MENJADIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MANUSIA

الحمد لله العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين {أما بعد}

WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Religion without science is lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya mendorong studi ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan sumber tunggal yang menjadikan jawaban pasti dan akurat.
Selain dari pada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tanpa panduan agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam mencapai hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak memperoleh bukti yang meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia membuat sebuah perdaban baru yang kemudian memunculkan pengertian bahwa Islam adalah sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya berdimensi theological, ritual, dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara termonologi, Islam adalah agama yang disampaikan oleh Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui wasilah Malaikat Jibril as. agar disyiarkan kepada seluruh makhluk di dunia ini, dan karena Islam merupakan ajaran yang ilmiah, maka Islam memilki panduan yang sempurna yakni al-Qur’an. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is the father of all the science and al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh ilmu pengetahuan dan al-Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui penjelasan ini, maka pada kesempatan yang baik ini, kami akan membahas tentang “MENJADIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MANUSIA” dengan rujukan al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 :

الر ج كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (1(
Artinya : “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim : 1)

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan menggunakan bentuk jamak untuk kata (الظلمات) yang berarti aneka gelap, sedang (النور) dengan berbetuk tunggal. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacam-macam  serta  beraneka  ragam  dan sumbernya pun banyak. Setiap benda pasti mempunyai bayangan, dan bayangan itu adalah gelap, sehingga gelap menjadi banyak, berbeda dengan an-nuur atau cahaya yang menerangai dan tidak pernah memberi gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan bahwa adalah sebagai pedoman hidup manusia.  Al-Qur’an juga memberikan petujuk kepada umatnya melalui pengetahuan didalam Al-Qur’an banyak sekali dijelaskan ayat-ayat atau cerita masa lalu yang berisi pengetahuan, peringatan, kisah masa lalu dan petunjuk masa depan.
Dari keadaan gelap gulita menuju cahaya yang terang benderang. Keadaan gelap gulita dimaksudkan bahwa pada saat itu mereka masih belum beriman, sering melakukan perbuatan dosa, kafir dan suka membangkan perintah-perintah tuhanya, sehingga dengan diturnkanya Al-Qur’an lalu mereka beriman / menyakini Al-Qur’an mereka dibukakan Allah, diberikan Allah cahaya yang terang benderang yaitu cahaya ke Islamanya yang akan membawa mereka kepada keselamatan pada dunia dan akhirat.
Selain Al-Qur’an, Hadits juga menjadi pedoman hidup umat Islam yang kedua, diamana Hadits berfungsi sebagai pelengkap Al-Qur’an, merinci ayat yang bersipat umum, membatasi keumuman suatu permasalahan dari Al-Qur’an, menetapkan hukum baru yang belum pernah ada di dalam Al-Qur’an, dan mengukuhkan hukum yang sudah ada,. Hadits merupakan pekataan, perbuatan, ataupun ketetapan yang datangnya dari rasulullah Saw, dan merupakan pedoman hidup umat Islam yang kedua setelah Al-Qur’an.

 قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

            Artinya: Katakanlah "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Imran : 31)
            Ayat diatas mengatakan bahwa hadits merupakan pedoman hidup umat Islam, hal tersebut terlihat dalam kata "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,” ikutilah aku disini berati mengikuti nabi Muhamad Saw, sedangkan hadits itu bersumber dari nabi Muhamad Saw, jadi ayat diatas menerangkan bahwasanya, “jika seseorang benar-benar mencintai Allah atau beriman maka ia harus menjadikan Sunah-sunah nabi (Hadits) sebagai pedoman hidupnya, karena dengan begitu Allah SWT akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosa hambanya dan membukakan pintu ketentraman dalam menjalani hidupnya sebagai salah satu balasan bagi hamabnya yang menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidpunya.

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Di dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :

ما حذروا به من أمر الله وعقابه ووقائعه بالأمم قبلهم
Artinya: “Apa yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya, dan ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.”
Jika kita perhatikan secara sekasama, maka kita dapati bahwa ayat di atas menjadikan kehadiran al-Qur’an bagi umat manusia mengandung salah satu dari tujuan pokok :
1.      Agar manusia bertakwa kepada Allah atau agar kitab suci tersebut menimbulkan niali-nilai ilmiah bagi mereka, sehingga mereka dapat terhindar dari siksa duniawi dan ukhrawi.
2.      Menimbulkan pengajaran atau pendidikan bagi mereka yakni mengundang mereka untuk berpikir dan ingat sehingga pada akhirnya mengantar mereka bertkawa. Demikianlah menurut Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah.
Hadirin, dengan begitu jelaslah bahwa al-Qur’an dan hadits benar-benar merupakan petunjuk hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. Didalam Al-Qur’an banyak sekali di jelaskan berbagai permasalahan-permasalah kedidupan dunia dan bagaimana cara menyikapinya, sebagai contoh Allah menjelaskan tentang masalah perkawinan dalam Al-Qur’an surah Dzariat ayat 49, Ar-Ruum ayat 21, An-Nisa’ ayat 1 dan masih banyak yang lainya, betipun dengan Hadits, didalam hadits banyak dijelaskan tentang perkara-perkara yang terjadi dimasa lampau, sehingga nabi memberikan nasihat melalui perkataan, atau perbuatan yang hingga saat ini terus kita ikuti dan kita sebut sebagai hadits.
Hadirin, pada akhirnya kami mengajak kepada hadirin sekalian “Wahai saudara-saudaraku mari kita menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup hingga akhir hayat, menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai petunjuk hidup yang akan membawa kita kepada jalan kebenaran yaitu jalan yang diridhoi Allah sehingga kita menjadi umatnya yang beriman yang mampu membawa kehidupan dunia kepada kehidupan akhirat yang penuh ketentraman, ketenangan, dan kesucian.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya

والسلا م عليكم ورحمة الله وبرمكاته



MENJADIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MANUSIA

الحمد لله العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين {أما بعد}

WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Religion without science is lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya mendorong studi ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan sumber tunggal yang menjadikan jawaban pasti dan akurat.
Selain dari pada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tanpa panduan agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam mencapai hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak memperoleh bukti yang meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia membuat sebuah perdaban baru yang kemudian memunculkan pengertian bahwa Islam adalah sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya berdimensi theological, ritual, dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara termonologi, Islam adalah agama yang disampaikan oleh Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui wasilah Malaikat Jibril as. agar disyiarkan kepada seluruh makhluk di dunia ini, dan karena Islam merupakan ajaran yang ilmiah, maka Islam memilki panduan yang sempurna yakni al-Qur’an. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is the father of all the science and al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh ilmu pengetahuan dan al-Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui penjelasan ini, maka pada kesempatan yang baik ini, kami akan membahas tentang “MENJADIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MANUSIA” dengan rujukan al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 :

الر ج كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ((1
Artinya : “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim : 1)

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan menggunakan bentuk jamak untuk kata (الظلمات) yang berarti aneka gelap, sedang (النور) dengan berbetuk tunggal. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacam-macam  serta  beraneka  ragam  dan sumbernya pun banyak. Setiap benda pasti mempunyai bayangan, dan bayangan itu adalah gelap, sehingga gelap menjadi banyak, berbeda dengan an-nuur atau cahaya yang menerangai dan tidak pernah memberi gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan bahwa adalah sebagai pedoman hidup manusia.  Al-Qur’an juga memberikan petujuk kepada umatnya melalui pengetahuan didalam Al-Qur’an banyak sekali dijelaskan ayat-ayat atau cerita masa lalu yang berisi pengetahuan, peringatan, kisah masa lalu dan petunjuk masa depan.
Dari keadaan gelap gulita menuju cahaya yang terang benderang. Keadaan gelap gulita dimaksudkan bahwa pada saat itu mereka masih belum beriman, sering melakukan perbuatan dosa, kafir dan suka membangkan perintah-perintah tuhanya, sehingga dengan diturnkanya Al-Qur’an lalu mereka beriman / menyakini Al-Qur’an mereka dibukakan Allah, diberikan Allah cahaya yang terang benderang yaitu cahaya ke Islamanya yang akan membawa mereka kepada keselamatan pada dunia dan akhirat.
Selain Al-Qur’an, Hadits juga menjadi pedoman hidup umat Islam yang kedua, diamana Hadits berfungsi sebagai pelengkap Al-Qur’an, merinci ayat yang bersipat umum, membatasi keumuman suatu permasalahan dari Al-Qur’an, menetapkan hukum baru yang belum pernah ada di dalam Al-Qur’an, dan mengukuhkan hukum yang sudah ada,. Hadits merupakan pekataan, perbuatan, ataupun ketetapan yang datangnya dari rasulullah Saw, dan merupakan pedoman hidup umat Islam yang kedua setelah Al-Qur’an.

 
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

            Artinya: Katakanlah "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Imran : 31)
            Ayat diatas mengatakan bahwa hadits merupakan pedoman hidup umat Islam, hal tersebut terlihat dalam kata "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,” ikutilah aku disini berati mengikuti nabi Muhamad Saw, sedangkan hadits itu bersumber dari nabi Muhamad Saw, jadi ayat diatas menerangkan bahwasanya, “jika seseorang benar-benar mencintai Allah atau beriman maka ia harus menjadikan Sunah-sunah nabi (Hadits) sebagai pedoman hidupnya, karena dengan begitu Allah SWT akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosa hambanya dan membukakan pintu ketentraman dalam menjalani hidupnya sebagai salah satu balasan bagi hamabnya yang menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidpunya.

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Di dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :

ما حذروا به من أمر الله وعقابه ووقائعه بالأمم قبلهم
Artinya: “Apa yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya, dan ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.
Jika kita perhatikan secara sekasama, maka kita dapati bahwa ayat di atas menjadikan kehadiran al-Qur’an bagi umat manusia mengandung salah satu dari tujuan pokok :
1.      Agar manusia bertakwa kepada Allah atau agar kitab suci tersebut menimbulkan niali-nilai ilmiah bagi mereka, sehingga mereka dapat terhindar dari siksa duniawi dan ukhrawi.
2.       Menimbulkan pengajaran atau pendidikan bagi mereka yakni mengundang mereka untuk berpikir dan ingat sehingga pada akhirnya mengantar mereka bertkawa. Demikianlah menurut Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah.
Hadirin, dengan begitu jelaslah bahwa al-Qur’an dan hadits benar-benar merupakan petunjuk hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. Didalam Al-Qur’an banyak sekali di jelaskan berbagai permasalahan-permasalah kedidupan dunia dan bagaimana cara menyikapinya, sebagai contoh Allah menjelaskan tentang masalah perkawinan dalam Al-Qur’an surah Dzariat ayat 49, Ar-Ruum ayat 21, An-Nisa’ ayat 1 dan masih banyak yang lainya, betipun dengan Hadits, didalam hadits banyak dijelaskan tentang perkara-perkara yang terjadi dimasa lampau, sehingga nabi memberikan nasihat melalui perkataan, atau perbuatan yang hingga saat ini terus kita ikuti dan kita sebut sebagai hadits.
Hadirini, pada akhirnya kami mengajak kepada hadirin sekalian “Wahai saudara-saudaraku mari kita menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup hingga akhir hayat, menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai petunjuk hidup yang akan membawa kita kepada jalan kebenaran yaitu jalan yang diridhoi Allah sehingga kita menjadi umatnya yang beriman yang mampu membawa kehidupan dunia kepada kehidupan akhirat yang penuh ketentraman, ketenangan, dan kesucian.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya

والسلا م عليكم ورحمة الله وبرمكاته













SETITIK CAHAYA DI LANGIT

Posted on 11.15
Langit dimalam hari secerah yang kurasakan saat ini
Terbawa dengan suasana keindahan malam yang tak tergantikan
Bintang yang berkilauan membuat penglihatnya seakan berkhayal dengan apa yang dirasakan

Memang hari ini penuh dengan cobaan yang mendasar
Yang membuat perasaan tak mau mengenalinya
Cobalah engkau bayangkan dan lihatlah langit saat cerah
Sekecil cahaya yang dipancarkan yang bisa mengubahmu Secerah khayal dilangit

Berjuanglah engkau disaat engkau  tak dapat meraihnya
Dan berhentilah disaat semuanya engkau dapatkan
Seperti engkau mendapatkan sekecil cahaya dilangit

Langit telah menggelapkan dirinya
Dan bintangpun telah menyembunyikan sinarnya
Seakan tak pernah kembali cahaya kecilmu
Jangan pernah menunjukan keputusasaan disaat bintangmu tak menunjukan cahaya kecilnya lagi

Esok akan ada malam dimana ia akan memberimu cahaya kecilnya lagi
Dan jangan pernah engkau berpikir hari ini adalah hari terburukmu
Masih banyak lagi hari yang baik yang lebih baik dari hari ini

#66_G_B_U







SIFAT ORANG MUKMIN DAN KAFIR

Posted on 08.08
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SIFAT ORANG MUKMIN DAN KAFIR
            Orang-orang yang beriman menurut Allah adalah orang-orang yang berakal dan Allah menyifatinya  di dalam kitab suci dengan sifat-sifat yang sesuai dengan mereka.
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang menepati janji Allah yang mana mereka mengikrarkan janji tersebut atas diri mereka dari ketaatanya kepada Allah dan rasul-Nya serta melaksanakan apa-apa yang menjadi kewajiban bagi mereka terhadap sesamanya. Mereka melaksanakan itu semua dengan ketaatan dan ikhtiar dengan jiwa yang ridho dan tenang. Dan mereka menyambung tali kasih sayang dan persaudaraan untuk mendekatkan diri pada Allah dan mereka amat takut kepada Allah.”
            Oleh karena itu mereka tidak melakukan perbuatan yang dimurkai Allah sehingga mereka tak berbuat maksiat. Kemudian mereka bersabar apabila ditimpa musibah dan tekun dalam mendirikan sholat yang tepat pada waktunya. Yaitu sholat yang lengkap baik zahirnya maupun batinya. Mereka menyedekahkan hartanya di jalan yang baik secara bersembunyi-bunyi ataupun terang-terangan, kemudian mereka menghapuskan kejelekan dengan kebaikan.
            Maka kemarahan, kebodohan, keburukan, kezaliman, dan penyalahgunaan harta adalah perkataan yang tak pernah terbesit di dalam hati dan diri mereka. Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang beriman dan sholeh dari kerabat mereka. Dan Allah memilihara mereka dengan masuknya malaikat kedalam diri mereka dari setiap pintu dan para malaikat itu amat mencintai mereka dan berkata: “Keselamatan dari Allah bagi kamu sekalian karena kesabaranmu terhadap beratnya ibadah dan kesabaranmu dalam menghadapi musibah hidup dengan jiwa yang tenang.” Dan Allah SWT menyinggung orang-orang yang jahat dengan firman-Nya: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tak pernah menepati janji dan tidak pernah menyambung tali persaudaraan dan menzalimi sesamanya adalah sifat mereka.” Mereka mendapat laknat Allah di manapun mereka berada dan tempat bagi mereka di akhirat adalah neraka jahanam dan sejelek-jeleknya tempat kembali.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



KEUTAMAAN KEBENARAN

Posted on 09.55
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
KEUTAMAAN KEBENARAN
            Kebenaran adalah sumber dari keutamaan dan kemuliaan dan jalan yang menghubungkan kecintaan kepada Allah dan rasul-Nya serta seluruh manusia. Hal ini karena orang yang benar dalam niat, perkataan dan perbuatanya akan terbawa oleh kebenarannya itu kepada kebaikan dan akan ikhlas dalam beribadah kepada Allah serta baik dalam bergaul dengan seluruh manusia.
            Kemudian jika seorang itu masih dalam kebenaraan dan selalu menjaganya serta selalu komit terhadap kebenaraan sehingga kebenaran itu menjadi sifat dan wataknya, maka Allah mencatatnya di dalam golonngan orang-orang yang benar, dan orang-orang yang benar mempunyai derajat yang paling tinggi di antara manusia setelah derajat para Nabi dan Rasul.
            Tidaklah diragukan lagi bahwa orang yang mencapai derajat yang tinggi ini akan dicintai Allah dan rasul-Nya dan seluruh manusia, dengan demikian dia akan bahagia di dunia dan mendapat kemenangan di akhirat dengan menempati surga bersama para Nabi, orang-orang yang benar, para syuhada beserta orang-orang yang soleh.
            Adapun orang yang suka berbohong maka dialah sumber dari keburukan dan sumber dosa serta merupakan jalan yang menghubungkan kepada amarah Allah dan rasu-Nya serta seluruh manusia. Dan cukuplah hukuman bagi pembohong di dunia ini dia akan rendah derajatnya dan tercela, tak dipercaya oleh manusia, dan tak ada yang mengakui kebenaranya walaupun dia benar dan tidak ada yang memberi kepercayaan padanya walaupun dia melaksanakan amanat.
            Dan Allah SWT telah memerintahkan kita untuk selalu berbuat benar dan bergaul dengan orang-orang yang benar.
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan bersamalah dengan orang-orang yang benar”
            demikian pula Rasulullah SAW selalu memerintahkan umatnya untuk berahlak dengan sifat kebenaran dan menjauhkan diri dari kebohongan.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



MUSYAWARAH DALAM ISLAM

Posted on 08.41
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
MUSYAWARAH DALAM ISLAM
Musyawarah merupakan tiang pokok dari pilar-pilar bangunan masyarakat. Sesungguhnya apabila suatu kaum memilih di antara anggotanya orang-orang yang diketahui keutamaanya dan kebaikan pikiranya, kebaikan di dalam menangani perkara dan kaum itu mengamanatkan kepadanya dalam mengatur perkara-perkara mereka maka yang demikian itu lebih dekat kepada kebenaran dan jauh dari kesalahan, serta lebih menjamin  dalam menjaga kemaslahatan manusia, serta menjaga hak-hak mereka tanpa sikap kediktatoran di dalam diri mereka. Untuk itu Allah menjadikan musyawarah sebagai asas dalam hukum Islam dan memerintahkan nabi Muhamad SAW untuk bermusyawarah. Firman Allah SWT:
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam satu urusan”
            Maka nabi Muhamad SAW melaksanakan musyawarah pada zamanya sesuai dengan keadaan umat Islam waktu itu. Beliau bermusyawarah dengan para sahabat dalam sebagian perkara sebagaimana beliau bermusyawarah dengan mereka pada perang Badar dan Uhud. Dan demikianlah nabi Muhamad SAW bermusyawarah dengan para sahabatnya dalam perkara-perkara dunia. Kecuali perkara-perkara yang telah diturunkan wahyu oleh Allah, didalamnya tidak ada musyawarah, demikian pula tidak ada musyawarah dalam aqidah, ibadah  serta masalah halal dan haram, karena semua itu telah diwahyukan oleh Allah dan tiada musyawarah dengan seorangpun.
            Demikian pula yang dilakukan oleh para Khulafaurrasyidin, mereka meminta pendapat seluruh umat Islam dalam perkara politik dan lainya.
            Wahai saudara, saudari sekalian. Lihatlah negara yang paling maju dan paling kuat di zaman modern ini, maka kau akan mendapati bahwa hukum-hukumnya berdasarkan musyawarah kehidupan bangsanya, dan inilah rahasia kebesaran bangsa tersebut dan ketentramanya serta kemajuannya.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



SILAHTURAHMI

Posted on 07.26
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
SILAHTURAHMI
            Setiap orang pasti menginginkan hidup dalam kelapangan dan keluasan rizki dan ingin menikmati kelezatan hidup serta ingin meninggalkan suatu peninggalan yang mulia setelah wafatnya.
            Rasulullah SAW telah menggambarkan jalan untuk mencapai tujuan ini dengan sabdanya, sebagai berikut:
            Barang siapa yang menginginkan agar rezekinya dilapangkan dan umurnya dipanjangkan maka hendaknya dia menyambung tali persaudaraan”.
            Hadits nabi tersebut memberi kita petunjuk kepada hakikat yang abadi yakni apabila kita ingin hidup dalam kelapangan reseki maka hendaknya kita menyambung tali persaudaraan dengan orang-orang yang dekat dengan kita yaitu dengan mengunjungi mereka, menjenguk mereka yang sakit, dan berbelas kasihan kepada mereka yang miskin dengan maksud semata-mata karena Allah SWT.
            Dengan pergaulan yang baik seperti ini kita akan dapat merasakan kecintaan manusia terhadap diri kita sebagaimana kita merasakan kenikmatan dalam diri kita.
            Allah akan berhubungan dengan orang-orang yang berhubungan dengan kerabatnya dan Allah akan memutuskan hubunganya dengan orang-orang yang memutuskan hubunganya dengan sesamanya.
            Nabi Muhamad SAW, dalam sabdanya:
            “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan persaudaraan”.
            Wahai saudara-saudaraku hendaklah engkau menyambung tali persaudaraan untuk menggapai ridha Allah SWT dan janganlah engkau memutuskan tali persaudaraan sebab demikan itu menyebabkan rusaknya kehidupan dan menyebabkan sempitnya rezeki.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



ORANG BERMUKA DUA (MUNAFIQ)

Posted on 07.13
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
ORANG BERMUKA DUA
          Rasulullah SAW, bersabda: “Sesungguhnya engkau akan mendapatkan seburuk-buruk manuisa disisi Allah SWT pada hari kiamat, yaitu orang-orang yang bermuka dua. Dia mendatangi suatu kaum dengan wajahnya yang satu dan mendatangi kaum yang lain dengan wajahnya yang lain (HR. Bukhari).
            Diantara manusia ada manusia yang hidupnya seperti bunglon di tengah masyarakat, berubah-ubah warnanya dan tidak tetap pada suatu keadaan. Inilah segolongan manusia yang kehilangan kepribadianya yaitu orang-orang munafik (penipu).
       Salah seorang dari kelompok orang-orang munafik itu apabila bertemu dengan kita maka wajahnya akan berseri-seri dan seakan-akan dia adalah teman yang bisa dipercaya, yang akan bergembira apabila kita bahagia dan akan sedih apabila kita bersedih serta bahagia dengan kebahagian kita, dan ikut sengsara dengan kesengsaraan kita. Namun sesungguhnya ia amatlah senang apabila kita bersedih dan amat sedih apabila kita kita bergembira dan dia bergembiran dengan kesengsaraan kita serta sengsara dengan kebahagian kita.
       Dan orang-orang munafik itu tidak akan pernah menepati janjinya sebab apabila ia berjanji pastilah ia mengingkari. Dan perkataanya tidak pernah benar  sebab apabila ia berkata pastilah ia berbohong. Dan dia tidak akan pernah dapat dipercaya sebab tiap kali ia dipercaya maka ia akan khianat. Dan kita mendapaatkan fitnah dan permusuhan adalah dari perbuatan orang-orang munafik yang membesar-besarkan hal yang kecil.
     Maka dari itu jauhilah persahabatan dengan orang-orang munafik sebab mereka akan melemparkan kita kedalam kemaksiatan dan kehancuran.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



MAKNA KALIMAT TAUHID

Posted on 08.45
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
MAKNA KALIMAT TAUHID
            Lailahaillallah adalah kalimat yang dikumandangkan oleh kaum muslimin dalam setiap adzan, iqamah dan khutbah serta dalam percakapan. Dengan kalimat inilah bumi dan langit ada dan karena itulah seluruh makhluk diciptakan, dan dengan kalimat itulah Allah mengutus Rasul-Nya dan karenanyalah ditetapkan timbangan amal, dibuat catatan-catatan amal, dijadikan surga dan neraka, dan  dengan kalimat ini manusia akan berhasil di dunia dan di akhirat.
           Kalimat ini adalah pembeda antara kafir dan muslim. Itulah kalimat taqwa dan tali yang kokoh dan juga kalimat ikhlas serta persaksian kebenaran. Kalimat ini mempunyai keutamaan yang besar dan mempunyai porsi yang amat penting di sisi Allah. Barang siapa yang mengucapkannya dengan benar maka Allah akan memasukanya kedalam surga  dan barang siapa yang mengucapkannya dengan penuh kebohongan maka Allah akan memasukanya kedalam neraka selamanya, Allah maha mengetahui apa yang ada dilangit dan dibumi. Kalimat tauhid ini lafaznya pendek dan sedikit jumlah hurufnya dan amat ringan diucapkan dengan lisan namun amat berat dalam timbanganya.
            Dari keutamaan kalimat tauhid ini adalah merupakan kewajiban yang pertama dan terakhir bagi umat manusia, dan merupakan sebab utama penghapus dosa dan maksiat, serta kalimat ini dapat memberikan rasa aman, tentram, dan dapat membebaskan diri dari kesusahan di dunia dan di akhirat. Dan kalimat ini tidak akan memberikan manfaat bagi yang mengucapkanya kecuali dengan tujuh syarat, yaitu: mengerti, yakin, ikhlas, membenarkan, cinta, tunduk, dan menerima.
       Kalimat ini dapat memperbaharui iman sebagaimana yang disabdakan oleh nabi Muhamad SAW, yang artinya: Perbaharuilah imanmu dengan mengucapkan kalimat tauhid Lailahaillallah.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ