Apip Jahat, Apip Jahat, dengan suara yang samar. Ia menangis karena melihat Vera menggenggam tanganku. Benar apa yang aku pikirkan Yeni memang menyukaiku.
Sabtu 18 November 2011. Hari ini aku diberi izin oleh pihak rumah sakit untuk meninggalkan ruangan ini, dokter bilang kesehatanku telah membaik. Perlahan dokter mencabut jarum infus ditanganku, darahku mengalir keluar, kapas putih ditangan penuh dengan darah, tiba-tiba kepalaku terasa pusing melihat darah yang mengalir, seketika aku pingsan melihatnya (aku memang phobia melihat darah). Beberapa jam kemudian, perlahan kubuka mataku, terlihat disebelahku duduk seorang wanita, wanita itu adalah Yeni ditemani Riris mereka menjenggukku untuk yang kedua kalinya. Tak pernah ku menyangka sebelumnya ia akan menjengukku kembali, apalagi setelah kejadian kemarin. Ia menjengguku untuk memastikan kondisiku saat ini, ia begitu perhatian kepadaku, apalagi kali ini ia hanya berdua di temani Riris (teman kelasku), hanya beberapa patah kata yang ia sampaikan, hingga mereka meninggalkan ruangan ini. Tak lama setelah mereka pergi meniggalkan ruangan ini, orang tuaku menghampiriku dan bercerita mengenai kejadian saat aku jatuh pingsan, ia bilang Aku mengingau memanggil nama Yeni, beberapa kali ulang. Tapi jujur aku tak merasakan semua itu, karena mungkin itu adalah alam bawah sadarku yang bicara.
Sabtu, 21 April 2016, Pagi ini perasaanku sedikit tidak enak, badanku terasa panas dengan batuk dan flu yang menghampiriku, akhirnya pagi ini kuputuskan untuk tidak berangkat kesekolah, Ngapain juga sekolah? Ga ada kegiatan apa2, Orang udah UAS, paling cuman kumpul2 kayak kemaren2, begitu pikirku. Lewat sms aku memberitahu Yeni, bahwa hari ini aku tidak berangkat kesekolah. Beberapa kali pesan masuk darinya, ia memintaku untuk segera datang kesekolah, tapi aku masih malas untuk datang kesekolah, hingga ia benar-benar memaksaku untuk datang kesekolah. Akhirnya akupun memutuskan untuk berangkat kesekolah dan menemuinya.
Dikantin sekolah terlihat Yeni tengah bersama sepupunya, ia tampak asik mengobrol dengan Gugik (sepupunya), segera kuhampiri dan mengambil tempat duduk tepat didepan mereka berdua. Apa yang terjadi? Disana aku hanya diam tak bicara sedikitpun, aku dianggap seolah tak ada, mereka berdua mengobrol dengan leluasa sambil tertawa tanpa pernah mengajakku berbicara. Beberapa teman yang ada disekitarku memanasiku Pip,, Gue punya juga saudara, tapi ga sedekat itu, itu namanya pacaran mah, teriak mereka dari belakang.
Beberapa menit telah berlalu, aku benar-benar dianggap tak ada, Yeni yang tadinya memintaku untuk menemuinya malah asik bersama sepupunya. Apa ini maksudnya? Pikirku, Apa ia sengaja ingin mempermaikanku?, lama kelamaan aku merasa malu dibuatnya, perlahan rasa emosiku memuncak. Kupukul keras meja kantin dan segera meninggalkan mereka. Malu sangat aku dibuatnya, sambil menggerutu penuh emosi aku berjalan pulang, dan segera mengirim pesan singkat untuknya “Mulai sekarang jangan pernah mengaturku lagi, Urus saja urusanmu, Ga usah ngurusin urusan gua lagi”.
Setelah pesan itu, hubungan kami menjadi semakin renggang dan renggang. Tak ada lagi sms darinya, dan tak ada lagi kata untuk kami berbicara, semuanya telah berahir. Hingga saat ini 4 empat tahun sudah kami tidak pernah bertemu lagi, hanya beberapa metion (twitter) dan beberapa patah kata Apa Kabar? Gimana Kuliahnya? Yang tersampaikan, di kala aku merindukanya. Sesalku tiada akhir dulunya dekat hingga menjauh, dulunya sahabat hingga menghilang, dulunya cinta hingga gagal, dan sekarang mereka semua perlahan menghilang tanpa kabar?. Ingin ku ulang kembali hari-hari itu, hari-hari bersama mereka, saat kita masih sangat dekat agar tiada lagi penyesalan disaat mereka semua pergi menghilang. Dan pada akhirnya hubunganku dengan Yeni hanya sebatas sahabat tak lebih dari itu, dan mereka semua (kelas XII IPA 2) adalah sahabat terhebat yang pernah ku miliki.
JANGAN HANYA KARENA RASA, PERSAHABATAN TERBANTAI, JANGAN KARENA CINTA PERSAHABATAN TERPISAH. KELAK KISAHMU BERSAMA MEREKA HANYA AKAN MENJADI KENANGAN YANG MESTI KAU INGAT, BAHWA DULU KALIAN PERNAH BERSAMA.
“RANGKUL DAN JANGAN LEPASKAN”
RASA DALAM CINTA ITU BIASA, CINTA DALAM SAHABAT ITU MESTI ADA, TAPI JANGAN GARA-GARA CINTA SEMUANYA BINASA.
SAHABAT ADALAH SEGALANYA, SAHABAT ADALAH MEREKA YANG SELALU ADA MESKIPUN MEREKA TELAH TIADA

SURAT UNTUK TUHAN

Posted on 05.46
 SURAT UNTUK TUHAN

Namaku adalah Ardiyansyah aku adalah seorang mahasiswa semester ahir di sebuah perguruan tinggi negeri Islam di Lampung. Sejak kecil aku hidup bersama nenekku disebuah rumah sederhana yang cukup jauh dari permukiman warga, ibu dan bapakku telah lama berpisah. Mereka berpisah sejak aku berumur enam tahun, saat itu aku belum mengerti apa-apa, yang kutahu hanya menangis dan menangis. Kedua orang tuaku berpisah karena permasalahan ekonomi, ayahku bekerja di Jakarta dan tak pernah pulang-pulang, begitupun juga ibuku, ia mencari nafkah di negeri orang tetapi sesekali ibuku pulang untuk melihatku. Aku bangga akan mereka, walaupun sering terbesit dihatiku sebuah rasa kekecewaan, dan kerinduan, untuk selalu berada didekat mereka, berada dalam pelukanya seperti anak-anak lainya.
         Sekarang aku telah berada di Sekolah Menengah Pertama (SMP), kelas VIII A. Aku merasa semakin bertambah dewasa dan dewasa. Setelah sholat shubuh aku menyiapkan sejumlah dagangan kecil (Nasi Anggi, Pisang Goreng, Ketela Goreng, Bakwan, Tahu Bunting Dll), untuk dijajakan keliling kota Muaradua. Tak banyak keuntungan yang aku terima dari hasilku berjualan, dalam satu nampan keuntungan  yang aku proleh hanya sebesar Rp.5000, biasanya ketika sedang ramai / laris aku bisa menjual sebanyak dua nampan dagangan dalam satu pagi.
            Lantas, uang yang aku peroleh dari hasilku berjualan kusisihkan untuk membeli perlengkapan alat tulis, dan sisanya kutabungkan sebagai jaminan untuk melanjutkan pendidikan. Tetapi tak sampai disitu setelah pulang sekolah aku dan teman-temanku pergi kepasar mencari gudang-gudang kopi, yang baru bongkar muat, disana ada banyak biji kopi sisa bongkar muat yang terbuang. Perlahan tangan kecilku mengambil satu persatu biji kopi, mengumpulkanya hingga layak untuk dijual, tak banyak biji kopi yang berhasil aku kumpulkan dalam satu hari, kurang dari setengah kilo, tetapi kopi-kopi tersebut terus aku kumpulkan, hingga mencapai berat 1 Kg dan siap untuk dijual. 1 Kg kopi yang aku peroleh dari hasil memungut dihargai Rp.8000 saat itu tahun 2009, dan sebagian uang yang aku proleh dari usaha kerasku itu masuk dalam tabunganku, serta kusisakan Rp.2000 untuk uang jajanku dalam satu minggu.
Terkadang aku merasa iri melihat mereka, teman-temanku yang hidup bekecukupan,. Mereka cukup bilang minta untuk mendapatkan uang jajan, bahkan tanpa memintapun mereka sudah mendapatkanya. Seragam mereka rapi, putih, bersih, berbeda denganku saat itu yang hanya memiliki satu seragam, yang telah kusam dan kotor yang menemaniku hingga hari kelulusan. Hidupku mengalir seperti air mengikuti kemana ia akan membawanya dan terkadang air itu harus menghantam batu-batu besar ditepian sungai.
 Banyak diantara mereka mengejekku, Sebagai anak nenek, Si dekil, Pemulung, dan kata-kata aneh lainya, yang membuatku minder dengan yang lainya, aku merasa malu dengan hidup yang kujalani, “Seandainya saja kedua orang tuaku tidak berpisah, Seandainya saja aku dilahirkan dari mereka golongan orang-orang yang berkecukupan” “SEANDAINYA” kata-kata yang sering aku lontarkan, kata-kata yang sering aku pakai saat aku sedang berkeluh kesah.
            Semuanya berjalan, berlalu begitu saja tanpa kita sadari, hidup kita menjadi semakin tua, dan dewasa. Kini  aku telah berada di Madrasah Aliyah Negeri Muaradua kelas X 1. Aku bersekolah dari beasiswa yang aku terima sebagai siswa yang kurang mampu, dan sekarang aku telah memiliki usaha kecil-kecilan, yaitu: berjualan nasi uduk dan gorengan, yang aku titipkan di kantin sekolah.
         Beasiswa miskin yang aku terima hanya berlaku selama satu tahun, untuk tahun selanjutnya mengajukan kembali, tetapi ditahun kedua ini, aku tak ingin bersekolah hanya karena biaya dari beasiswa miskin yang aku terima,  akhirnya dengan sejumlah prestasi yang aku dapatkan ditahun pertama, aku mencoba untuk mengajukan beasiswa siswa berprestasi, dan Alhamduliah aku salah satu diantaranya, aku mendapat beasiswa sebagai siswa yang berpertasi ditahun keduaku, sejak saat itu aku semakin giat belajar, dan bekerja. Aku tahu masa depanku masih suci dan masa depanku tidak seburuk masa laluku. Sejumlah prestasi berhasil aku kumpulkan mulai dari perlombaan tingkat kabupaten / kota hingga tingkat propinsi
Akhirnya pada bulan Juni  2013 aku melepas seragam putih abu-abuku, aku lulus dari Madrasah Aliyah Negeri Muaradua dengan nilai yang memuaskan. Kini aku semakin dekat dengan masa depan yang aku impikan, beberapa bulan kedepan aku habiskan dengan bekerja sembari memikirkan, mencari, Universitas yang akan aku masuki. Aku mecoba mendaftarkan diri di kampus UNSRI (UNIVERSITAS SRIWIJAYA) dengan jurusan Hukum, karena jaraknya yang tak  terlalu jauh dari rumahku +- 6 Jam jika ditempuh dengan berkendaraan. Aku mencoba dengan jalur SMBPTN, banyak disana orang-orang yang berpestasi, orang-orang yang mempunyai itikad yang kuat, orang-orang yang cerdas, yang mereka adalah sainganku.
Lembaran soal berhasil kuselesaikan, sekarang tinggal menunggu hasil / pengumuman kelulusan pendaftaran SMBPTN UNSRI. Pada waktu pengumuman, tak kudapati namaku dalam lembar kelulusan, beberapa kali mataku sibuk mencari namaku tetapi benar adanya aku tak lulus di universitas ini. Tekadku tak sampai disitu, aku mencoba beberapa Universitas Negeri diantaranya, Universitas Andalas, Universitas Jakarta, tapi semuanya sama 0% . Seakan kesempatan ini semakin kecil, sejumlah pretasi yang aku kumpulkan seakan tak memberi peluang sedikitpun. Aku rasa aku harus menyerah dan mengehentikan pendidikan ini untuk satu tahun kedepan, uang yang aku kumpulkan beberapa bulan terahir hampir habis, hanya tersisa tabungan kecilku, tabungan yang aku kumpulkan sejak kelas 1 SMP.
        Satu minggu setelah itu, seakan tak ada lagi keinginan untuk melanjutkan pendidikan , aku hanya terdiam dan menghabiskan waktu dikamar. Nenek sering bertanya kepadaku “Kenapa ahir-ahir ini aku sering berada dirumah” walapun nenek adalah orang yang kolot yang ketinggal zaman yang tak mengerti apa-apa tapi ia tahu apa yang cucunya rasakan, ia tahu ada yang berbeda denganku ahir-ahir ini. Pagi itu aku menceritakan semuanya kepada nenek tentang hasil tes / ujian masuk kampus, iya hanya bilang “Aman adak masuk awu cuba lagi, apa sepok kampus sih baqih, aman adak to tulungin aku bekebun”dalam bahasa indonesianya: (Kalau tidak lulus ya coba lagi / cari kampus yang lain, Kalau nggak bantuin nenek berkebun.
Kata-kata coba lagi itu menginspirasiku, membuatku semakin giat belajar, dari pada harus berkebun lebih baik mecoba lagi, pikirku. Hampir disetiap malamku kuhabiskan untuk belajar, aku sadar apa yang aku miliki selama ini tidaklah cukup untuk menangkap masa depan diluar sana, masih banyak diluar sana orang-orang yang berperetasi, orang-orang yang bekerja keras lebih dari diriku.
      Setengah bulan telah berlalu, diluar sana hampir seluruh Universitas Negeri telah tutup pendaftaran, hanya tersisa dua kampus negeri yang masih membuka pendaftaran, yaitu: IAIN Raden Fatah, Palembang, dan IAIN Raden Intan, Lampung. IAIN Raden Fatah, Palembang akan tutup pendaftaran pada esok hari pada jam 17.00 dan IAIN Raden Intan, Lampung akan tutup pendaftaran pada dua hari kedepan. Dalam waktu yang singkat itu aku memutuskan untuk mendaftarkan diri di IAIN Raden Intan, Lampung. Segera kukumpulkan pakaian seperlunya dan pada pukul 18.20 aku berangkat menuju kota Bandar Lampung, dengan uang yang terbatas, dan sedikit tambahan dari tabunganku. Pukul 04.02 aku sampai di terminal Raja Basa Bandar Lampung, dan aku memilih beristirahat sejenak, sembari menghubungi sanak-saudara yang ada di Bandar Lampung.
          Pagi itu sekitar pukul 08.00 aku memasuki kampus hijau IAIN Raden Intan Lampung untuk mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa baru, ditemani keponakanku. Keesokan harinya aku mengiuti sejumlah tes yang diselenggarkan kampus.
Dua minggu kemudian aku masih di Bandar Lampung ditempat saudaraku menanti pengumuman kelulusan mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung 2012. Lewat surat kabar pagi ini (Lampung Post), “Pengumuman Jalur Mandiri Iain Raden Intan Lampung” tak satupun namaku kudapati dalam lembar kelulusan itu, berkali-kali aku membaca ulang, tapi benar tak ada satupun namaku disana. Hingga!! Tertera sebuah nama di No 298 “Ardiyansyah, Pendidikan Agama Islam, Asal Muaradua”. Akhirnya aku lulus ujian masuk IAIN Raden Intan Lampung!, tapi ini, bukan jurusan yang aku ambil pada awalnya. Awalnya aku mengambil jurusan Pendidikan Biologi, dan Pendidikan Agama Islam adalah pilihan keduaku. Tapi aku bersyukur atas semua ini, mungkin ini adalah salah satu cara Allah untuk  mendekatkan diriku padanya, yaitu: dengan memasukanku ke jurusan Pendidikan Agama Islam. Mungkin aku sekarang tersesat (salah memasuki jurusan), Tersesat di jalan yang benar :v.
      Tiga bulan setelah hari itu, aku mulai terbiasa dengan lingkungan yang baru, aku mulai menemukan teman-teman baru, aku mulai asik mengikuti semua jalan hidupku. Aku masuk di kelas D Pendidikan Agama Islam angkatan 2012, disanalah aku mulai mengenal, Apa itu arti belajar dan mengajar, Apa itu arti pembelajaran dalam islam, Apa itu Tasawuf dan Apa itu Filasapat. Semuanya mengajarkanku untuk lebih dekat kepada sang pencipta (Allah SWT).
           Tanpa terasa waktupun terus berlalu, sekarang aku berada di semester ahir, tepatnya semester 8 delapan, beberapa tahapan telah aku lalui, beberapa semester telah terlewati, KKN, KKL hingga Skripsi semuanya telah kujalani. Skripsi hampir selesai kukerjakan, hanya BAB IV dan V yang berisi yang tengah dalam tahap proses.
Tapi! hari itu aku benar-benar kacau dibuatnya, tasku yang berisi Laptop, Laporan-laporan, Flasdisk yang berisi file-file skripsi dll, lenyap seketika. Kejadian itu terjadi di travel yang kunaiki ketika pulang ke Bandar Lampung dari kampung halamanku, kejadian itu terjadi karena kecerobohanku, aku melupakan tasku pada waktu turun dari travel. Beberapa kali aku menelpon pihak agen travel tapi mereka tidak menemukan tas milikku, akhirnya aku pergi ke loket travel tersebut untuk memastikan semuanya, sesampainya disana ternyata benar adanya tak kudapati tasku disana, mungkin salah seorang penumpang telah turun dan membawa tasku.
         Entah apa yang menimpaku hari itu! Apakah ini sebuah ujian? Atau sebuah peringatan bagi diriku?, yang kutahu diriku merasa lelah, lemah dan bosan dengan semua ini. Satu hari penuh aku terus memikirkan hal itu, memikirkan tanggal wisudaku 3 tiga bulan yang akan datang. Apakah aku bisa wisuda tepat pada waktunya, bersama mereka teman-temanku lainya?.

DEAR ALLAH

             Andai hidupku sama seperti mereka, mereka yang hidup dalam kemewahan, mereka yang hidup dalam kemegahan. Mungkin aku tidak akan seperti ini. Sejak kecil aku telah hidup tanpa kehadiran mereka, kedua malaikatku. Mereka ada tapi mereka tidak dapat memelukku, melidungiku dengan kedua sayapnya, bahkan sepertinya mereka enggan untuk memeluk tubuhku yang mungil ini.
Aku tak meyalahkan siapapun, aku tak menyalahkan takdir yang membawaku, aku tak menyalahkan dunia yang merenggut kedua malaikatku, aku tak menyalahkan keadaan, atau masalah yang menimpaku, Tapi aku harap kau mendengar semua do’aku, walaupun semua yang kuinginkan tak terkabul, aku harap engkau mengerti dengan keadaanku, aku harap kau meringankan semua bebanku, memantapkan hatiku, menguatkan tubuhku saat aku merasa lemah, menopangku saat ku terjatuh, menghiburku saat aku bersedih, mengusap pundakku saat ku menangis.
Tuhan! Kini aku telah dewasa, aku telah terbiasa dengan semua masalah-masalah yang kau berikan, hatiku telah kuat dan menebal dengan semua ujian yang kau berikan, tapi hari ini aku merasa lelah hatiku menjadi lemah. Hari ini aku kehilangan sesuatu yang menurutku begitu penting untuk masa depanku (Skripsi), Apakah 3 tiga bulan yang akan datang aku bisa berada diatas panggung kelulusan atau menunda sejenak kelulusanku. Tuhan jika semua yang hilang baik untukku, maka kembalikanlah semua yang hilang itu. Jika semua yang hilang itu tidak baik untukku, maka gantikanlah dengan yang lebih baik, dan kuatkanlah hatiku untuk saat ini dan nanti.
Satu lagi Tuhan! Aku Ingin Kau Mempertemukan ku Kembali dengan Kedua Malaikat Pelindungku!!, Walaupun Itu untuk Suatu Saat Nanti!!!

Seusai sholat Isya, aku mencoba menghubungi beberapa sahabatku yang mungkin menyimpan file skripsiku, dua orang dari sahabatku menyimpan file skripsiku, tapi itu hanya BAB I, mereka menyimpanya karena dahulu mereka pernah meminta file BAB I ku untuk contoh proposal pengajuan judul mereka.
Lembaran kertas tak beraturan dikamarku, masih kucari file-file yang mungkin berkaitan dengan skripsiku, akhirnya aku menemukan lembaran proposal pengajuan judul yang berisi BAB I hingga BAB III. Hanya itu yang tersisa diantara file-file yang aku butuhkan, tapi ini lebih dari cukup bagiku. Sepertinya aku menemukan harapan baru untuk wisuda tepat pada waktunya!!
Keesokan harinya aku menemui ibu Siti Nurakhama M.Pd.I selaku pembimbing 2 skripisiku, disana aku menceritakan masalah yang aku hadapi, ia turut bersduka cita atas apa yang aku alami, tetapi ia tidak bisa membantu lebih (hanya sebatas pembimbing), mungkin dengan aku menceritakan masalah ini, ia akan sedikit mempermudah jalanku, pikirku.
Setelah keluar dari dalam ruangan, aku merasa sedikit berbeda, aku merasa menemukan jawaban dari masalah yang aku alami, selain itu aku dapat sedikit pencerahan darinya, nasehat dan juga ceritanya telah menginspirasiku, memberikanku semangat serta harapan baru bagi diriku.
       Sejak saat itu aku mulai kembali menyelesaikan tugas ahirku, lembar perlembar, halaman perhalaman mulai kuselesaikan. Hingga pada waktunya (hari kelulusan / wisuda), 23 April 2016 hari yang dinanti-nanti oleh mahasiswa angkatan 2012, hari bahagia bagi seluruh mahasiswa, hari dimana kebahagian menyatu bersama kerinduan (bertemu orang tua), hari dimana senyum-senyum hangat menyapa, hari dimana melempar toga bersama. Terlihat senyum indah diwajah sahabat-sahabatku, begitupun denganku saat ini aku merasa bahagia, sangat, bersama mereka. Mereka lebih dewasa dariku dan merekalah yang banyak mengispirasiku, hingga hari ini mereka telah mendahuluiku dalam upacara kelulusan.

“Aku Harus Menunda Wisudaku Hari Ini Untuk Waktu Yang Akan Datang”


Pesan Untuk  Sahabat

Masalah adalah suatu cara Allah untuk mendekatkan seorang hamba kepadanya, setiap insan yang hidup didunia akan diikuti dengan berbagai masalah, dan masa lalu , masa lalu bukanlah  hal yang harus dilupakan, tapi masa lalu adalah untuk dikenang. Jadikanlah masalahmu sebagai pembelajaran untuk menggapai masa depanmu dan jadikanlah masa lalumu sebagai cermin untuk menilai dirimu, melihat harapan yang telah kau capai.
Takdir! Setiap manusia hidup dengan takdirnya masing-masing, susah, senang, sedih, sengsara, bahagia, kaya, mati, dan jodoh, semuanya telah dituliskan oleh Allah SWT dan tak satupun mahluk yang dapat mengubahnya atau menundanya, termasuk masalah yang kita hadapai saat ini, itu juga merupakan bagian dari takdir, teruslah bersabar dalam menghadapi permasalahan hidup, karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, karena setiap masalah datang dari Allah, dan jalan keluarnya berasal dari Allah. Dan jadikanlah perjalanan hidupmu sebagai kisah yang dapat dikenang dengan semua lika-liku yang kau hadapi sebagai kalimat indah dalam ceritamu.
Sahabat! jika masalah datang menghampirimu dan membuatmu menjadi lemah percayalah Allah akan menguatkanmu, katakanlah masalah kau tak lebih besar dari sebutir pasir dalam genggaman, katakanlah sesungguhnya tuhanku lebih besar dari padamu, dan tuhankulah yang memberikanmu sebagai ujian untuk meningkatkan derajatku.
Sejatinya manusia hidup dalam lingkaran masalah, tinggal bagaimana cara manusia itu menyikapinya, memandangnya dari sisi yang berbeda hingga terlahirlah sebuah kebahagian.
Hidup adalah petualangan, mengukir sejarah atau dihapuskan sejarah. Hidup hanya satu kali, masalah datang berkali-kali ciptakan hidupmu dalam lingkaran sejarah yang tak akan dihapuskan dunia, katakan dalam hatimu masalah sesungguhnya tuhanku lebih besar dari padamu!!

LIFE A JOURNEY
~ CIPTAKAN SEJARAH, GAPAI HARAPAN DAN MIMPIMU ~




Perjalanan Rindu Menanti Dirimu
-Pernah Bertemu, Pernah Suka, dan Sempat Menghilang-
       Kembang api menghiasi langit malam, dihembus angin laut ditengah samudera, sebuah cincin emas kupersembahkan ditengah masa dinas, malam ini malam yang cerah untukku, malam  yang penuh dengan bintang, menyapa kebahagiaan, semua awak kapal berkumpul membentuk lingkaran, seragam dinas kebiruan kumal ditimpa peluh bekerja seharian. Kuambil sebuah cincin emas “Jerih payahku terkubur dalam sanubariku, tetesan keringatku jatuh menyatu dengan lautan, jiwa dan ragaku hanya untuk membela tanah airku, hatiku suci padamu negeri terikat padamu sang dewi” Ta!! Dari lubuk hatiku dan dari luasnya lautan yang kujelajahi dengan tulus kukatan “Maukah kau menemani perjalananku menyatu dalam ikatan suci dan bersama membentuk rumah tangga yang insani” “Jika ini ahir perjalananku maka sampai disini, aku akan berhenti, ajaklah aku bersamamu dalam perjalanan mencari ridho ilahi dengan ikatan yang suci bersama mengaraungi samudra ini” Seketika suasana menjadi pecah sorak ceria mereka bersahutan ditengah lautan, kembang api tanpa henti naik ke udara, warna-warni letusan terus bergantian, langit malam yang sunyi tampak indah malam ini. Pelukan hangat kudapati “Selamat ya” ucapan-ucapan hangat dari mereka teman seperjuangan, sesekali mereka memukul kepalaku merasa bahagia dengan apa yang kurasakan.
         22 April 2009 saat pertama kali aku bertemu denganya (Amelia) di sebuah perguruan tinggi di kota Bandar Lampung (UNILA), kantin kampus lurus memanjang dipenuhi mahasiswa mahasiswi yang duduk bersantai meluangkan waktu sejenak, aku duduk menunggu, menunggu sahabat perempuanku (Dinda), “Da” sapanya kepadaku. Hari ini ia tak sediri, ia ditemani sepupunya, “Siapa Far” tanyaku, “Sepupu” fokusku beralih pada pembicaraan tentang tugas-tugas kampus, beberapa tugas kampus harus diselesaikan dalam minggu ini, kamipun bertukar pikiran dan bercanda bersama sesekali Amelia bertanya dan memberikan masukan terhadap tugas yang kami selesaikan hari ini. Hari itu hari pertamanya aku bertemu dengan seorang wanita yang menurutku berpikiran dewasa, umurnya 3 tahun dibawahku saat ini Ia berumur 18 tahun, baru beberapa bulan yang lalu sejak ia menyelesaikan UN disebuah SMA 2 Krakatau Steel Cilegon.
    Aku merasa kagum dengannya, betapa tidak dalam beberapa waktu dengan mudah ia menyesuaikan diri dengan orang-orang disekelilingnya, berinteraksi dan dengan segera akrab seperti sahabat sendiri, “Anak ini cerdas” pikirku terlihat dari gaya bahasa yang ia gunakan dan  caranya memperlakukan lawan bicaranya.
       Satu hari telah berlalu sejak pertama aku mengenalnya, trik matahari siang ini membakar kulit, siang ini jalanan kota terasa padat dipenuhi kendaraan yang berlalu lalang, hari ini aku diminta sahabatku (Dinda) untuk menemani Amelia pergi berbelanja membeli beberapa oleh-oleh khas Lampung untuk dibawa ke Cilegon, langkahkku terus mengikutinya kemanapun ia pergi layaknya seorang Bodyguard, ditanganku keranjang belaja terisi penuh, sesekali kami tersenyum bersama saat kedua mata bertemu. Sejak saat itu aku mulai menyukainya!!
      Hari demi hari berlalu, satu bulan telah terlampaui, tak ada kabar kutemui, begitupun dengan rindu ini, rindu akan tawa dan senyumnya, lalu kepada siapakah aku menyampaikan rasa ini?, hatiku malu untuk meminta sahabatku memberikan No sepupunya (Amelia), terus kutahan rindu ini hingga disuatu pagi saat kumembuka sebuah akun media sosial yang telah lama kukunci sebuah pesan masuk dari Amelia “Terimakasih ya!! Udah mau nemenin Amelia satu hari ini J 087797022045 (23 April 2009)
      5 lima bulan berlalu masih tersimpan rindu ini untuknya, rasaku terus menggebu tak ada kabarpun menjadi rindu, kuberanikan diriku untuk menghubunginya hingga kudapati sebuah kabar ia telah berada jauh disana (Semarang) Ia diterima disebuah perguruan tinggi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang (PIP Semarang), senang aku mendengarnya tapi hatiku berkata “Semakin jauh aku darinya”, hanya tersisa satu hari penuh untukku berbicara denganya, esok ia telah berada di Asrama (dan sesuai dengan peraturan asrama para taruni dilarang membawa HP).
      15 menit terahir membawa kesan dalam untuk perasaanku, kini Amelia telah jauh disana mengejar cita-cita dan cinta akankah rasa ini tersampaikan padanya atau hanya sebuah pengharapan sesaat lalu kemudian menghilang, yang kutahu aku harus melupakan rasa ini, melupakan kenangan sesaat yang penuh arti, masa depanku telah menunggu, akan banyak rintangan didepan sana dan fokus menjadi tujuan utama, fokus akan cita-cita, dan cinta akan hadir dengan sendirinya.
    22 April 2016 saat ku mengenakan toga diatas kepala, para tamu undangan memenuhi tempat duduk yang disediakan,”Yudha Satria” langkah kakiku melangkah tanpa gentar, salah seorang guru besar memakaikan toga diatas kepalaku, senyum lebar penuh bahagia diwajahku, ahir dari harapanku yang terkabul. Hari ini, hari kebahagiaan yang akan selalu tersimpan didalam memori, saat melempar topi toga bersama, bersama mereka sahabat yang kukenal beberapa tahun yang lalu, sahabat yang selalu menemaniku dan mampu meredam setiap emosiku.
      Seseorang datang dengan tiba-tiba “Da” sapanya lembut, Terdiam, terpaku, seolah tak ku percaya Seorang wanita dengan seragam berwarna kebiruan, seragam taruni pelayaran, dia Amelia seorang perempuan yang kukenal satu tahun yang lalu, seorang yang dahulu pernah mengambil rasaku, disaat aku belajar melupakannya ia hadir kembali dengan sendirinya, kejadian satu tahun yang lalu terulang kembali tepat ditanggal 22 April 2009 kali pertama aku berjumpa denganya, bibirku tersenyum simpul penuh bahagia, jawaban dari setiap do’aku terkabul, 22 April 2010 dua kebahagian yang kudapati 1. Mendapat gelar Sarjana (Sarjana Tekhnik Mesin) 2. Dipertemukanya kembali dengan Amelia.
    Tak pernah kubayangkan sebelumnya hari ini akan berahir seperti ini, tuhan selalu mempunyai rencana dibalik sebuah ceAmelia karena ini adalah sebuah sekenario yang mengesankan yang ia tulis dalam bentuk sebuah bingkai kehidupan. Beberapa bulan yang lalu adalah masa-masa sulit bagiku dimana aku harus menanggu rindu yang terbuang, dimana aku harus menghapuskan rindu yang tersimpan, tetapi disaat aku berusaha mengubur rindu itu ia kuatkan rindu itu dengan kehadiranya (Amelia), mungkin ini yang dimaksud dengan kebahagiaan diatas kesabaran.
      2 dua jam waktuku kuhabiskan bersamanya (Amelia) bersama sanak saudaraku yang berkumpul bersama, rinduku terobati, dalam dua jam aku berbagi denganya, berbagi ceAmelia, cinta, ceria, kebahagiaan, hingga Ia harus meninggalkan tempat ini dan kembali mengudara menuju Semarang. Cukup untukku pertemuan ini termikasih Amelia, singkat namun mudah untuk diingat. Hingga sampai saat ini perasaan inipun tak kunjung tersampaikan, sepertinya aku harus mengubur dalam perasaan ini hingga akupun lupa dimana aku menguburnya.
     1 Juli 2010 akhirnya akupun diterima bekerja disebuah perusahaan kapal dan mendapat bagian tekhnisi mesin kapal, hari ini, hari pertama aku bekerja beberapa mesin kapal perlu perbaikan, mesin-mesin tua selalu menemani hari-hariku, hingga aku mendapatkan status sebagai pegawai teladan, aku yakin bahwa tak ada usaha yang sia-sia dan aku yakin bahwa setiap tetes keringat akan dibalas dengan ribuan kebahagiaan dan aku selalu percaya itu hingga aku mendapatkan posisi kepercayaan sebagai Captain tekhnisi mesin kapal, hari-hariku disibukkan dengan Dead Line yang memucak hanya sedikit waktu istirahat yang kuterima, berbulan-bulan aku dalam pelayaran yang tak kunjung pulang walapun rindu datang menghadang.
      Amelia benar-benar telah menghilang dari rinduku terbawa kencangnya angin lautan, hanya kerja-kerja dan bekerja pikirku tak ada lagi rasa untuk seorang terkasih, setiap paginya mataku memandang lautan, tanganku mengelus besi-besi kapal yang kasar, berlabuh perilah utama untukku, bersantai sejenak setelah bekerja beberapa bulan penuh, hingga aku kembali kelautan.
   Hampir 4 empat tahun lamanya, aku bekerja dan mengabdi untuk beberapa perusahaan kapal, hingga hatiku terabaikan, lautan dan kapal dua hal yang tak dapat dipisahkan dari hidupku, ada saat dimana aku benar-benar merasa lelah, ada waktu disaat hatiku mulai merindu, merindu kenangan yang telah lalu yang dulu pernah terlupakan. Delapan tahun lamanya sejak aku berhenti untuk menjalin hati, beberapa wanita yang sempat hadir dan mengisi hati, terlihat senyum kecil diwajahku mengenang kenangan yang telah lalu, lima tahun yang lalu saat seorang itu hadir dengan senyuman, mengabil alih rasaku dan menyisakan rindu yang terlupakan. Kini aku hanya dapat mengenang moment-moment yang telah lalu berharap hari esok akan kudapati sebuah kepastian dari sang Ilahi, terlebih lagi karena hati ini kosong tak ada yang mengisi hanya Dead Line yang terus menanti.
     20 Desember 2013 disebuah kapal besar pengangkut minyak, hari dimana aku dipindahkan dan mulai bekerja untuk perusahaan kapal pengangkut minyak, sebenarnya aku sedikit keberatan dengan keputusan ini, tapi ini adalah jalan yang telah kupilih, akhirnya aku menerima keputusan ini hingga suatu hal yang telah lama kulupakan terulang kembali dalam bentuk pertemuan, seorang wanita dibalik kemudinya (Nakoda) mengatur pelayaran pagi ini, rambutnya pendek sebatas telinga, aku terdiam didepan pintu masuk ruangan, “Wanita itu? sepertinya aku mengenalnya”, rasaku bergejolak mengingat kembali ingatan-ingatan yang telah hilang, entah kenapa hatiku menjadi gugup, terdiam, melihat dari balik kaca pintu. “Kreekk (membuka pintu)” mata kamipun bertemu, benar saja ia adalah wanita yang pernah kukenal, wanita yang pernah memberi rasa walau untuk sesaat, wanita yang kubuang rinduku untuknya, wanita cerdas yang mengambil rasaku,  “Captain Amelia” ucapku, “Siap” jawabnya, ruangan lengang mata kami bertemu “Apakah ia benar Amelia yang pernah kukenal?” seketika ia memeluk tubuhku, isak kecil terdengar ditelingaku “Selama ini kamu kemana?, disaat hari kelulusanku kamu tak datang menemenaiku?, Aku menunggu saat itu” “Bahkan kabar dan suratpun tak kudapati” Isaknya terdengar makin keras, bahuku basah, air matanya terus mengalir. Perlahan tanpa kusadari air mataku mengalir membasahi pipi, terdiam, memeluk erat tubuhnya, rinduku kembali dan rasaku tersampaikan, rindu yang dulu sempat kubuang dan rasa yang dulu telah kulupakan, seketika semua itu tersampaikan.
        Lima hari telah berlalu sejak saat itu hingga aku sedekat ini, pekerjaanku menjadi menyenangkan hari-hariku diisi kebahagiaan, sesekali aku bertemu denganya untuk menanyakan sesuatu yang itu tak cukup penting bagiku, aku merasa bahagia didekatnya, aku merasa bahagia berbagi denganya “Sepertinya rasa itu telah kembali”.
      Suatu hal yang tak patut kuingkari “Kesehatan dan Kesempatan”, bertemu denganya adalah kado terindah bagiku, 4 empat tahun lamanya aku bersabar merindu, 4 empat tahun lamanya aku belajar melupakanya, tapi engkau (Allah) selalu mempunyai cerita terbaik, disaat aku lelah dari pekerjaanku, dan hatiku lelah menunggu, engkau hadirkan Dia (Amelia) untuk menghiburku “Aku berharap dia akan selalu menemaiku”, kini aku yakin besarnya kuasamu (Allah) “Bahkan sebongkah es yang mencair dilautan akan kembali membeku, Jika itu atas kehendakmu”, semua ini adalah jawaban atas setiap do’aku, hatiku mungkin telah melupakanya tapi Ia selalu tersimpan dalam do’a, suatu ikatan yang kuat yang kugantungkan atas nama Ilahi hingga aku bertemunya kembali seperti saat ini.
“MENUGGU ADALAH PERKARA KESABARAN JIKA KAU LELAH MENUNGGU MAKA SIMPANLAH RINDU ITU DALAM SETIAP DO’AMU IA AKAN MENJAGA RINDUMU SELALU, HINGGA DO’AMU MEMBERI JAWABAN ATAS SETIAP USAHAMU”
   28 Desember 2013 Ahir dari penantianku, diatas kapal ditengah samudra biru, aku menghalalkanmu, satu minggu telah berlalu sejak kita bertemu, perasaan ini terus menggebu hingga takdir ini mempertemuakanku dengan mu, dalam ikatan rasa, ahir dari kisah menunggu. Teriak sorak mereka pecah, puluhan kembang api kembali mengudara menghiasi langit sunyi, warna-warni kembang api tanpa henti menghiasi malam ini “Esok kita akan bersama mengarungi samudera, berdua selamanya”, pakaianku basah penuh dengan peluh sebagai saksi atas perjuanganku, sebagai saksi atas penantianku, sebagai saksi atas pengorbananku, Terimakasih Istriku untuk beberapa waktu yang lalu, untuk perasaan yang sempat terbelenggu, untuk hati yang selalu menunggu, dan untuk sebuah kisah yang kusebut “PERJALANAN RINDU MENANTI DIRIMU”
Dimana Kapalmu Bersandar Disitu Hatiku Berlabuh
***
    Setiap cerita mempunyai batas ahir setiap cinta mempunyai tempat terlahir, terlahir dari rasa ketertarikan, empat tahun lamanya aku menahan rasaku membuang rindu yang sempat menghampiriku, aku sadar akan perasaan ini, perasaan yang tak pernah tersampaikan sebelumnya, dalam sabar kumendekap rindu hingga pertemuan itu kembali menghampiriku dan dengan izinya aku menghalalkanmu.
        Allah memberikanku waktu pertemuan yang singkat tapi penantian yang lama, “MUNGKIN DIA (ALLAH) INGIN SEDIKIT MENGUJIKU DENGAN KESABARAN” tapi dibalik kesabaranku tuhan memberikanku cerita yang berbeda ia menghadirkan ku sesosok wanita yang menguatkanku saat aku merasa lemah, yang membimbingku disaat tersesat, yang mengingatkanku saat aku salah.
       Aku menyadari kejadian beberapa tahun yang lalu adalah kejadaian yang terjadi karena tidak adanya kedewasaan diri, Pacaran Putus – Pacaran Putus – Pacaran Putus begitu siklus pacaran tanpa ada hubungan yang serius, Pacaran hanya menyita waktu, bermain-main dengan yang tak pasti, lalu kemudian putus dan memulai lagi dari awal dari tahap PDKT, tahap PDKTpun waktunya bisa sampai berbulan-bulan hingga jadian dan satu minggu kemudian putus dan kembali ketahap awal, begitulah siklus pacaran selalu berulang, bahkan banyak cerita hubungan seriuspun bisa putus, tak ada kejelasan yang didapat dari suatu hubungan, hingga aku berada pada titik jenuh, pada titik dimana aku memutuskan untuk segera melamar jika memang itu baik untukku. Memang berat bagiku untuk menanggung semuanya tapi berkat kesabaran dan tekadku aku berhasil keluar dari siklus itu, hingga aku memutuskan untuk menghalalkan sebelum semuanya menjadi haram (milik orang lain).
“HALALKANLAH SEBELUM DIHARAMKAN, CINTAILAH SEBELUM MENCINTA TAK ADA HASIL DARI TEKAD YANG KUAT DAN TAK ADA KEBAHAGIAN DARI TIAP TETESAN KERINGAT”
             Sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan dari jenis kalian sendiri, dan Allah akan memberikan sesuatu yang baik untukmu, dan Allah akan menjauhkan sesuatu yang baik menurutmu tapi tidak baginya,.
“JADI JANGAN KHAWATIR, MASALAH JODOH ALLAH YANG MENGATUR, IA AKAN MEMBERIKAN YANG TERBAIK MENURUTNYA DAN YANG PANTAS UNTUK KITA, TERUSLAH MERUBAH DIRI MENJADI INSAN YANG KAMIL”

MAWAR DAN HUJAN

Posted on 07.32
MAWAR DAN HUJAN
Hujan!. Begitu aku mendengar suara rintiknya diluar sana. hujan mengingatkanku dengan suatu kata “Turun yang dinanti dengan caci dan maki”. Terkadang hujan dinanti tapi terkadang juga hujan dimaki. Banyak orang bercerita tentang hujan, tentang bagaimana caranya mengenang dan melupakan.
         Satu minggu telah berlalu sejak hujan mulai turun dikotaku,  sejak saat itu aku mulai menjaga jarak, jarak yang sebenarnya tak ingin kubuat, tapi sepertinya mawar telah layu akibat kemarau satu minggu. Kepastian yang tak kunjung datang yang selalu dinantikan sang mawar, mawar selalu berharap langit menjadi gelap dan turun hujan, tapi apa yang dinanti tak seperti apa yang diharapkan, hari-kehari kian berlalu sang mawar selalu berharap agar hujan turun tanpa dia (Mawar) harus berharap. Sang mawar selalu menanti hingga daun-daunya mulai layu dan mawar merah mulai berubah menjadi kehitaman, dan membusuk.
         Kini mawar mulai melupakan semuanya, secara perlahan ia mulai menjaga jarak hingga perasaan itu menghilang dan diambil sang awan (pemilik segalanya - dialah awal dari terciptanya hujan, dan dialah awal dari perasaan ini, perasaan antara mawar dan hujan. Kini mawar telah layu ia hidup dari merasakan sejuknya angin yang berhembus tanpa merasakan kembali dinginnya hujan, dia berharap kepada sang awan, suatu saat nanti hujan akan turun kembali, meski kini tubuhnya telah layu dan hampir mati.
Hari ini, satu minggu telah berlalu sejak sang hujan mulai turun, cuaca terasa begitu panas, langit biru membentang luas, terlihat segumpal awal mendampingi langit biru siang ini, tak ada tanda akan turunya hujan, sepertinya sang mawar harus menyerah dengan kehidupanya / perasaanya, sepertinya hari ini hari terahir ia menatap awan tanpa melihat hujan, sepertinya hujan benar-benar enggan untuk turun kebumi. Tetapi segumpal awan tersenyum kepada mawar, yang membuat mawar merasa kebingungan?, Apakah sang hujan akan turun? Tapi sepertinya Tidak!
Sang mawar terunduk layu dan berkata:
 “Jika ini ahir dari perjalananku, maka biarkanlah aku layu diatas tanah tumbuhku, biarkanlah tubuhku menyatu dengan bumiku, yang kelak hujan akan membasahinya (tanah tumbuhku) dan hara akan menyampaikan perasaanku kepada setiap tetesan hujan yang mengalir membasahi tubuhku”
Satu persatu kelopak sang mawar mulai berguguran, menyisakan 3 tiga kelopak mawar yang masih kuat merah merekah, tiga kelopak itu adalah (mimpi, harapan, dan janji) mimpi untuk bertemu kembali, harapan yang mungkin terjadi, dan janji dari hati untuk selalu mengawasinya walaupun tak dinanti) tiga kelopak itu melambangkan keteguhan hati sang mawar, yang membuat ia seolah kuat bertahan menanti sang hujan.
Sore ini tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya membangunkan mawar yang tertunduk layu, membasahi tanah tumbunya, mendingikan tubuhnya yang hampir mati, perlahan tubuh sang mawar menjadi kuat tegak lurus keatas, tiga kelopak mawar yang tersisa basah disirami tetesan hujan yang jatuh, merah merkah menantap sang hujan yang datang menghamipirnya, sang mawar hanya tersenyum keatas (meratapi hujan) tanpa sempat untuk berkata, ia hanya terpaku dalam diam dan terus memandanginya. Apa yang ia tunggu dan apa yang ia harapkan datang dengan tiba-tiba, mungkin ini adalah jawaban dari isi hatinya, mungkin ini jawaban dari indahnya senyum sang awan. Ia menghadirkan sang hujan disaat sang mawar mulai layu dalam keteguhanya.
Setiap keteguhan yang kau miliki setiap impian yang kau yakini  suatu saat akan menjadi janji, janji untuk terkabulnya harapan dan mimpi, mungkin tuhan akan mengujimu melebihi batas yang engkau miliki tapi percayalah tuhan tak akan mengujimu melebih batas kemampuanmu, itu hanyalah sebuah rasa keputusasaan dari orang-orang yang mudah menyerah. Begitupun dengan perasaan / cinta, mungkin disuatu sisi ia akan menjauhkanmu dengan seorang yang amat engkau cintai karna ia tahu ia tak baik untukmu atau ada yang lebih baik dari itu, ia mengetahui apa yang baik untukmu dan apa yang tidak, teruslah bersabar dalam menantinya hingga tuhan mengatakan ia pantas untuk engkau dan pantas untuk kau tunggu seperti halnya kisah mawar dan hujan.


MIMPI, HARAPAN, DAN JANJI ADALAH HAL YANG  AKAN MEMBUATMU MENJADI KUAT, BERUSAHA DAN WUJUDKAN

MENJADIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MANUSIA

الحمد لله العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين {أما بعد}

WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Religion without science is lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya mendorong studi ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan sumber tunggal yang menjadikan jawaban pasti dan akurat.
Selain dari pada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tanpa panduan agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam mencapai hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak memperoleh bukti yang meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia membuat sebuah perdaban baru yang kemudian memunculkan pengertian bahwa Islam adalah sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya berdimensi theological, ritual, dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara termonologi, Islam adalah agama yang disampaikan oleh Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui wasilah Malaikat Jibril as. agar disyiarkan kepada seluruh makhluk di dunia ini, dan karena Islam merupakan ajaran yang ilmiah, maka Islam memilki panduan yang sempurna yakni al-Qur’an. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is the father of all the science and al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh ilmu pengetahuan dan al-Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui penjelasan ini, maka pada kesempatan yang baik ini, kami akan membahas tentang “MENJADIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MANUSIA” dengan rujukan al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 :

الر ج كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ((1
Artinya : “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim : 1)

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan menggunakan bentuk jamak untuk kata (الظلمات) yang berarti aneka gelap, sedang (النور) dengan berbetuk tunggal. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacam-macam  serta  beraneka  ragam  dan sumbernya pun banyak. Setiap benda pasti mempunyai bayangan, dan bayangan itu adalah gelap, sehingga gelap menjadi banyak, berbeda dengan an-nuur atau cahaya yang menerangai dan tidak pernah memberi gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan bahwa adalah sebagai pedoman hidup manusia.  Al-Qur’an juga memberikan petujuk kepada umatnya melalui pengetahuan didalam Al-Qur’an banyak sekali dijelaskan ayat-ayat atau cerita masa lalu yang berisi pengetahuan, peringatan, kisah masa lalu dan petunjuk masa depan.
Dari keadaan gelap gulita menuju cahaya yang terang benderang. Keadaan gelap gulita dimaksudkan bahwa pada saat itu mereka masih belum beriman, sering melakukan perbuatan dosa, kafir dan suka membangkan perintah-perintah tuhanya, sehingga dengan diturnkanya Al-Qur’an lalu mereka beriman / menyakini Al-Qur’an mereka dibukakan Allah, diberikan Allah cahaya yang terang benderang yaitu cahaya ke Islamanya yang akan membawa mereka kepada keselamatan pada dunia dan akhirat.
Selain Al-Qur’an, Hadits juga menjadi pedoman hidup umat Islam yang kedua, diamana Hadits berfungsi sebagai pelengkap Al-Qur’an, merinci ayat yang bersipat umum, membatasi keumuman suatu permasalahan dari Al-Qur’an, menetapkan hukum baru yang belum pernah ada di dalam Al-Qur’an, dan mengukuhkan hukum yang sudah ada,. Hadits merupakan pekataan, perbuatan, ataupun ketetapan yang datangnya dari rasulullah Saw, dan merupakan pedoman hidup umat Islam yang kedua setelah Al-Qur’an.

 
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

            Artinya: Katakanlah "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Imran : 31)
            Ayat diatas mengatakan bahwa hadits merupakan pedoman hidup umat Islam, hal tersebut terlihat dalam kata "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,” ikutilah aku disini berati mengikuti nabi Muhamad Saw, sedangkan hadits itu bersumber dari nabi Muhamad Saw, jadi ayat diatas menerangkan bahwasanya, “jika seseorang benar-benar mencintai Allah atau beriman maka ia harus menjadikan Sunah-sunah nabi (Hadits) sebagai pedoman hidupnya, karena dengan begitu Allah SWT akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosa hambanya dan membukakan pintu ketentraman dalam menjalani hidupnya sebagai salah satu balasan bagi hamabnya yang menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidpunya.

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Di dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :

ما حذروا به من أمر الله وعقابه ووقائعه بالأمم قبلهم
Artinya: “Apa yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya, dan ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.
Jika kita perhatikan secara sekasama, maka kita dapati bahwa ayat di atas menjadikan kehadiran al-Qur’an bagi umat manusia mengandung salah satu dari tujuan pokok :
1.      Agar manusia bertakwa kepada Allah atau agar kitab suci tersebut menimbulkan niali-nilai ilmiah bagi mereka, sehingga mereka dapat terhindar dari siksa duniawi dan ukhrawi.
2.       Menimbulkan pengajaran atau pendidikan bagi mereka yakni mengundang mereka untuk berpikir dan ingat sehingga pada akhirnya mengantar mereka bertkawa. Demikianlah menurut Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah.
Hadirin, dengan begitu jelaslah bahwa al-Qur’an dan hadits benar-benar merupakan petunjuk hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. Didalam Al-Qur’an banyak sekali di jelaskan berbagai permasalahan-permasalah kedidupan dunia dan bagaimana cara menyikapinya, sebagai contoh Allah menjelaskan tentang masalah perkawinan dalam Al-Qur’an surah Dzariat ayat 49, Ar-Ruum ayat 21, An-Nisa’ ayat 1 dan masih banyak yang lainya, betipun dengan Hadits, didalam hadits banyak dijelaskan tentang perkara-perkara yang terjadi dimasa lampau, sehingga nabi memberikan nasihat melalui perkataan, atau perbuatan yang hingga saat ini terus kita ikuti dan kita sebut sebagai hadits.
Hadirini, pada akhirnya kami mengajak kepada hadirin sekalian “Wahai saudara-saudaraku mari kita menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup hingga akhir hayat, menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai petunjuk hidup yang akan membawa kita kepada jalan kebenaran yaitu jalan yang diridhoi Allah sehingga kita menjadi umatnya yang beriman yang mampu membawa kehidupan dunia kepada kehidupan akhirat yang penuh ketentraman, ketenangan, dan kesucian.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya

والسلا م عليكم ورحمة الله وبرمكاته