PERTIWI YANG TERNODAI

Posted on 21.23
Merah pekat berbau amis membasahi bumi “BUMI PERTIWI” perang tak kunjung padam, senjata-senjata diacungkan, menghunus menembus isi kepala yang keras seperti batu. Kepala yang dipenuhi dengan berjuta ide kotor tersimpan.
Saat manusia saling membela diri masing-masing, melupakan kesepakatan bersama, saat manusia mulai merubah pikiran logisnya dengan tindak kekerasan yang terjadi hanya sebercak darah diseluruh penjuru ibu kota dan bau mesiupun tercium terbawa semilir angin.
Pertiwi menangis ternodai melihat kenyataan melihat anak-anaknya (generasi penerus) merobek gaun indah yang ia kenakan, “Gaun yang indah sepanjang nusantara dari sabang hingga merauke, Gaun yang dihiasi dengan perak-pernik perak serta mutiara dari lautan Indoensia.” Tanpa tau siapa yang mereka nodai, tanpa belas kasihan mereka mengambil semua perhiasaan milik Ibu pertiwi (Kalung, Cincin) mengeruk serta menguras habis kekayaanya hingga tiada lagi yang tersisa, hingga tiada lagi emas dari timur, hingga tiada lagi mutiara dari lautan, hingga tiada lagi perak dari dalam perutnya (Pertiwi), semuanya seolah menghilang begitu saja tertelan waktu yang terus berlalu.
Pertiwi seolah mati tak terdengar jeritan hati, ia terdiam dalam sedih dan dilupakan tanpa tangis, ia bersedih dan berharap sang anak dapat kembali seperti dulu dalam dekapan kasih, ia seakan melupakan kekejian yang mereka lakukan, ia menerima sang anak jika ia ingin kembali, kembali dalam dekapnya, ia menyayangi anaknya tanpa belas kasih, tanpa pilih kasih, dan akan selalu begitu hingga ia benar-benar telah tiada dari muka bumi.
Dan biarkanlah mereka kembali kepada Pertiwi, mengakui bahwa Pertiwi adalah ibu sendiri, menjaganya setiap hari hingga mati. Berikanlah tolerasi terhadap sesama (saudara) jangan pernah membedakan antara satu sama lain karena kita SAMA, ANAK PERTIWI, jangan pernah membuat pembeda, kembalilah lagi dalam dekapku (Pertiwi) buat aku tersenyum kembali setelah luka yang kualami, bangun Bumi Pertiwi ini dengan hati, tolerasi, dan perjuangkan hingga mati.


MATTEITA YO (AKU MENUNGGU)

Posted on 15.39
          Kesepian ini datang lagi, membungkam semua kata-kataku perlahan mengiris hatiku, merasakan sedihnya yang teramat menyakitkan, hidup dalam kesendirian tak ada tempat untuk meminta, tak ada tempat untuk bergembira, disaat semuanya sirna pergi menjauh menyisakan tubuhku yang tertunduk malu kepadamu.
            Kesepian, kesepian yang kurasakan saat ini, merasa selalu diasingkan, merasa selalu di bedakan, adanya tembok besar untuk pergi kearahmu padahal aku sangat menginginkan hal itu, apakah aku bisa mengatam tembok itu dengan gengaman tanganku yang lemah ini?, tentu tak mungkin bagiku, aku hanya seorang mahluk ciptaanmu yang sangat lemah yang terlena akan dunia yang kau ciptakan.
            Aku berusaha menciptakan dunia ku sendiri, dimana aku bisa bersantai didalamnya, mengingat moment yang telah lalu, menghabiskan waktu yang tersisa. Semakin lama aku semakin enggan kembali kepadanya (duniaku), semakin enggan untuk merasa kesepian, semakin enggan untuk diasingkan, semakin enggan untuk hidup sendiri. Kini aku terjebak didalam dunia yang kuciptakan yang kuhayalkan, dunia yang hening, gelap, sunyi, tak ada deringan telpon di pagi hari, tak ada suara dari mereka orang-orang yang kusayangi, aku terjebak didalamnya dan tak bisa kembali, beberapa kali aku keluar dari dalam sana, dan kembali lagi kesana, untuk beristirahat sejenak tetapi aku merasa asik didalam sana dan enggan untuk keluar kembali, hingga aku benar-benar merasa kesepian.
            Permainan kata-kata yang sering aku mainkan saat aku merasa kesepian tak dapat mengungkapkan apa yang kurasakan saat ini. Beberapa kali mulutku berucap kasar menyakiti hati mereka, beberapa kali perkataanku menyisakan bekas luka dihati mereka, hingga mereka enggan bangkit kembali. Aku merasa tak berharga. Aku merasa menjadi hambamu yang berdosa, yang selalu dihantui rasa takut, rasa takut saat semuanya akan sirna.
              Kesepian ini selalu menganggu saat tidurku, saat tubuh ini lemah dengan aktivitasnya, pikiran yang bimbang, perasaanku terombang-ambing, tak tahu apa yang harus aku lakukan agar aku bisa terlelap tertelan gelapnya malam. Sudah satu minggu terahir aku selalu merasa seperti ini, merasakan sedihnya kehidupan, hidup seperti sampah, aku mencoba untuk membunuh perasaan itu, tetapi aku tertikam belatinya tepat dibelakang punggungku dan membekas sampai saat ini.
                  Gelapnya ruangan ini mengajaku untuk berhayal dalam kesedihan, aku tahu 4 hari kedepan aku akan merasakan kesedihan yang mendalam, dimana semua orang akan meninggalkanku, dimana aku sendiri terdiam diruangan ini hilang bersama tangisanku, aku takut dengan apa yang kupikirkan aku takut semua itu akan terjadi, aku berharap tuhan akan selalu menjaga perasaanku, membiarkanku merasakan kesenangan sesaat hingga batas waktu yang telah ia tentutukan.
            Wajahku terlihat murung, hidungku terasa tersumbat, perlahan air mata ini membasahi tulisanku, 3 kali meteskan air mata dalam satu minggu, itu bukan hal mudah bagiku untuk melupakannya, aku hanya menulis sedikit dari apa yang kurasakan, tak dapat mengungkapkan semuanya, masalah ini semakin berat dan berat terlalu sepi untuk di tangisi, terlalu singkat untuk disesali.
                 Mungkin tuhan saat ini sangat menyayangiku hingga ia membiarkanku berlarut-larut dalam kesepian, agar aku mengerti perasaan orang-orang yang pernah kusakiti, agar aku kuat dan tegar saat mereka yang kusayangi pergi dari kehidupan ini, atau mungkin tuhan sedang memberiku  sebuah pelajaran untuk menuju proses kedewasaan, aku berharap kita berada didalam dekapannya, disehatkan selalu, diberi umur yang panjang, hingga waktu itu tiba, disaat aku bisa mencurahkan semua beban yang kualami, aku hanya merindukan kasih sayang mereka tak lebih dari itu.
              Tetapi bagimana itu bisa  terjadi (saat semua do'aku terkabul), sedangkan sat ini aku hanya terdiam dan berkhayal, aku selalu mengihiatinya, berbohong kepadanya, memberikan janji palsu kepadanya, apakah tuhan akan mengabulkanya?, ayat-ayatnya selalu kubaca tetapi aku tak memahami maksudnya, amalanya selalu kukerjakan tetapi aku selalu berkhianat dalam perbuatanku, bahkan diriku sendiri telah kukhianati, saat aku hidup dalam kepalsuan bersikap layaknya laki-laki dewasa, padahal bukan itu yang kuinginkan. Ya aku adalah pengkhianat setidaknya bagi diriku sendiri.
               Dulunya sang pencipta pernah menanamkan sebuah benih dihatiku, benih itu selalu kurawat, kusiram disetiap paginya, kubiarkan sinar mentari pagi menyinarinya, tetapi ahir-ahir ini aku merasa bosan untuk merawatnya, hingga benih itu tumbuh besar menjadi pohon berduri yang tumbuh dalam kegelapan, durinya menusuk-nusuk didalam hatiku, menimbulkan sikap iri, dengki, dan sombong, dan membuatku kehilangan arah, dan mengkhianati semua yang ada disekitarku. Andaikan tuhan menanamkan benih itu untuk kedua kalinya, akan kuusahakan untuk merawatnya dengan sungguh-sungguh, akan kulawan rasa malasku dengan ibadahku kepadamu, sehingga kudapati sebuah bunga yang mekar dipagi hari.
             Hariku hariku semakin tak berarti semua yang kujalani seolah kosong, agenda yang telah kupersiapkan 3 tahun yang lalu seolah terasa usang ditahun ini, aku berharap tuhan memberikanku agenda yang baru dimana sebuah keceriaan ada didalamnya, semangatku menggebu seperti kereta yang meninggalkan stasiun, kreativitasku berkembang menghatam kerasnya karang ditenah lautan, dan ia memberikanku teman yang dapat menghangatkan hatiku yang kedinginan, dapat menghiburku dikala sepiku, dan dapat membawaku kembali dari dunia yang kuciptakan.
            Aku menyesal telah menciptakan dunia kesepian, aku menyesal telah menyakiti hati mereka, aku menyesal telah menghianati diriku sendiri, dan aku menyesal telah menghianati penciptaku, hal yang paling aku takuti dalam hidup ini adalah saat aku tak bisa merasakan kenikmatan dalam beribadah, saat sang pencipta malas untuk menemaniku didalam kesepian ini. Jika diberikan kesempatan untuk kembali, aku akan kembali dengan sejuta kehangatan dan senyuman secerah langit dipagi hari.
             Maafkan aku atas kesalahanku selama ini, maafkan kesalahanku yang tak bisa diungkapkan ini, aku hanya ingin tidur lelap dimalam ini tanpa rasa kesepian itu, aku hanya ingin bersama kalian walaupun itu hanya dalam sebuah khayalan, dan aku hanya ingin menjadi lebih berarti dimata kalian, walaupun rasanya tak mungkin, setidaknya kalian membiarkanku bahagia hingga hari penciptaanku, dan hari yang telah ditentukan.

Aku hanya ingin bersama kalian TEMAN, MATTEITA YO (Aku Menunggu)

AIR TANPA O2

Posted on 17.49
Tersesal berusaha besabar menghadapi kenyataan, sebuah emosi yang tak tertuang dalam sebotol air minum, kucoba menghilangkan dahaga dengan sebotol air itu, mengalir seketika didalam tenggorokanku merasa bahagia atas kenikmatan dan keindahan yang aku rasakan, saat udara terasa panas, saatku tak mempunyai lagi air yang akan menyejukan tenggorokanku , yang kuhabiskan dalam satu waktu, meyesal telah meminumnya, menyesal telah mengenalnya.
Andaikan aku adalah seoran Dewa akan kuputar balik waktu seiring perputaran waktu sebelumnya, dan tinggal didalam dunia dimana hanya ada aku sendiri yang bertahan dalam kesedihan. Bercak darah diatas pisau mengkilap, mengingatkanku kenangan dua bulan yang lalu, aku membunuh semua yang kumiliki, perasaan, jiwa, estitika, hingga aku tak kenal siapa diriku ini.
Tetesan darah itu jatuh, bercampur air putih, diatas meja, mencemari setiap warna yang bening, merusak sistem saraf, membebani hati yang berat, menyebar kesetiap pembuluh darah, hingga aku terjatuh, terhepas diatas lantai coklat, kamar belakang rumah.
Aku meminum air yang bercampur darah, mataku melihat semua hal itu, tapi aku hanya ingin merasakan kenikmatan dari segelas air, mungkin inilah yang disebut dengan nafsu, aku membiarkan diriku teramat menyayangimu hingga aku sendiri membiarkan diriku merasakan air yang menyebar disetiap pembuluh darah, dan menghambat peredaranya, membiarkan aku terdiam kaku ditengah kesedihan.
`Dua bulan yang lalu saatku merasakan dan menemukan air itu (disebuah sumur tua belakang rumah), hal yang tak pernah terpikirkan, terbayangkan, air itu terasa manis dilidahku, menyejukan tubuhku, menlancarkan denyut nadiku yang hampir berhenti, ia memberikan kenikmatan, suplai tenaga bagi tubuhku yang lemah, kuluangkan setiap pagiku, waktuku untuk meminumnya hingga terlena seperti sekarang.
Setiap hariku selalu bahagia setelah meminumnya, air itu memberikan ku inpirasi di setiap tulisanku yang terukir diatas meja kayu, kamar belakang rumah. Pagi itu sekitar pukul 05.20 aku mengintip dari sela-sela jendela kamarku, seseorang beridiri ditengah dinginya udara fajar, mataku tak sampai melihat kesana, pandanganku hitam, hanya terlihat seseorang berdiri pinggiran sumur tua, aku sangat ingin tahu siapakah dia?, tapi mataku terasa sakit, jiwaku merasa penasaran, hatiku merasa was-was dengan apa yang didapati mataku, Kreeek,,,kreeek aku mendengar  suara itu berapa kali, suara yang berasal dari sumur, suara pengerek air, hal yang tak pernah kuinginkan sebelumnya, jika seorang datang untuk menikmati air itu, seketika hatiku remuk dengan hal itu, aku selalu mendatanginya (sumur tua), membersihkanya, berbagi cerita dengannya, tapi yang kudapati ia telah diminum oleh orang lain, ia berbagi kesejukan dengan orang itu, orang yang dahulu pernah melupakanya, mengecewaknya (sumur tua) yang sekarang datang kembali untuk merasakan kesejukan yang dahulu pernah ia berikan.
Analisaku tak sampai disitu aku terdiam sejenak dalam kamar tua ini dengan dinding kayu yang hampir runtuh, belasan kertas koran menghiasi dinding tua ini, suara keras menggelegar menghantam dunia yang kutempati, mengejutkan tubuhku yang tertidur diatas meja kamar, tersetak aku karenanya bangun dan kebingungan kepada siapakah aku kembali, mataku tertuju pada sumur tua didepan kamar, ia masih seperti yang dulu, rintik air hujan membasahi setiap tubuhan hijau, tetesan air menyejukan tanaman hijau mengisi mineral tumbuhan menjadi sumber makanan, kupandangi ia terlihat begitu indah dari sini, dengan rintikan hujan membasahinya.
Aku duduk terdiam memandanginya berpikir hal itu akan tetap utuh selamanya, dahulunya sumur itu adalah sumur yang tak terpakai hingga aku menemukannya, yang kudapati ia adalah pemberi energi kehidupan, pemberi sebuah rasa yang membekas, dahulunya ia pernah dimiliki seseorang yang tak kukenal, hingga ia kutemukan kembali tertutupi pepohan dan rerumputan, airnya penuh dengan dedaunan kering, kini aku dapat memandanginya dengan penuh rasa, ia terlihat begitu indah, airnya terasa manis dilidah, tak ada yang dapat menyangkal semua ini, ini adalah kenikmatan yang telah tuhan berikan padaku.
Berlari keluar, hatiku mengatakan aku harus seperti ini, kursi kayu yang semula aku berada disana kutinggalkan seketika, perlahan aku merasakan air yang datang dari atas kepala, membasahi seluruh tubuhku, mendinginkan hatiku yang tersiksa yang diam dalam keingin tahuan, aku hanya ingin merasakan apa yang akan aku rasakan sebelum aku merasakanya, saat sumur tua itu diambil kembali pemiliknya, dan saat ia masih menginginkan pemiliknya merawatnya mengasihinya, membersihkan dedaunan darinya hingga ia terlihat indah lebih dari sebelumnya, aku akan bahagia jika benar itu terjadi, aku hanya seorang anak manusia yang tak tahu cara untuk menyayanginya.
Keesokan harinya saat hujan semalam telah berhenti udara dingin menyapa tubuh ini, membangunkanku dengan dingin sampai kesumsum. Pukul 03.13 saat semuanya tertidur, saat dinginnya malam bercampur dengan hujan yang mulai mereda, kucoba membuka sedikit tabir kamarku dengan lampu yang dimatikan, aku melihat sesorang itu menyapu semua sampah dedaunan dipinggiran sumur tua itu, ia membasuh wajahnya, sejenak meminum airnya, senyum kecil diwajahku, bahagia tak terduga ia (tuan pemilik sumur) sepertinya iya datang kembali dengan penuh ketulusan, aku hanya berharap ia benar-benar ingin merawatnya memberikan warna baru dikehidupanya (sumur tua), tapi itu tak sesuai denga yang kurasakan hatiku berkata sebaliknya. Tak masalah bagiku jika aku harus berbagi air dengan pemilik aslinya (sumur tua), satu kata didalam hatiku aku bisa tetap memandanginya dari balik jendela ini, merawatnya, bahkan berbagi kebagiaan dengannya, tapi itu adalah ucapan sementara merupakan emosi sesaat untuk menutupi kesedihan yang kurasakan.
Beberapa hari kemudian, didalam ruangan yang sama dengan suasana, perasaan yang sama, dan suhu yang berbeda, saat panas mentari sore masuk kedalam kamarku, aku berpikir perasaan ini seperti sebuah lingkup atom yang terdiri dari, Nucleus, Electoron, Proton, saling terikat antara satu sama lain berlari saling mengikuti dimana mereka berada dalam satu sisi yaitu atom atau bisa disebut sebagai manusia. Saling berharap satu sama lain tanpa memikirkan ada seseorang dibelakang sana yang mengikuti jejak langkahnya.
Gelas putih diatas meja kamar airnya bening mengajaku untuk meminumnya kembali, harapan kecilku air itu adalah air tanpa O2 (air raksa), aku akan datang kepadanya meminumnya segera membiarkan tenggorokanku terbakar, lambungku terasa meledak-ledak, aliran darahku meningkat, hingga hati ini terasa mati meleleh  bersama air raksa yang kuminum, tapi khayalku terhenti itu adalah air yang pernah menyejukan hatiku yang kuambil dari sumur depan kamarku beberapa minggu yang lalu, sebelum pemiliknya datang kembali.
Kini aku hanya dapat memandanginya tanpa bisa menyentuhnya, sebuah perasaan yang menghalangiku untuk  bergerak, terkadang sumur itu terlihat kotor tapi Ya! Aku hanya dapat memandanginya, karena sebenarnya ia bukan miliku, aku hanya bisa memberikan yang terbaik hingga hal itu terbuang. Satu pelajaran yang ku dapat "KAU TETAP YANG TERINDAH, KARENA SATU UNTUK ALASAN WALAU ITU BURUK KU CINTA SEMUA WALAUPUN KAU TAK BERBENTUK", aku akan selalu memperhatikanmu walaupun mataku terasa sakit percayalah dengan hal itu, kau dengannya bagai air mineral tanpa O2 yang tak mungkin terjadi dan tak mungkin terpisahkan.




TERSENYUMLAH

Posted on 17.44
Terbangun dalam mimpi menyedihkan teringat kenangan yang tertinggal, saat aku berada dipangkuan mereka, heningku terbangun dipagi hari saat cahaya matahari menembus jendela kamar, kesunyian yang kurasakan mengalir di seluruh tubuh, menjadikan ku tak dapat bergerak, perlahan air mata mengalir membasuh rambut-rambut kecil dipipiku.
            Dua tahun yang lalu saatku mulai meninggalkan mereka, saatku mulai belajar membunuh perasaan sendiri, kesunyian yang selalu kurasakan, mulai terbiasa bergelut dengannya, tak ada tempat untuk berkeluh kesah waktupun enggan untuk mendengarkan isi hatiku. Mulai belajar untuk membiasakan hidup dalam keheningan hingga saatnya aku termakan didalam gelapnya malam, tak dapat melihat siapa yang datang, hadir memberikan setitik cahaya terang, yang membuatku terpaku.
            Rasaku telah mati bersama sang waktu, kesunyianku telah memakanku, langkahku semakin tak menentu,  aku tak tahu telah berapa lama merasakan hal ini, disetiap paginya selalu ingin melihat senyumu, senyummu yang membangunkan tidur panjangku, senyummu adalah semangatku disetiap waktu, membuatku berpikir keras untuk melawan kesunyian ini.
            Mereka berdua memberikan kenangan yang membekas, seperti jejak kaki sang kuda diatas tanah yang dibasahi air hujan, hingga aku terlaut didalamnya, dan yang kurasakan saat ini merupakan bekas kaki kuda yang dibasahi air hujan untuk yang kedua kalinya, dihapuskan oleh air yang turun dari langit, hingga aku merasa kedinginan kesunyian menunggu dibawah pohon menanti hangatnya senyummu.
            Disaat tak ada mereka, aku berharap pesanmu selalu datang dibawa sang burung merpati disetiap paginya, dan senyummu menghangatkan tubuhku yang menggigil, dan tanganmu mengusap air mata yang jatuh dipipiku, merasakan nadiku, Apakah aku masih bisa melihat dirimu?, bangunkan aku dari tidurku, bawalah aku lari dari kesunyian ini, hingga aku benar-benar merasa hidup untuk yang kedua kalinya

TERSENYUMLAH..............................!

KISAH SANG PEMBURU DAN BURUNG HUTAN

Posted on 19.04
Di tengah hutan rimba, kesepian tak ada yang melihatnya rumput-rumput liar menyapa langkah kakinya, nyamuk-nyamuk bernyanyi ditelinganya, cahaya matahari ini menembus celah-celah daun pepohonan yang melindunginya dalam kegelapan, diatas kayu tua ia melamun sendirian meratapi kesendirian yang selalu mendatanginya tak ada tempat untuk berkeluh kesah, tak ada teman melainkan kesepian, terselip sebatang rumput liar diantar kedua gigi yang kuat itu, senapan  tua peninggalan sang ayah menjadi temannya.
Seekor burung hutan berada diatas pohon tua yang tinggi, bulu-bulunya yang indah dikibaskan kesana kemari ia bernyanyi dengan lembutnya suaranya terdengar merdu di belahan hutan, dengan sigapnya pemburu itu mengacungkan senapan kearahnya, beberapa peluru dimasukan, senapan siap menembak, Wusshh,, burung itu terjatuh kebawah, dahan kayu tempat ia bertengger tak dapat menyambut tubuhnya, sayapnya yang kuat tak dapat dikepakan, ia melayang jatuh kebawah menghantam tanah, diatas daunan kering ia berteriak kesakitan sayapnya terluka, peluru itu mengenai bagian sayap kirinya.
Dengan terburu-buru pemburu itu berlari ia mendapati buruannya, seekor burung hutan (perempuan) yang masih hidup, pemburu itu segera mengambil buruanya membersihkan lukanya, mencabut peluru dari sayap kirinya, ia membawanya (burung) kesebuah pondok miliknya (pemburu) di tengah hutan dimana pemburu itu hidup sendirian.
Sebuah sangkar tua tergantung didepan pintu masuk pondok, sudah 2 tahun yang lalu saat ayahnya meninggal dan penghuni sangkar itu pergi meninggalkan pemiliknya, pemburu itu mengambil air hangat mengusap tubuhnya (burung) membersihkan darahnya. Sangkar tua itu disulap menjadi sebuah istana mewah dimana burung itu akan tinggal bersamanya.
Suara yang indah terdengar dari dalam sangkar setelah 5 hari sejak kejadian itu, ia sepertinya tak lagi marah terhadap pemburu, ia bernyanyi dengan indahnya, setiap pagi ia bernyanyi, membasuh bulunya yang indah. Beberapa makanan lezat diberikan sang pemburu hanya untuk burung itu, buah-buah kesukaan sang burung selalu ada didalam mangkuk kesayangan, tak perduli seberapa jauh pemburu itu melangkah, beban apa yang ia pikul, tantangan apa yang akan ia hadapi, ia selalu mencari buah-buahan itu hanya untuk menyenangkan hati sang burung.
Sepertinya sang pemburu menaruh rasa sayang teramat dalam terhadapnya (burung), kehidupannya berubah menjadi lebih berarti ia mempunyai teman yang selalu ada untuknya, ia selalu menjaganya setiap saat ia merawat rumahnya (burung), ketika pulang dari berburu ia selalu melihat kearahnya, berucap sendiri, mengadukan apa yang ia dapatkan, dan ia alami hari ini.
Sudah hampir dua minggu berlalu sejak sang pemburu merawatnya, pagi ini tak terdengar nyanyianmu, nyanyianmu yang indah, suaramu yang merdu. Pemburu itu terbangun dengan sendirinya, dadanya tesentak sakit, matanya memandang tajam keatas, sejenak ia terdiam, pikiranya kosong, Apa,,,,?,,Appaaa,,,Apaaa,,?, ia merasa kesepian, dipagi ini perasaan itu kembali menghampirnya, ia segera berdiri berlari keluar membuka pintu, ia melihat, tubuh sang burung terbujur kaku kakinya kaku kebelakang,  bulu-bulu lebutnya menghangatkan tubuhnya dalam kedinginan kematian. Tak ada kata sepatah kata yang terucap dari mulut sang pemburu, ia terdiam meratapi kematian teman yang ia sayangi, kesepian-kesepian itu kembali menghantuinya, semua yang ia lakukan seolah tak adil, tak ada kata adil didunia kecil ini, semua kasih sayang harus ia bayar dengan kematian
Diatas tangga pondok ia terdiam duduk melamun pikiran kosong, sinar matahari mengalirkan keringatnya membasahi seluruh tubuhnya, hanya penyesalan yang ia dapati. Sebuah gelang pengenal yang ia beli disebuah toko burung di pusat desa yang jauh dari hutan, gelang itu tersimpan rapi didalam sebuah kotak kayu, perasaan yang tertunda membekas dilubuk hatinya, sebuah penyesalan tak dapat memberikan hadiah itu (gelang burung) sebelum hari kematianya, sebuah pikiran tertunda ia (pemburu)  dapat pergi bersamanya  (burung) berburu bersama, melintasi hutan yang lebat, memakan buah-buahan yang sama, kini itu hanya sebuah pikiran kosong yang selintas berlalu.
Ia menyesali semua perbuatanya, ia menyesal telah bertemu dengan sang burung, ia menyesal telah memberikan bekas luka di sayap kirinya (burung), ia menyesal telah merawatnya, kalau saja pada waktu itu tuhan melesetkan peluru yang ia tembakan mungkin semuanya tak akan berahir seperti ini, dan sebuah penyesalan yang mendalam ia tak bisa mengobati luka disayap kiri itu, luka yang selama ini ia (burung) tanggung, rasa sakit yang ia derita, membekas hingga kematinya, ia (burung) selalu terlihat ceria, bernyanyi setiap paginya, menutupi rasa sakit itu dengan bulunya yang indah hingga kematiannya.
Sering  kali rasa sayang itu hadir dalam kehidupan kita, mengikat kita dalam sebuah hubungan kasih sayang, tapi tak jarang rasa sayang itu berubah menjadi sebuah penyesalan, berikan yang engkau bisa untuk orang yang kau cinta, lakukan yang kau tahu hingga kau benar-benar malu, jangan pernah menuda-nunda rasa itu, dan jangan biarkan rasa itu tertelan waktu.  Apakah kau ingin berahir seperti sang pemburu?

KISAH BAJAK LAUT DI PULAU ITU ?

Posted on 15.35
Heningan malam yang terus mengelapkan hati ini, hebusan angin kecil menyapu halus dipundaku berjalan sendiri didalam kesunyian yang tak ada arti. Ada dimana sebuah dunia yang tak dapat dimiliki seorang yang berdosa besar.
Seorang bajak laut mengarungi samudera menembus cakrawala membuka dunia baru, tetesan air mata tak dapat terbendung mengujani kemeja putih yang mereka (penduduk pulau) kenakan, putih menyala ditengah malam hari ditepian pulau, kemeja itu seolah memberi tahu rasa sedih yang tak tersampaikan, sebuah emosi yang sulit diungkapkan, menghentak didada mereka, menyisakan air mata yang mengalir diwajah mereka, perasaanan haru, benci, sayang, yang tak dapat diungkapkan.
Lambaian tangan itu seolah semakin menjauh-jauh-jauh-jauh-jauh, hilang bersamaan kapal kayu tua dengan beberapa anak buah kapal. Sebuah pelajaran baru yang didapat penduduk pulau, tak ada satupun manusia yang dapat dibenci, tak ada satupun manusia yang tak memiliki cinta dan kasih sayang. Penolakan, pemberontakan yang terjadi dipulau itu kini telah berubah menjadi sebuah drama kehidupan yang menyenangkan.
Hari itu bajak laut meninggalkan pulau kecil yang telah mereka bangun, ia memutuskan untuk pergi mengarungi samudra, hingga di kejauhan sana ia melihat beberapa cahaya terang dengan letusan kembang api dibalik gunung besar ditengah lautan. Cahaya itu menyilaukan matanya, ia mengangkat tangannya dan ingin mengengamnya dari kejauhan. topi bulat itu ia putarkan kebelakang, seisi kapal bersiap untuk pergi kepulau itu, dengan keyakinan yang kuat ia akan mendapatkan pulau indah itu. bersama dengan bubuk mesiu yang selalu terisi penuh didalam meriam, beberapa bom siap dilemparkan.
Penduduknya ramai dengan sebuah keceriaan yang terpancar dari senyuman, mereka sedang berpesta untuk menyambut kedatangan sang bajak laut. Betapa terharunya mereka (para bajak laut) saat semua itu hanya untuk kedatangan mereka, beberapa bom diturunkan kembali, senjata berbaris panjang diturunkan kembali, layar ditutup kembali. Perasaan yang berubah sesaat menjadi kacau membongkar emosi yang terpendam dalam diri. Bahkanseorang bajak laut yang terkenal kejam meneteskan air mata saat menyaksikan semua itu, tak banyak yang dapat mereka lakukan, hanya terdiam heran, apa yang sebenarnya terjadi.
Sebelumnya penduduk pulau indah itu telah mendengar berita tentang bajak laut baik yang mengarungi samudra mengenakan bendera pedang dan bunga yang mengelilinginya, mereka sadar bahwa bajak laut tersebut itu akan lalu dipulau mereka, untuk itulah semuanya mereka berikan.
Satu bulan kemudian saat kapten bajak laut dan para anak buahnya jatuh cinta dengan pulau tersebut. Pembangunan berjalan dengan pesat menjadikan pulau tersebut sebagai kawasan metropolitan saat semua orang dipulau lain jatuh cinta dengan pulau itu. Saat penduduk pulau tidak bisa menerima lagi kedatangan para bajak laut, beberapa celaan dikalangan warga terdengar bias ditelinga sang kapten, mereka menuntut para bajak laut untuk pergi meninggalkan pulau itu, beberapa mulut sumbang mengatakan mereka hanyalah sekumpulan orang-orang dengan sejuta kekerasan, mereka merupakan Aif bagi pulau, mereka merupakan drakula dimalam hari yang memangsa gadis yang bersolek, saat semuanya mengalami kemajuan mereka akan megambil alih pulau ini, itulah ucapan sombong yang mereka lontarkan (penduduk desa). Mereka tak dapat lagi menerima, merasakan sebuah hasil karya peradaban dari seorang bajak laut.
Disuatu malam yang dingin diatas batu besar diatas puncak gunung pulau, matanya terpejam sejenak, menghirup udara dingin yang masuk ketubuh ini, lampu-lampu jalanan bersinar dengan kehangatan, berkelap-kelip setiap detik, dibawah sana beberapa pusat hiburan buka setiap malamnya memberikan kepuasan bagi penduduk pulau. Sebuah rencana yang selalu ia (kapten bajak laut) inginkan, rencana yang ia rancang saat pertama kali datang kepulau itu, rencana yang selalu ia minta kepada sang pencipta, 4 tahun kemudian setelah ia meninggalkan pulau itu untuk mencari ilmu dan pengalaman dalam berlayar, ia akan kembali kepulai itu membangun pulau itu dengan setiap tetesan keringatnya dan tinggal disana, mempunyai keluarga kecil didalamnya.
Tapi ucapan sombong yang terdengar ahir-ahir ini, membuat ia ragu untuk melanjutkan rancangan tersebut, ketidak nyamanan penduduk pulau membuat hatinya gelisah kehilangan arah ia tak tahu apa yang seharusnya ia lakukan. Naluri membunuh telah hilang didalam dirinya menyisakan rasa cinta yang abadi. Saat semua hening seketika malam itu terasa panjang, angin kecil berhembus disela lehernya menyisakan dingin yang menyakitkan. Ia terdiam dengan tangan memegang dagu dan hidungnya. Sejenak kemudian angin itu berhebus dengan lebutnya menyisir seluruh tubuhnya, ia terjatuh kebawah, tubuhnya berguling-guling tersangkut disebuah pohon, ia diam kaku dengan nafas yang terhenti dengan tubuh yang dingin, dan seyuman indah diwajahnya.
Kisah bajak laut itu hilang seiring perputaran waktu, sejarahnya menghilang seiring ombak yang berlalu, ia telah dilupakan dari hati mereka, anak cucu mereka (penduduk pulau) tak pernah mengetahui siapa sebenarnya mereka. Mereka yang berjuang untuk mencintai dan terbuang itulah mereka para bajak laut yang menghilang.
Dalam kehidupan ini adakalanya kita belajar merasa, mencinta, terjatuh, terkena lumpur, berjuang untuk yang diinginkan, tapi adakalanya mereka merasa tidak nyaman tentang kehadiran kita, disanalah kita harus menentukan arah, arah mana kita akan melangkah, ambil satu langkah dan berjuang didalamnya, jangan menunggu waktu yang berlalu, karna bajak laut tak suka dengan sikap itu.



JOMBLO YANG DIWISUDA

Posted on 04.45
21 Mei 2016, sebuah tanggal yang hampir aku melupakanya, tak adanya kalender didalam kamar ini, sehingga membuat ku bertanya-tanya kepada seseorang yang kukenal sebagai seorang pria. Malam ini merupakan malam dimana kaum remaja bercumbu dan tertawa bersama pasangannya. Ya seperti biasanya, tanpa ada yang berbeda dengan malam-malam lainya, hal ini sama saja seperti malam-malam yang sudah-sudah. Hanya terdengar suara kipas angin yang berputar dan suara decitan hatiku yang penuh tanya tanya “APAKAH ARTI DARI KATA SENDIRI ITU?” SENDIRI?, SENDIRI? Aku selalu dan selalu mencari jawaban demi jawaban, entah apa arti kata dari sendiri itu.
Terdiamku ditengah heningnya malam bersama tumpukan tugas-tugas yang ada didepan mata, layar hologram Handphone yang redup menyala Tak ada satupun pesan ataupun panggilan masuk dari handphone ini. Pada awalnya aku terlena dalam kata-kata yang selalu aku banggakan, akan tetapi lambat laun kata-kata itu menjadi usang. Akupun mulai jenuh dengan kata yang selalu kubanggakan selama ini. Tumpukan tugas dengan sejuta imajinasi bermain dikepala ini, terus berkhayal untuk masa depan, tapi satu yang terlupakan aku masih tetap sama seperti yang dulu. Aku masih berada pada garis awal dimana aku  berada dalam kesendirian. Kesendirian ini menerpa dan menuntut kebebasan, dari dalam diri ini, aku ingin mencari sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Dimana sesuatu yang sama seperti yang mereka rasakan (muda-mudi dimalam ini), merasakan cinta serta kasih sayang. Beberapa coretan pena yang aku tulis diatas kertas putih dengan kata-kata ilmiah yang kudapat dari buku dipinggiran jalan. Aku masih menanti adanya sebuah nada masuk di Handphone ku ini. Sepi kurasa, terpana, terpaku dan terdiam dalam heningnya malam ini.
Ohhhhh,,,, Ya,,,, Maaf sebelumnya, aku hampir lupa untuk memperkenalkan diri, Hahaha,
            Malam Semuanya,,,, perkenalkan, aku adalah seorang Mahasiswa yang berada di semester akhir. Ada yang berpendapat, mereka yang berada di semester akhir merupakan mahasiswa yang sudah berada di ujung batas, “oh ya jelas donk”,, kujawab dengan nada yang tegas. Namaku Ria atau yang sering disapa Pria. Aku seorang mahasiswa semeseter akhir diperguruan tinggi negeri.
            Apakah kalian tahu, apa itu kata kesendirian?
            Hingga saat ini akupun belum menemukan jawabannya, Bisa dikatakan masih mencari.
            Sejak hari pertama dimana aku masuk universitas perguruan tinggi negeri, aku tak memiliki sesuatu apapun bahkan aku tak mempunyai motivasi dalam hidupku. Semuanya berlalu dengan begitu cepat, waktu terus bergulir menghabiskan siswa waktu yang tersisa. Dahulu aku menganggap kesendirian itu menyenangkan, hingga waktu berteriak kepadaku dan membuyarkan semua lamunanku serta khayalan-khayalan yang menjanjikan didalam mimpiku. Merasa jenuh dengan semua keadaan ini. Hanya tersisa beberapa bulan hingga waktu itu tiba. Waktu dimana ahir dari perjalananku -+ selama 4 tahun ini, meninggalkan kenangan yang pernah kita lewati. Hari itu adalah hari spesial dimana sebagian dari kami akan mengenakan pakaian hitam dengan topi persegi lima diatas kepala (toga). Tapi bukan itu yang kuinginkan, aku hanya ingin menyaksikan seorang yang kucintai datang menghampiriku ke acara kebahagian itu. Berbagi mawar dengan diriku, berbagi kebahagiaan dengan diriku walaupun hanya untuk sesaat. Itu yang sangat aku harapkan untuk saat ini, tapi kenyataanya aku masih terdiam ditempat yang sama dengan keadaan yang sama. Belum mempunyai seseorang yang selalu membuatku tertawa, memberikan ku ucapan selamat pagi, siang, ataupun malam dan memberikan ku semangat setiap detiknya.
Tumpukan kertas dengan bahasa ilmiah ini membuat tubuhku terdiam, berpikir sejenak, bahwa aku telah hanyut dalam khayalku, sepi menusuk jiwa, aku hanya ingin seseorang menemaniku untuk beberapa bulan kedepan, menemaiku menyelesaikan tugas ahir ini. Hahahaha. Bahasa gaulnya “AKU INI SEORANG JOMBLO YANG MENGINGINKAN SEORANG WANITA MENJADI PENDAMPING DI HARI WISUDA” Hahaha Maaf Jika kata-kata ini terlalu berbelit-belit.
            Aku kini tersadar bahwa manusia adalah mahluk berperasaan yang perlu akan kehadiranya cinta, cinta yang tulus dari mereka yang kuharapkan. Terimakasih atas kata-kata kasar dan cacian yang membuatku terbangun dari mimpi panjang ini.
            Buat kalian para mahasiswa, khusunya kepada tetua mahasiswa (mahasiswa semester ahir) yang sampai saat ini masih menikmati waktu sendiri (jomblo), marilah kita mulai bergerak meninggalkan kesendirian itu, apa kalian tak ingin seseorang wanita datang memberikan bunga dihari yang penuh kebahagian itu (Kelulusan), apa kalian tak ingin mendapat suntikan semangat dari seorang yang kalian sayangi saat mengerjakan tugas ahir??
            Jawabanya ada pada diri kalian sendiri!!!
            Pesan terahir dari Gua Jomblo yang belum wisuda!!!
            Buat kalian yang baru saja ditinggal seorang pacar, jangan pernah bersedih, akan ada seorang yang lebih baik yang akan mengisi hidupmu, terus berjuang dijalan kalian hingga hari kelulusan itu tiba, dan jangan lupa buruan cari yang baru, jangan mau kalah dengan mantan pacar, buktikan kita bisa tanpa mereka dan kita bersama orang yang tepat dihari kelulusan. “DISAAT SESEORANG SUKSES PASTI AKAN ADA MANTAN YANG MENYESAL”
            Buat kalian yang masih mencari, teruslah mencari jangan pernah menyerah, cinta akan datang dengan berjuta alasan, “JANGAN MENCARI YANG SEMPURNA TAPI JADILAH YANG SEMPURNA KARENA PASANGANMU MERUPAKAN CERIMAN DARI DIRMU”
            Dan yang terahir buat kalian yang masih MENJOMBLO. Masih ingin hidup dalam kesendrian??? “Kalo Gua sih Kagak mau,” makanya buruan cari pacar “TAK PERLU SEMPURNA YANG PENTING BAHAGIA” “TAK PERLU MENUNGGU LAMA TERUSLAH BERUSAHA.” Masih mau ngerjain tugas ahir tanpa semangat dari si doi??, INGAT JANGAN TERFOKUS UNTUK MENCARI YANG SEMPURNA!!!! Karena kesempurnaan hanya milik yang Tuhan Yang Maha Esa. Hehehe JJ

**PESAN TERAHIR**
DAN YANG PALING AHIR
Ù…َÙ† Ø·َÙ„َبَ زَÙˆ جًا بِÙ„َا عَيبِ بَÙ‚ِÙŠَ بِÙ„َا زَÙˆ جٍ
Barang siapa mencari pasangan yang sempurna tanpa cela, maka ia akan jomblo selamanya


            

DIANTARA LANGIT SORE

Posted on 21.16
Bagian 1 :Ujian Tengah Semester SMA17
Ujian ahir semester ahirnya tiba, pagi itu Ran berlari terburu-buru, dengan membawa buku ditangan kanannya, tas selempang yang menempel erat di tangan kirinya, Ran berlari dengan terburu-buru napasnya mulai sulit, keringat mulai bercucuran tetes demi tetes. Sekolahan Ran cukup jauh darik rumahnya, Ran masuk kelas telambat,
 Asalamualaikum, maaf buk telat,
 Masuk, tidak ada waktu tambahan, Ucap ibu dengan tatapan yang penuh dengan misteri,
Lembar soal hari ini, lembar soal matematika, sulit untuk mengitung,
 Sen no.5 apa, jawabnya, Sen, Sen no.5, sendy tak mengiraukan ucapannya dan terus mengerjakan lembar jawaban, Dasar pelit cuman nomor lima kok susah amat,
 Sebenarnya Ran duduk di kursi yang penuh keberuntungan karna dibelakangnya duduk anak peringkat satu dikelas, bahkan bukan cuman di kelas tapi ia juga peringkat umum di sekolah, disamping kanannya anak peringkat dua (Resi) tapi ahir-ahir ini mereka berdua ada masalah yang membuat Ran malu bertanya kepada (Resi), dan disebelah kirinya anak peringkat tiga yaitu Sendy.
Sendy tidak bisa untuk dimintai jawaban, sepertinya aku harus bertanya dengan Rikka, tapi rasa malu terus bermuculuan, pertama karna Ran tidak cukup bersahabat dengan Rikka, kedua mereka memang teman sekelas sejak satu SMP tetapi hanya beberapa kali berucap sapa, dan ketiga karna Rikka peringkat kelas, orang yang populer beberapa banyak cowok yang mendekatinya, dan pernah ditolak oleh Rikka,
 Ran: Ri, ii, ii, ikka........Riikkaaa, aduh kenapa Rikka tak melihat kesini ucap Ran dalam hatinya (ia malu),, Rikka,
Rikka: Owg Ran  ada apa, sambil melihat kearah Ran dengan menantapkan wajahnya yang manis itu,
 Ran: Ri, ii,iikka apa sih  yang membuat kamu cerdas.?
Rikka: Itu karna aku belajar, aku membagi waktuku dalam sehar minimal 8 jam belajar, itu di bagi lagi untuk membaca buku, menulis dan menegerjakan PR, kalo kamu sendiri gimana?
Ran: Hehehe aku tak pernah belajar, sepulang sekolah aku, tidur siang bangunya makan, pokoknya gak pernah belajar, (wajah Ran memerah)
Hey kalian berdua bisa diam, kalian mengaggu ulangan, kalian nyontek ya?, kalau sekali lagi kalian ketahuan mengobrol akan ibuk keluarkan,
Iya buk sahut mereka berdua serentak
Selang 5 menit kemudian bel berbunyi, silahkan dikumpul lembar jawaban kalian, didepan, tidak ada yang  menulis lagi, Ucap ibu guru
Dari 10 soal esai jawaban yang Ran isi hanya dua soal (no, 1 dan 7), yang lainya hanya soal,,,,,,,? Yang penting mengerjakan soal?
Ten..teng..tong,,,, Teng,,,teng, bel berbunyi pukul 17.00,, Ran berjalan pulang,,, sendirian, 
Rikka: Ran..Rann,, memanggil dari kejauhan,
Ran: Heh Rikka gimana ulangan hari ini?
Rikka: Susah aku cuman ngisi dua jawaban?
Ran: Ia emang  susah, apalagi mata pelajarannya matemetika, ya pasti susuah?
Ran: Liburan ini mau kemana  rencanaya?
Rikka: Libuaran ini, aku mau kerja sambilan itung-itung cari uang buat uang jajan? Kamu mau liburan ya? (Ran)
Ran: Nggk, kanyaknya liburan tahun ini kosong, sekedar dirumah, kamu enak bisa kerja,?
Rikka: Kenapa kamu ngak cari kerja juga?
Ran: Males capek, kalo libuaran ya waktunya liburran?
Rikka: Aku duluan ya Ran, kereta ku udah sampe?
            Ran: Owg, ya sampai ketemu besok
Rikka adalah temanku sejak SMP juga, ia adalah sahabat yang baik, ia tinggal di Bumi Agung dekat dengan hutan lindung wilayah barat kota,
            Ran menaiki kereta selanjutnya jurusan Rantau Panjang, Ran berada digerbong no 25, berdiri dengan memegang pegangan kereta, kiri-kanan tempat dudukya penuh, ini sering terjadi karna jam 17.00 adalah jam pulangnya orang-orang kantor dan anak-anak sekolah jadi wajar jika tempat duduk kereta sangat penuh.
            Rikka memeperhatiakan Ran yang berdiri di gerbang no.25, sedangkan Rikika berada di gerbang no.24 tepat dibelakang gerbong Ran, lewat kaca pemisah gerbang, tanpa disadari Ran, Rikka selalu memperhatikan ran sejak pertemuan pertama mereka sewaktu kelas 2 SMP, karena SMP Rikka dan Ran sama dan SMP mereka berada di dekat Pasar Lama jadi mereka berdua selalu menggunakan kereta yang sama, sejak SMP.
            Sebenarnya Rikka tidak menaiki kereta sebelumnya, tetapi ia membuat sebuah tipuan kecil, membuat seolah dirinya menaiki kereta itu, disaat orang-orang ramai turun dari kereta ia menuju kereta seolah-olah ingin menaikinya, masuk dalam kerumuan dan pergi untuk menghindari Ran,
            Ran: Aku pulang, Aku pulang ucap Ran,,
            Mama Ran (Rena): Ran sudah pulang, cepet mandi air udah penuh tuh, abis itu makan malam bersama?
            Ran: Ia ma, segera pergi kekamar mandi, dan mengganti pakainya dengan pajama (pakaian tidur),
            Mama: Kalo sudah, sini Ran makan, cepet papa udah pulang ni?
            Ran: Kenapa setiap hari, selalu aja seperti ini disuruh makan bareng keluarga?
Meja makan yang bundar dipenuhi dengan makanan, nasi, sayur-mayur, dan daging dan masih, banyak yang lainya, akan mengisi perut kami yang kelaparan akibat bekerja seharian.
 “Selamat Makan”
Ayah Ran (Reno): Ehmm masakan mama memang selalu enak puji ayah, sejak SMA memang masakan mama selalu enak,
Ibu Ran (Rena): Iya pa, papa memang kayak gitu terus mujinya,
 Ran: Memang papa dengan mama udah nikah sejak kelas 2 SMA apa?, tanya Ran? Kok papa bisa tahu masakan mama enak sejak SMP?,
Reno (ayah Ran): Ran papa pacaran dengan mama sejak SMA, dan untuk pertama kalinya papa makan masakan dari perempuan yang papa cintai, waktu itu kalo nggak salah sehabis jam olahraga jam istirahat papa  makan di bawah pohon beringin sekolah, sendiri, karna waktu SMA papa punya teman sedikit
            Rena (Mama Ran): Ya dulu papa mu masih polos-polosnya, nggak punya banyak teman? Setiap hari ia makan sendirian di bawah pohon beringin, nggak pernah masuk kantin, tapi itulah yang membuat mama jadi penasaran dengan papamu, jadi mama menghampiri papamu yang mama lihat selalu makan sendirian.
            Reno (ayah Ran): Papa dulu makan nasi dengan  sambel tempe, dan telor, hampir setiap hari, terus mamamu ngasih papa sayur kangkung, dan rasanya enak, setelah itu papa dan mama bersahabat dan selalu menghabiskan waktu istrahat di bawah pohon beringin,, pokoknya kita dulu romantis ya ma,,
Rena (Mama Ran): Iiiih papa, kalo dipikir-pikir iya juga pa.
 Rena (Mama Ran): Kalo kamu sendiri gimana Ran apa kamu udah punya cinta pertamamu disekolah?
 Papa: Udahlah ma Ran pasti belum punya, kerjanya aja setiap hari maen game pasti dia belum punya pacar? (sambil mengejek anaknya sendiri)  Hahahahahaha Tawa papanya
Mama: Udah pa Ran juga masih kecil baru kelas 1 SMA pasti dia belum punya cinta pertamanya.
Reno: Ran, ucap papa kepada Ran, Biasanya orang yang udah punya pacar itu ia rajin berangkat kesekolah dan bisanya ia rajin belajar, dan menegerjakan tugas apalagi kalo pacarnya satu kelas. Ledek papa,
Ran: Ma aku duluan ya, mau belajar,
Mama: Iya, gimana Ran ulanganya tadi?, tanya mama,
Ran: Bisa jawab ma, sambil mendorong pintu kamar dan menutupnya kembali, Cregg,, Ran meninggalkan obrolan
Ayah: Ma besok besok lusa papa, ada tugas keluar negeri kata pimpinanya sih mau ke jepang, soalnya mesin-mesin yang mau di inpor keindonesia itu masih kurang jadi papa di tugaskan untuk ngecek sekaligus melakukan perbandingan perusahaan luar negri dengan perusahaan indonesia, papa minta izin ya ma,
 Mama: Iya papa jangan lupa oleh-olehnya,
Mama: Besok berangkat jam berapa pa, mau di anterin ngak kebandaranya?
Ayah: Mau dong, dianterin istriku yang tercinta, besok papa berangkat jam 08.00 pagi, abis sarapan pagi kayaknya ma, sekaligus mau pamitan sama Ran dan dedek Rin,
Didalam kamar tidur ini Ran mematikan lampu kamarnya, dan menghidupkan lampu belajarnya, mengambil buku biologi untuk pelajaran jam pertama besok, kursi belajar yang kosong tak pernah diduki Ran, Ran pun menduduki kursi belajar untuk belajar,, Klasifikasi Unggas, dan  Mamalia. Mamalia adalah binatang menyusui, sedangkan Unggas adalah binatang yang tidak menyusui dan tubuhnya diselimuti bulu seperti ayam, burung, dan sejenisnya. Ia melamun ketika ia bertanya dengan Rikka kenapa jantungnya berdegup kencang dan merasa gugup, sebearnya tadi aku ingin meminta jawaban no.5 tetapi aku merasa gugup dan mengalihkan pertanyaan, Mungkinkah ini cinta, Agghh,,,, aku tidak boleh jatuh cinta dengan teman ku sendiri lagi pula ia tak sebanding denganku ia lebih setingkat diatasku, tapi kalo dipikir-pikir cocok juga kalo aku denganya Selain manis ia juga baik  dan  cerdas, masalah ia berada diatasku setingkat, itu bisa dicari dengan belajar, Ya aku hanya perlu belajar untuk menjadi pintar dan bisa mendapatkan hatinya.
Untuk melanjutkan pelajaran tak bisa lagi karna pikirannya telah terisi dengan khayalan dan akan  semakin bertambah, matanya terlihat semakin mengantuk kelopak matanya perlahan terkatup Ran pun tertidur sampai pagi di atas  meja belajar.
Ring.....ring....ring  Jam beker, Hari sudah pagi Ran, Ran bangun solat subuh sahut mama,
 Ran: Iya ma, bentar lagi, sambil menarik selimutnya
 Mama: Ran, Ran solat subuh udah siang ni,
Ran mengusap matanya dengan tanganya melihat kearah jam beker yang menunjuk kearah 05.45 Ran pergi kekamar mandi, membasuh mukanya dengan air dingin yang bercapur dengan dinginya udara subuh, Ran mengerjakan solat subuh dan tertidur lagi selama lima menit. Ia masih terbayang dengan wajahnya Rikka, dan ia ingin menyapa Rikka dipagi ini tapi, sulit untuk di ucapkan.
Mama: Ran...Ran kalo udah mandi kita sarapan, sarapanya udah siap, sekalian papa mau pamit, papa mau ke jepang,
Papa: Na ini dia anak papa yang cakep, udah selesai mandinya Ran?, udah pakai parpum belum? (tanya papa sok perhatian).
            Ran: Kok, roti biasanya nasi goreng ma?, tanya Ran
            Mama: Ia Ran mama buru-buru, soalnya mama mau nganter papa kebandara papa ada tugas diuar negri, (jepang)
            Papa: Sambil memakan roti, Iya Ran kamu mau oleh-oleh apa?, kalo mama mu mau dibeliin kimono,
            Ran: Aku dibeliin miniatur menara Tokyo itu udah cukup kok, kalo bisa sekalian dengan kota-kotanya?
            Papa: Kalo anak papa yang imut ini mau apa tanya papa dengan Rin,?
            Rin: Aku mau boneka pa?
            Ran,,,,Ran,,,,Rannnn,,Rannnn, teriak seseorang dibawah sana memanggil namanya (Ran)
Mama: Ran buruan makannya itu teman sekolah mu udah manggil-manggil,
Ran: Aku berangkat ya ma,
Memakai sepatu sneakers kesayanganya, dan berlari kecil keluar rumah, bus sekolah menunggu didepan rumah, Ran menaiki bus tangannya berpegangan dengan pintu masuk bus sekolah dan duduk di dekat pintu keluar bis sekolah, sesekali Ran berangkat sekolah menggunakan bus umum, Dari rumah Ran naik bus sekolah (bus khusus anak sekolah) dan dari statsiun ia naik kereta jurusan Martapura, berjalan kaki menuju sekolahan yang berada diatas gunung
            Bandara internasional Sipatuhu II mama mengantar kepergian papa,
            Papa: Ma jaga Ran, dan Rin baik-baik ya, dan jangan lupa suruh Ran belajar, dan makan yang teratur ya,
            Mama: Iya papa, papa berlebihan deh,
            Papa melambaikan tangan dari tangga pesawat, dari kejauhan mama melihat lambaian tangan itu, dan terseyum bahagia.
            Disekolah SMA17, disebelah kamar mandi Ran membasuh mukanya dengan air agar nampak fresh ketika masuk keruang ujian, keluar dari kamar mandi berjalan merunduk kebawah, didepannya seorang perempuan yang terdiam melihat kearahnya, Ran berbelok dan pergi menuju ruang kelas, wanita itu terdiam sejenak ditempat dia berdiri.
            Jam ujian dimulai, semua siswa SMA17 memasuki kelas, didalam kelas X.I pengawas memberikan lembaran soal, dan lembaran jawaban mata pelajaran biologi, Ran mengisi semua lebaran soal karna ia sudah belajar, Rikka yang duduk dibelakang, hatinya berdegup menunggu Ran meminta jawaban paling tidak hanya sekedar bertanya, pagi itu Ran tidak bertanya apapun, membuat hati Rikka menjadi bingung.
            Rikka: Apakah aku melakukan suatu kesalahan dengan Ran kemarin?, bertanya pada dirinya sendiri,
            Pengawas ujian: Waktu menegerjakan soal telah habis, silahkan dikumpul, untuk lembaran jawaban berada di samping kanan, dan untuk lembaran soal berada disamping kiri meja, di persilahkan bagi siswa yang ingin istirahat.
Ran berjalan keluar menuju pintu selangkah lebih maju dari langkah Rikka, Rikka ingin sedikit membuka percakapan dengan Ran, tapi sulit dirinya untuk mengutarakan walaupun hanya beberapa kata.
            Rikka: R,,,Ra,,,,N,,,Ran,
Ran berdiri didepan pintu kelas dan melihat seorang perempuan yang manis rambutnya berwarna kuning kecoklatan, lalu didepan matanya,
            Ran: Rikka bagaimana harimu?
            Rikka: Hariku?
            Ran: Kenapa? Apa perasaanmu sedang nggak enak?
            Rikka: Iya, tapi sekarang sudah lebih baikan, pelajaran biologi kamu sangat menguasainya ya?
            Ran: Hahah begitulah sambil menggaruk, kepalannya?
            Rikka: Ran,,,,
Rikka memandang wajah Ran yang sedikit lebih tinggi dari padanya, dengan pandangan yang serius, “Aku punya dua tiket pemancingan di kolam pemancingan Anggrek9, wajahnya sedikit memerah, maukah kau menemaniku mengisi liburan ini”?
            Wajah Ran mulai memerah, dengan raut wajah yang sedikit membingungkan, didalam hatinya aku tak pernah mengisi liburan ku dengan seorang wanita, dan aku belum mempunyai pengalaman dalam berkencan, pikir Ran, tidak ini bukan tawaran kencan tapi ini tawaran dari teman yang baik.
Ran: Iya kita akan menghabiskan waktu bersama, ucapanya dengan lantang sambil menutup mulutnya yang berkata tidak pada tempatnya.
Rikka yang mendengar itupun semakin malu dibuatnya.
            Rikka: Iya aku tunggu, menutup wajahnya yang kian memerah, ia berlari kearah kiri kekolam klub  renang,
            Ran: Tunggu,,, menahan Rikka yang telah berlari. Anak itu, kapan mau berangkatnya jam berapa, belum diberi kepastian, Ya sudahlah kalo begitu,
            Ran menghampiri Reza yang keasikan menggambar di pojokan kelas, ketika jam istirahat,
            Ran: Za,, Ran meletakkan tanganya diatas meja, sambil melihatkan kupon gratis mancing bareng Anggrek9,
            Reza: Pasti kamu mau mengajak aku mancing bareng waktu libuaran ya, coba cari tempat paling romantis buat liburan, dan coba kamu cari pacar, biar gak ngajak aku terus, aku sibuk waktu liburan ini ucap Reza,
            Ran: Za aku diajak Rikka untuk mancing bareng waktu liburan?
            Reza: Jadi temanku sudah punya pacar? Sambil  terseyum, Jadi masalahnya apa sekarang?
            Ran: Masalahnya aku belum pernah berduaan dengan perempuan, apa yang harus aku lakukan sewaktu aku berduaan dengannya?, Dan dia nggak nentuin waktunya, mau ditanya tapi ia tak memberi jawaban, berlari begitu saja,
            Reza: Coba aku lihat tiketnya, mengambil tiket (kupon berlaku dari tanggal 28 Desember sampai dengan 7 Januari), dibalik kupon itu tulisan tangan  kecil disisi kanan bawah dengan pena hitam, 087706012215, hubungi no ini.
 Reza: Ini No telpon Rikka,
Ran: Mana?
Reza: Ini, pasti dia sendiri yang menulisnya ini khusus untukmu? (Hubungi No ini) sambil menujukkan no kontaknya.
 Reza: Rikka cukup populer disekolah ini, sampai kelas 3 pun mengenalnya, banyak yang berkata dia imut, cerdas lagi, pasti banyak yang iri jika kau bersamanya, termasuk temanmu sendiri, Hahahah, Canda.
Jam masukpun tiba, bel untuk kedua kalinya bebrbunyi itu tandanya, ujian akan segera dimulai, ujian selanjutnya adalah Fisika, Ran telah berada didalam kelas, tapi  Rikka belum juga masuk, bangku didepan Ran masih kosong selama 10 menit, dari depan pintu masuk Rikka mengetuk pintu dan permisi buk, Maaf telambat, dari UKS ada yang sakit, menyalimi tangan ibu pengawas, dan mengambil Soal dan lebaran jawaban yang ada didepan, diruang itu susasana sunyi tak ada yang berkata-kata, sehingga Ran harus menahan kata-katanya. Jam pulang, hari itu langit sore sangat cerah dengan warna kemerah-merahan yang berada di ujung barat, jalan didepan sekolah di seberang jalan air sungai mengalir dengan penuh ketenangan air dari bendungan Saka Selabung mengalir memberi kehidupan masyarakat kota, memberi kehidupan pada ikan, mengalir menuju lauant.
            Anak-anak SMA17 pulang, dengan berjalan kaki, dan mobil mewah yang menunggu tuan-tuannya didepan sekolahan, SMA17 mempunyai peraturan sendiri bagi siswa, dan siswi dilarang membawa  kendaraan bermotor ke sekolah, Rikka berjalan sendiri melalui terotoar jalan sekolah yang menurun kebawah mengarah ke stasiun kereta, dengan Heandset yang menempel ditelinganya menuju stastiun tersebut, Heandset yang diguanakan Rikka adalah Heandset mati yang tak berfungsi, yang membuatnya seperti sibuk dan seperti selalu merasa gembira, dan bahagia ditengah-tengah kesunyian yang menghantui hidupnya.
            Ran berjalan melalui trotoar yang dilalui Rikka. Lambayan tangan dari seberang jalan, mengajaknya untuk pergi kesana. Langkah kakiknyapun terhenti, ia menyeberang jalan, mendekati lambayan tangan itu. Ran,, suara yang terdengar dari seorang perempuan yang diliputi cahaya langit sore.
            Ran: Ahh Sendy kau membuatku terkejut?
Mata mereka saling menatap, Sendy dibalut dengan seragam sekoah membuat dirinya semakin menarik, mata mereka bertemu dan saling menatap.
            Sendy: Maaf untuk yang kemaren, aku telah berkata seperti itu!
            Ran: Maaf untuk apa Sen, kamu ngak pernah punya salah denganku, malah kamu selalu baik dengan ku?
            Mereka berdua merebahkan tubuhnya, dan duduk mengahadap kesungai yang mengalir yang membuat banyangan diri mereka di permukaan air yang mengalir.
            Sendy: Maaf  karna, kemaren aku berkata kasar, waktu ujian matematika!
            Ran: Menurutku aku yang mesti berterimakasih denganmu, untuk yang kemaren, karna dengan kamu tak memberikku jawaban, aku berusaha keras untuk selalu belajar, sambil terseyum melihat kearah Sendy.
            Sendy: Liburan semeter ini, kamu mau kemana?
            Ran: Memperlihartkan kupon mancing gratis yang diberikan Rikka, aku diberi Rikka kupon memancing ikan, kalo jadi!, aku mau pergi memancing dengan Rikka, Kalo kamu sendiri mau kemana Sen?
            Sendy: Entahlah, Papa udah memesan tiket untuk liburan di jepang, katanya sekalian main tempat  nenek, sekalian belibur, pantainya bagus, pasirnya putih halus, papa sering main kepantai waktu liburan musim panas, mama juga pernah ikut papa liburan waktu SMA.
            Ran: Ya aku juga pernah ngikut papa kejepang ke pantai Yohana Maehama, Miyakojima memang bener pasirnya halus, banyak gadis-gadis seumuran dengan kita disana apalagi waktu musim panas.
            Mereka berdua mengobrol hingga matahari terbenam, dan warna kemerah-merahan dilangit hilang. Mereka pulang bersama dengan irama langkahnya dan dengan keceriaan menuju ke stasiun kereta.
            Ran: Kamu ngak dijemput Sen, biasanya kamu dijemput?
            Sendy: Papa lagi sibuk ngurus kerjaanya ia lembur, soalnya mau ngambil waktu liburan bareng keluarga?
            Ran: Jadi pulanganya naik kereta ya?, penuh tanya ??
            Sendy: Iya.  Menunggu kedatangan kereta duduk di bangku stastiun kereta
            Ran: Rumahmu masih yang lama kan (di dekat pemancingan Anggerek9),
            Sendy: Iya, didekat pemancingan Anggrek9, kalo maen kesana jangan lupa maen kerumahku No.19   Bapak Ariani dekat perempatan, tapi kalo waktu liburan ini kita lagi nggak ada orang dirumah soalnya kita mau liburan,
            Ran: Iya, terimakasih Sen, keretanya udah dateng tu,
            Pintu kereta terbuka mereka menaiki kereta yang sama dan gerbang yang  sama, hanya ada satu tempat duduk yang kosong, Ran memberikan tempat duduk itu kepada Sendy, Ran berdiri tepat didepan Sendy, mereka berdua hanya terdiam, Sendy merasa ia mempunyai perasaan terhadap Ran, sejak SMP Sendy memang sudah satu sekolah  dengan Ran hanya saja tidak pernah satu kelas, melaikan saat SMA. Sebelumnya mereka tidak pernah mengenal satu sama lain.
            Ran: Sen kamu SMPnya dari mana?
            Sendy: Aku dari SMP4. SMP yang didekat dengan gunung Seminung
            Ran: Aku juga dari sana, tapi aku tak pernah melihatmu,
            Sendy: Mungkin bukan waktunya ketika SMP untuk saling mengenal, tapi sekarang Waktunya?
            Penuh dengan tanda tanya ????????????????? di benak Ran
            Ditengah obrolan mereka, kereta berhenti distastiun pemberhentian pertama, Sendy turun dari kereta dengan kaki kanan melangkah keluar rambutnya terurai keluar menolehkan kepalanya melihat kearah Ran yang berdiri dipiggir pintu keluar kereta, wajah Sendy begitu manis rambutnya yang terurai akibat angin yang berhembus sore itu, hanya senyuman yang terlihat dari raut wajah mereka berdua, senyum kecil yang mempunyai sejuta rahasia yang tersembunyi dibaliknya. Sendy berbalik arah dan melangkah keluar stastiun, Ran melihat langkah sendy dari balik kaca jendela kereta api.
         Sampai dirumah, Ran melepaskan kaus kakinya, dan sepatu dari kakinya yang selalu menemani langkah kakinya kesekolah, diletakan di pinggir pintu masuk, dengan posisi yang sedikit miring.
            Mama: Ran sudah pulang, dari mana pulangnya kemaleman,
            Ran: Iya buk, ada tugas sekolah yang belum diselesaikan,
            Ran menuju kamar tidur, mengganti pakaian dengan pakaian tidur, malam ini  suhunya sedikit dingin, haripun sudah mulai malam tidak baik jika mandi dimalam hari.
            Mama: Ran, ini makan malam mu, mama taruh diluar ya?
            Ran: Iya ma, ntar Ran ambil,
Hari itu adalah hari yang membuat hatinya berdebar dan begitu senang, betapa       tidak ia bisa mengobrol dengan perempuan walapun perempuan itu adalah temannya, baginya hal seperti itu adalah salah satu langkah maju, ia menyalakan lampu belajar membuka buku pelajaran kimia, semua mata pelajaran kebanyakan tentang kimia, fisika, karena Ran berada dikelas jurusan IPA. Pada halaman 67 BAB: DUA membahas tentang Atom, Elektorn, Neutron, dan Proton.
“Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut”.
            Sejenak pikiran Ran melayang membayangkan bom Atom yang pernah dijatuhkan pada perang dunia kedua yang menjadikan dua kota Nagasaki, dan Hirosima sebagai bahan percobaanya, yang menelan banyak korban jiwa hingga menjadi kenangan yang masih membekas hingga saat ini.


            Bom Atom berasal dari percobaan manusia sebagai perkembangan daya pikir dari manusia tersebut, ada dua proses yang menyebabkan Atom dapat menghasilkan ledakan, dan dua proses itu disebut: dua proses teknis yang disebut "fisi dan "fusi" melepaskan gaya dahsyat didalam inti atom ini, meskipun reaksi ini semula tampaknya terjadi didalam inti atom,sebenarnya semua komponen atom terlibat,reaksi yang disebut fisi adalah dimana inti atom membelah menjadi fragmen,dan reaksi yang disebut fusi membawa dua inti bergabung dengan sebuah gaya yang kuat.dalam kedua reaksi ini,energi dalam jumlah besar dilepaskan dan jadilah reaksi berantai.

Ledakan atom terjadi karena Uranium ditembakkan atau dibombardir oleh neutron,ini memang disengaja, maka terjadilah reaksi berantai yang terus menerus menghasilkan energi yang dahsyat dan mematikan ditambah kecepatan dan masa benda itu,seperti pokok teori yang digunakan einstein untuk membuat bom atom ini: "E(energi)=M(massa)xC(kecepatan) kuadrat”. Dalam percobaan fisi, ilmuwan menembakkan sebuah neutron pada inti uranium dengan kecepatan tinggi. maka terjadilah situasi yang sangat menarik. Setelah neutron diserap inti nuranium ,inti uranium menjadi sangat tidak stabil, inti atom tak stabil berarti ada perbedaan jumlah proton dan neutron didalam inti yang menyebabkan ketidakseimbangan didalam strukturnya. Karena itu inti memulai pembelahan menjadi fragmen dan memancarkan sejumlah energi untuk menghilangkan ketidakseimbangan ini.inti,dibawah pengaruh energi yang dilepaskan, mulai mengeluarkan komponen-komponen yang dimilikinya dengan kecepatan tinggi.




           Mengingat hasil percobaan ini, neutron diakselerasi dan uranium dibombardir dengan neutron di dalam lingkungan khusus yang disebut "reaktor". Namun uranium dibombardir dengan neutron menurut ukuran tertentu,tidak secara acak,karena setiap neutron yang membombardir atom uranium harus dengan cepat mengenai uranium pada titik yang dinginkan.karena itu percobaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan segala kemungkinan,jumlah uranium,jumlah neutron untuk menembak uranium,durasi,dan kecepatan tembak neutron harus dihitung dengan seksama dan jadilah bom atom seperti yang sudah di uji coba di Hiroshima dan Nagasaki.
            Ran mengganti buku pelajaran dengan buku horor, udara malam yang masuk melalui jendela dingin terasa berhembus, membuat suasana semakin menyeramkan, diluar sepi, dengan bunyi angin yang berhembus, malam pukul 23.13, seorang muncul dari lorong menikam wanita yang berjalan melalui lorong itu, darah mengalir dengan tubuh yang kaku dan rambut yang kusut tergeletak dipinggir gang tidak ada yang melihat kejadian itu, hingga paginya seorang pria menemukan mayat perempuan tersebut. Sampul buku kisah horor itu ditutup sampai dengan halaman 63, malam ini ia tertidur pukul 23. 43 sangat malam bagi seorang pelajar untuk tidur malam itu.
            Tubuhnya diatas sofa tidur terlentang, tangan kiri dan kanan terbuka lebar, ia tidur dengan posisi seperti itu, tubuhnya yang lelah ditambah pikiranya yang harus mengingat setiap rumus dari lembar buku, istirahat untuk menghadapi tantangan selanjutnya pada hari esok, hari esok hari terahir ujian sekolah, dan tandanya musim liburan akan tiba, dimana anak-anak akan mengunjungi tempat wisata bersama orang-orang yang mereka sayangi.
            SMA17 taman sekolah, air mancur taman sekolah, crik ,crik, percakan air diatas keramik diikuti sinar langit mentari pagi yang menghangatkan tubuh ini, Ran duduk sendirian di tepi kolam air mancur, udara pagi itu terasa sejuk untuk istirahat sementara , sebelum memasuki ruang kelas, dan menghadapi ujian, Rikka mengampiri Ran yang duduk sendirian di tepi kolam air mancur.
            Rikka: Sendirian ya?
            Ran: Rikka mau kemana?
            Rikka: Aku!, Membuka buku kimia, duduk dipinggiran kolam,
            Ran: Jadi itu khasiat orang pintar, sambil tertawa. Memperhatikan Rikka yang terus belajar untuk ujian pagi ini,
            Ran: Rikka, An,,,a,,,,An,,, mengenai kupon gratis itu, kapan kita kesana, sedikit kaku?
            Bell masuk berbunyi, Rikka belum memberi jawaban kepada Ran, diruang kelas Rika terlihat sedikit kaku dengan gerak-gerik tubuhnya yang gemetar, berbeda dengan biasanya ia memalingkan wajahnya dari pandangan Ran, merunduk kebawah kemerah-merahan terlihat jelas dipipinya.
            Pengawas ujian masuk, hari ini pengawasnya seorang perempuan yang masih terlihat muda dan belum menikah, ia membagikan soal, pengawas itu ramah sekali dan mudah berbaur dengan siswa diruang kelas, ia berjalan sembari membagikan lebaran soal dan jawaban kepada siswa, dan siswi, ia memberikan lembaran soal dan jawaban kepada Reza, pandangan Reza tak dapat beralih, Reza kelihatan sangat bersemangat dengan pengawas itu. Satu persatu lembaran soal dibagikan, Sendy disebelah kiri Ran telah mendapatkan soal, Ran melirik dengan penuh perhatian dan penasaran, pengawas itu memberikan soal kepada Ran sembari berkata Ran apa rencanamu liburan ini, apa kamu mau pergi dengan seseorang yang kamu cintai  ia melirik kearah Sendy, dan menepuk punggung Rikka dari belakang. Rikkapun tersentak dan diam.
            Soal kimia hari ini sangat asik untuk dikerjakan, tinggal menunggu hasil dari ujian hari ini yang akan diumumkan dimading, menunggu hasil jerih payah selama satu minggu full. Didepan kelas pengawas perempuan itu terus berbincang dengan asiknya.
            Ibu Guru: Liburan sekolah 2 hari lagi lho, ibu punya tempat liburan yang bagus buat kalian, ada resort baru diarah selatan  namanya resort Ria, resort itu baru akan dibuka awal liburan anak sekolah jadi buat kalian yang mau main, langsung aja datang ke Resort ibu,
            Bu, kalo satu minggu pertama pembukaan, biasanya, gratis masuk, makan, dan main, teriak siswa kelas,
            Ibu Guru: Di resort ibu untuk satu minggu pertama memang gratis makaya ibu ngajak kalian main kesana, tapi kalo nginap bayar?
            Ibu Ria baik bener, ucap anak kelas,,,,,,
            Sampai jam ujian berahir Rikka masih tetap terdiam,
 Ran: Rikka nggak pulang kata Ran disebelah meja Rikka
 Rikka: Hah,,,, Aku masih ada Exschool renang kalo kamu mau duluan ya gpp!
Rann,,,, Rannn,,, Panggil Reza, berbisik,,
Reza: Ran aku punya buku baru khusus untuk mu, sambil memperlihatkan buku dengan judul Tips Berbicara dengan Pacar Baru,
Rikka yang duduk disebelah Ran melihat judul buku itu, dan wajahnya tersipu malu sedikit kemerahan, ia berlari keluar kelas, berteriak aku pergi dulu,
Ran: Reza ini apa-apaan, Rikka melihatnya,
Reza: Ah sudahlah apa kau tak butuh dengan buku ini. Berjalan keluar dengan buku dalam genggamanya
Ran: Hey Reza aku butuh buku itu,
Reza: Na itu baru temanku, biar enak kita kekantin dulu, aku dengar anak-anak tahun ini cantik-cantik semua, pasti mereka sedang dikantin,,,,, (dengan pikiran mesumnya)
Reza: Hari ini biar aku yang traktir mau pesan apa Ran?, Nasi goreng, Bakso, atau Roti,
Ran: Kayak biasanya Roti dengan ayam goreng, minumanya teh aja,
Reza: Oke. Reza memesan makanan,
Antrian makan siang selalu penuh, semua yang memesan makanan kebanyakan gadis-gadis  Reza memesan makanan ditengah kerumunan gadis-gadis, membuat hidupnya semakin bersemangat untuk bersekolah. Di depan perpustakaan didalam kotak dibalik kaca, anak-anak berkumpul melihat nilai hasil ujan hari ini kabar  itu terdengar sampai kemeja makan kantin.
Ran: Aku mau liat nilai dulu ya?, ucap Ran terburu-buru,
Reza menahan tangan Ran
Reza: Isi buku ini kan belum di baca, apa kau mau meninggalkan tips pertama dari buku ini, nantikan bisa dilihat nilainya!, membujuk Ran
Ran duduk kembali, dan melanjutkan membaca buku itu, bagian pertama: kata-kata untuk PDKT (Hy, Lagi Apa, Bagaimana Harimu?)
Ran: Tapi Za Aku masih gugup, jika bertatap mata dengannya,
Reza: Itu gampang, si Reza yang baik hati pasti akan membantu, besok yang harus kamu siapkan adalah pakaian yang bagus, sebelum berangkat ke kolam SMS aku dulu biar aku bisa bantu,
Ran: Kamu adalah shabat terbaikku. Sambil memeluk erat tubuh Reza,
Sendy datang, dari lorong kelas,
Sendy: Selamat ya! (Ran), nilai mu tertinggi ke empat (kimia) di kelas, pasti kamu bekerja keras,
Reza: Luar biasa Ran,
Reza: Nilaiku dapat peringkat berapa Sen,
Sendy: Dapet ke 48 dari 49 siswa,  
Reza: Kejamm,, terlalu kejam,, Aku tak bisa menerima semua ini. Ini perlu pembaharuan nilai, di semester yang akan datang aku akan menjadi yang  terbaik,
Sendy: Aku pulang dulu ya, masih banyak yang harus aku kerjakan,
Sendy pulang  sekolah lebih awal banyak yang harus dipersiapkan untuk keberangkatanya besok pagi ke jepang, setelah cukup lama berada dikantin bersama dengan Reza, Ran memutuskan untuk pulang terlebih dahulu dari Reza, hari ini Ran harus pergi ke sebuah toko roti yang ada dipinggir Jln. Ahmad Yani, Jati kuning, toko roti itu adalah toko roti terlengkap yang ada dikota itu, Welcome, Ran memasuki toko roti, ia melihat banyak roti dari yang mewah, dan mahal harganya sampai dengan roti dengan harga biasa. Ran membeli roti lapis, ia disuruh ibunya sehabis pulang sekolah untuk membeli roti, seusai membayar Ran keluar dengan membawa satu kantong plastik putih yang berisi roti lapis dan beberapa selai kesukaan mama.
Ran menunggu taksi yang akan mengantarkanya kestastiun kereta, berdiri dipinggiran jalan didepan toko roti di bawah pohon yang menjadi penghias jalanan kota, lampu-lampu jalanan menyinari jalanan yang mulai gelap di tinggalkan sang mentari senja, Ran melihat Sendy berjalan didepannya, perempuan itu berbalik dan berkata:
Sendy: Ran kok malam-malam begini kamu belum pulang?, tanya Sendy
Ran: Iya abis disuruh mama buat beli roti, persediaan dirumah habis, kamu disini sendirian?? mau kemana?
Sendy: Ini lagi belanja buat keperluan besok,
Ran: Kamu besok jadi ya berangkatnya?
Sendy: Iya jadi ini lagi beli persiapan untuk besok,
Mereka berdua kelihatan begitu dekat, apa ini karena persahabatan mereka yang telah terjalin cukup lama. Di seberang jalan tempat mereka mengobrol Rikka dengan pakaian tidurnya melintas didepan mereka, Rikka melihat mereka berdua, mengobrol asik, dengan tubuh yang begitu dekat, ada rasa sedikit kecewa di hati Rikka, langkahnya begitu cepat menghindari mereka berdua, wajahnya berubah menjadi murung.
Apa itu benar-benar Ran, apa itu benar-benar Sendy,
Kenapa mereka begitu dekat?
Ada hubungan apa antara mereka sebenarnya?
Sejak kapan mereka seperti itu??, penuh tanya dibenak Rikka
Rikka: Aku pulang, Ucap Rikka saat membuka pintu rumahnya
Ibu Rikka, berada di ruang tamu menikmati tontonan yang disajikan salah satu tayangan Tv swasta,
Risa (Ibu Rikka): Nak, gimana kabar mamanya Sonia,  apa ia baik-baik saja?
Rikka: Iya bu, jawab Rikka dengan dahi yang sedikit mengkerut kebawah, sedih, memegang buku yang baru di pinjam dari sonia,
 Sonia  adalah teman satu letingan Rikka yang duduk dikelas X.IV, sonia menjadi teman Rikka sejak mereka masih kecil, dikarenakan mamanya Rikka adalah teman sekolah sekaligus teman arisan mama sonia
Ibu: Rikka wajahmu kenapa kelihatan begitu murung, sedih, apa terjadi sesuatu dengan keluarga Sonia,
Rikka: Nggak ada apa-apa buk!. Bu dulu waktu SMA ibu pernah tidak merasa diri ini lemah saat melihat teman laki-lak ibu mengobrol bersama teman perempuanya?
Ibu: Itu hal yang wajar anakku, namanya sahabat, sahabat itu adalah hal yang tak tergantikan yang ada hinggga tiada, kamukan masih SMA jadi wajar jika sering mengalami hal seperti itu, memberi nasehat dengan irama yang sedikit pelan, mencermati jalan dan perasaan sang anak. Nggak usah dipikrin itu hal yang biasa terjadi dengan mama dulu, tapi kalo lagi seperti itu biasanya mama sering bawa minum es di toko es Rainbow, dekat jembatan kuning, dari dulu esnya memang enak sampai sekarang, Rikka udah pernah coba belum???, mending nonton dengan mama dan adik kecilmu, tapi bukunya disimpan dulu,
Rikka: Iya ma, meletakan buku di lemari buku yang ada dikamar bagian pojok kanan kamar, dekat dengan ikan hias kesayangan Rikka,
Rikka: Papa mana ma? Udah jam 9 malem belum pulang, biasanya jam 8 malem udah pulang?
Ibu: Ayahmu tadi siang pulang tapi ia langsung ke bandara katanya ia mau kejepang ada tugas katanya, ya sekaligus liburan. Gimana hasil ulanganmu hari ini, apa memuaskan?
Rikka: Ya seperti biasa bu?
Ibu: Seperti biasa gimana tanya Ibu sedikit  kebingungan?
Rikka: Iya bu, anakmu ini dapet nilai tertinggi lagi, irama bebicara Rikka berubah sedikit bergembira,
Ibu: Anak Ibu memang hebat, dari kecil nilainya yang selalu tertinggi,
Rikka: Kan aku anak Ibu yang cantik lagi cerdas,,
            Pagi hari diamana Rikka dan Ran pergi memancing bersama, hari yang cerah, matahari naik keatas memeacarkan sinarnya, masuk melaluli celah-celah kamar dan menghangatkan wajah Rikka yang tertidur dengan senyuman.
            Rikka, Rikka,,,. Ibu membangunkan Rikka yang tertidur nyenyak, tangannya menarik selimut  hangat Rikka,
Ibu: Rikka katanya kamu ada janji pagi ini?
            Rikka: Iya ma, sambil menarik selimutnya kembali,
Seluruh bandanya diselimuti selimut yang selalu menghangatkan tubuhnya setiap malam. Rikka bangun dengan irama terkejut, berdiri di atas tempat tidur,  Hoam,, mana?,mana?,mana? melihat kiri, kanan apa yang harus di lakukan, melihat jarum pendek jam kearah 09.00 pagi,
            Ibu: Mandi Rikka sayangku, jawab mama yang berdiri didepan Rikka, abis itu sarapan.
            Ooo melompat dari tempat tidurnya berlari kekamar mandi,,
            Dasar anak itu, kelewat cerdas, Ucap Ibu,  sedikit meledek anaknya,