Terbangun dalam mimpi menyedihkan teringat kenangan yang
tertinggal, saat aku berada dipangkuan mereka, heningku terbangun dipagi hari
saat cahaya matahari menembus jendela kamar, kesunyian yang kurasakan mengalir
di seluruh tubuh, menjadikan ku tak dapat bergerak, perlahan air mata mengalir
membasuh rambut-rambut kecil dipipiku.
Dua tahun yang lalu saatku mulai
meninggalkan mereka, saatku mulai belajar membunuh perasaan sendiri, kesunyian
yang selalu kurasakan, mulai terbiasa bergelut dengannya, tak ada tempat untuk
berkeluh kesah waktupun enggan untuk mendengarkan isi hatiku. Mulai belajar
untuk membiasakan hidup dalam keheningan hingga saatnya aku termakan didalam
gelapnya malam, tak dapat melihat siapa yang datang, hadir memberikan setitik
cahaya terang, yang membuatku terpaku.
Rasaku telah mati bersama sang
waktu, kesunyianku telah memakanku, langkahku semakin tak menentu, aku tak tahu telah berapa lama merasakan hal
ini, disetiap paginya selalu ingin melihat senyumu, senyummu yang membangunkan
tidur panjangku, senyummu adalah semangatku disetiap waktu, membuatku berpikir
keras untuk melawan kesunyian ini.
Mereka berdua memberikan kenangan
yang membekas, seperti jejak kaki sang kuda diatas tanah yang dibasahi air
hujan, hingga aku terlaut didalamnya, dan yang kurasakan saat ini merupakan
bekas kaki kuda yang dibasahi air hujan untuk yang kedua kalinya, dihapuskan
oleh air yang turun dari langit, hingga aku merasa kedinginan kesunyian
menunggu dibawah pohon menanti hangatnya senyummu.
Disaat tak ada mereka, aku berharap
pesanmu selalu datang dibawa sang burung merpati disetiap paginya, dan senyummu
menghangatkan tubuhku yang menggigil, dan tanganmu mengusap air mata yang jatuh
dipipiku, merasakan nadiku, Apakah aku masih bisa melihat dirimu?, bangunkan
aku dari tidurku, bawalah aku lari dari kesunyian ini, hingga aku benar-benar
merasa hidup untuk yang kedua kalinya
TERSENYUMLAH..............................!
0 Response to "TERSENYUMLAH"
Posting Komentar