MENJADIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MANUSIA
الحمد لله العزة الذى
جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد
أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
{أما بعد}
WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Religion
without science is lame and science without relegion is blind”, agama tanpa
ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan
bahwa, agama tidak hanya mendorong studi ilmiah, tapi juga menjadikan riset
ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh kebenaran yang
diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan sumber
tunggal yang menjadikan jawaban pasti dan akurat.
Selain dari pada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan
tanpa panduan agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang
banyak waktu dalam mencapai hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali
tidak memperoleh bukti yang meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia
membuat sebuah perdaban baru yang kemudian memunculkan pengertian bahwa Islam adalah
sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya berdimensi theological, ritual,
dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara termonologi, Islam adalah agama yang disampaikan oleh Allah swt.
kepada Nabi Muhammad saw. melalui wasilah Malaikat Jibril as. agar disyiarkan
kepada seluruh makhluk di dunia ini, dan karena Islam merupakan ajaran yang
ilmiah, maka Islam memilki panduan yang sempurna yakni al-Qur’an. Said Nursi
sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is the father of
all the science and al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah
bapaknya seluruh ilmu pengetahuan dan al-Qur’an adalah kitabnya ilmu
pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui penjelasan ini, maka pada kesempatan
yang baik ini, kami akan membahas tentang “MENJADIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN
HIDUP MANUSIA” dengan rujukan al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 :
الر ج كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ((1
Artinya : “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu
supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang
benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim : 1)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan,
bahwa penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt.
dengan menggunakan bentuk jamak untuk kata (الظلمات) yang berarti aneka gelap, sedang (النور)
dengan berbetuk tunggal. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa kegelapan itu
bermacam-macam serta beraneka ragam dan sumbernya pun
banyak. Setiap benda pasti mempunyai bayangan, dan bayangan itu adalah gelap,
sehingga gelap menjadi banyak, berbeda dengan an-nuur atau
cahaya yang menerangai dan tidak pernah memberi gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur,
benar-benar menunjukkan bahwa adalah sebagai pedoman hidup manusia. Al-Qur’an juga memberikan petujuk kepada umatnya
melalui pengetahuan didalam Al-Qur’an banyak sekali dijelaskan ayat-ayat atau
cerita masa lalu yang berisi pengetahuan, peringatan, kisah masa lalu dan
petunjuk masa depan.
Dari keadaan gelap gulita menuju cahaya yang terang benderang. Keadaan
gelap gulita dimaksudkan bahwa pada saat itu mereka masih belum beriman, sering
melakukan perbuatan dosa, kafir dan suka membangkan perintah-perintah tuhanya,
sehingga dengan diturnkanya Al-Qur’an lalu mereka beriman / menyakini Al-Qur’an
mereka dibukakan Allah, diberikan Allah cahaya yang terang benderang yaitu
cahaya ke Islamanya yang akan membawa mereka kepada keselamatan pada dunia dan
akhirat.
Selain Al-Qur’an, Hadits juga menjadi pedoman hidup umat Islam yang kedua,
diamana Hadits berfungsi sebagai pelengkap Al-Qur’an, merinci ayat yang
bersipat umum, membatasi keumuman suatu permasalahan dari Al-Qur’an, menetapkan
hukum baru yang belum pernah ada di dalam Al-Qur’an, dan mengukuhkan hukum yang
sudah ada,. Hadits merupakan pekataan, perbuatan, ataupun ketetapan yang
datangnya dari rasulullah Saw, dan merupakan pedoman hidup umat Islam yang
kedua setelah Al-Qur’an.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: Katakanlah "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Imran : 31)
Ayat
diatas mengatakan bahwa hadits merupakan pedoman hidup umat Islam, hal tersebut
terlihat dalam kata "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku,” ikutilah aku disini berati mengikuti nabi Muhamad Saw, sedangkan
hadits itu bersumber dari nabi Muhamad Saw, jadi ayat diatas menerangkan
bahwasanya, “jika seseorang benar-benar mencintai Allah atau beriman maka ia
harus menjadikan Sunah-sunah nabi (Hadits) sebagai pedoman hidupnya, karena
dengan begitu Allah SWT akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosa hambanya dan
membukakan pintu ketentraman dalam menjalani hidupnya sebagai salah satu
balasan bagi hamabnya yang menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman
hidpunya.
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Di dalam kitab Jami’
al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :
ما حذروا به من أمر الله
وعقابه ووقائعه بالأمم قبلهم
Artinya: “Apa yang
diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya, dan
ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.”
Jika kita perhatikan
secara sekasama, maka kita dapati bahwa ayat di atas menjadikan kehadiran
al-Qur’an bagi umat manusia mengandung salah satu dari tujuan pokok :
1. Agar manusia bertakwa kepada Allah atau agar kitab suci tersebut
menimbulkan niali-nilai ilmiah bagi mereka, sehingga mereka dapat terhindar
dari siksa duniawi dan ukhrawi.
2. Menimbulkan pengajaran atau
pendidikan bagi mereka yakni mengundang mereka untuk berpikir dan ingat
sehingga pada akhirnya mengantar mereka bertkawa. Demikianlah menurut Prof. Dr.
Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah.
Hadirin, dengan begitu
jelaslah bahwa al-Qur’an dan hadits benar-benar merupakan petunjuk hidup
manusia baik di dunia maupun di akhirat. Didalam Al-Qur’an banyak sekali di
jelaskan berbagai permasalahan-permasalah kedidupan dunia dan bagaimana cara
menyikapinya, sebagai contoh Allah menjelaskan tentang masalah perkawinan dalam
Al-Qur’an surah Dzariat ayat 49, Ar-Ruum ayat 21, An-Nisa’ ayat 1 dan masih
banyak yang lainya, betipun dengan Hadits, didalam hadits banyak dijelaskan
tentang perkara-perkara yang terjadi dimasa lampau, sehingga nabi memberikan
nasihat melalui perkataan, atau perbuatan yang hingga saat ini terus kita ikuti
dan kita sebut sebagai hadits.
Hadirini, pada akhirnya
kami mengajak kepada hadirin sekalian “Wahai saudara-saudaraku mari kita
menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup hingga akhir hayat,
menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai petunjuk hidup yang akan membawa kita
kepada jalan kebenaran yaitu jalan yang diridhoi Allah sehingga kita menjadi
umatnya yang beriman yang mampu membawa kehidupan dunia kepada kehidupan
akhirat yang penuh ketentraman, ketenangan, dan kesucian.
Demikianlah yang dapat
kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya
والسلا م عليكم ورحمة الله وبرمكاته
0 Response to "MENJADIKAN AL-QUR'AN DAN HADITS SEBAGAI PEDOMAN HIDUP"
Posting Komentar